Haul ke-15 Abah Guru Sekumpul dan Rahasia Kewalian Beliau (1)
A
A
A
Ustaz Miftah el-Banjary
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an
Haul Allimul Allamah Quthb Rabbani Kiyai Zaini Abdul Ghani Al-Banjari yang akrab dipanggil Abah Guru Sekumpul dari tahun ke tahun selalu dibanjiri jamaah dan para peziarahnya. Ada lebih jutaan orang yang menghadiri Haul ke-15 kemarin, Ahad 1 Maret 2020 di Kompleks Mushala Ar-Raudhah- Sekumpul Martapura, Kalimantan Selatan.
Sejumlah media yang memuat pemberitaan haul itu memperkirakan sekitar dua hingga empat juta orang datang dari berbagai penjuru daerah, baik lokal maupun dari luar negeri seperti dari Yaman, Madinah al-Munawarah dan Malaysia. Menariknya, setiap tahun semakin marak hadirnya posko-posko gratis yang menawarkan makanan, minuman, dan tempat istirahat secara gratis sepanjang perjalanan yang dilewati.
Misalnya saja, dari Kalimantan Timur hingga Martapura Kalimantan Selatan saja tidak kurang dari 140 buah posko-posko serta para relawan yang seakan berebut agar makanan dan minumannya dinikmati oleh para pengunjung haul. Jadi, dipastikan para pengunjung tidak akan terlantar kelaparan sekiranya tidak membawa bekal sekalipun. Ada pula, sebagian posko atau dermawan yang membagikan BBM dan pulsa bagi para jamaah secara cuma-cuma.
Bahkan, setiap tahun ada saja beberapa fenomena unik, seperti para muhibbin (pencinta) yang rela berjalan kaki dari luar daerah Kalimantan, baik dari Kalimantan Timur, Tengah atau kota lainnya yang jarak tempuhnya bisa mencapai ratusan kilometer dan harus ditempuh berminggu-minggu.
Anda bisa bayangkan betapa macetnya para jama'ah di jalanan yang menghadiri acara menuju puncak haul dan pascahaul tersebut. Pengalaman keluarga besar kami yang menghadiri haul dari kawasan Hulu Sungai dan Tabalong, biasanya mereka memerlukan waktu bertahan satu hingga tiga hari terlebih dahulu untuk bertahan di Sekumpul.
Hal itu biasa para dilakukan oleh para jamaah demi menunggu lapangnya uraian macet yang memanjang sepanjang ratusan kilometer dari Kabupaten Banjar hingga Kabupaten Tapin. Hal itu pun kadang mereka masih tetap harus terjebak dalam kemacetan lebih dari 10 jam, bahkan terkadang ada yang terjebak sehari semalam lamanya.
Pada setiap tahun acara perayaan haul yang biasa diselenggarakan pada awal bulan Rajab ini diadakan selama tiga kali haul. Pertama, rangkaian Haul yang diadakan khusus di lingkungan keluarga kerabat terdekat yang biasanya diselenggarakan di rumah kediaman beliau.
Kedua, rangkaian Haul di Kubah Abah Guru Sekumpul yang biasanya diadakan pada hari Sabtu, malam Ahad. Ketiga, rangkaian puncak Haul pada hari Ahad, malam Senin yang diadakan di Mushala Ar-Raudhah-Sekumpul.
Dari pemberitaan salah media online lokal menyebutkan bahwa panitia penyelenggara haul menerima sekitar 600 ekor sapi serta puluhan ton daging lainnya dari para penyumbang yang menyumbangkan secara sukarela. Sumbangan itu baru jumlah yang terhitung. Belum lagi banyak sumbangan yang tidak/belum terdata dari para muhsinin yang tidak menyebutkan secara pasti sumbangannya.
Ada juga sumbangan sukarela yang tak kalah banyaknya dari masyarakat dalam bentuk lain. Seperti puluhan ton beras, rempah-rempah, kayu bakar dan material lainnya yang tidak bisa terhitung secara detail.
Rahasia kemasyhuran kewalian Abah Guru Sekumpul semasa hidup beliau dikenal memiliki semangat ibadah, semangat ilmu dan mujahadah yang sangat luar biasa menghidupkan kembali sunnah-sunnah Rasulullah SAW . Beliau dikenal sebagai seorang ahli tasawuf yang alim, wara' sekaligus seorang sufi yang ‘abid (ahli ibadah) semenjak masa remajanya.
Salah satu amalan beliau adalah membaca Salawat Nabi lebih dari 30 ribu kali serta mengkhatamkan Dalail Khairat setiap harinya. Demikian pembacaan rutin Maulid Simthud Durar dan Qasidah al-Burdah Imam Busyiri pun dibaca di Majelis ar-Raudhah dalam setiap pekan semasa hidup beliau hingga tetap terus dilanjutkan hingga hari ini.
(Bersambung)
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an
Haul Allimul Allamah Quthb Rabbani Kiyai Zaini Abdul Ghani Al-Banjari yang akrab dipanggil Abah Guru Sekumpul dari tahun ke tahun selalu dibanjiri jamaah dan para peziarahnya. Ada lebih jutaan orang yang menghadiri Haul ke-15 kemarin, Ahad 1 Maret 2020 di Kompleks Mushala Ar-Raudhah- Sekumpul Martapura, Kalimantan Selatan.
Sejumlah media yang memuat pemberitaan haul itu memperkirakan sekitar dua hingga empat juta orang datang dari berbagai penjuru daerah, baik lokal maupun dari luar negeri seperti dari Yaman, Madinah al-Munawarah dan Malaysia. Menariknya, setiap tahun semakin marak hadirnya posko-posko gratis yang menawarkan makanan, minuman, dan tempat istirahat secara gratis sepanjang perjalanan yang dilewati.
Misalnya saja, dari Kalimantan Timur hingga Martapura Kalimantan Selatan saja tidak kurang dari 140 buah posko-posko serta para relawan yang seakan berebut agar makanan dan minumannya dinikmati oleh para pengunjung haul. Jadi, dipastikan para pengunjung tidak akan terlantar kelaparan sekiranya tidak membawa bekal sekalipun. Ada pula, sebagian posko atau dermawan yang membagikan BBM dan pulsa bagi para jamaah secara cuma-cuma.
Bahkan, setiap tahun ada saja beberapa fenomena unik, seperti para muhibbin (pencinta) yang rela berjalan kaki dari luar daerah Kalimantan, baik dari Kalimantan Timur, Tengah atau kota lainnya yang jarak tempuhnya bisa mencapai ratusan kilometer dan harus ditempuh berminggu-minggu.
Anda bisa bayangkan betapa macetnya para jama'ah di jalanan yang menghadiri acara menuju puncak haul dan pascahaul tersebut. Pengalaman keluarga besar kami yang menghadiri haul dari kawasan Hulu Sungai dan Tabalong, biasanya mereka memerlukan waktu bertahan satu hingga tiga hari terlebih dahulu untuk bertahan di Sekumpul.
Hal itu biasa para dilakukan oleh para jamaah demi menunggu lapangnya uraian macet yang memanjang sepanjang ratusan kilometer dari Kabupaten Banjar hingga Kabupaten Tapin. Hal itu pun kadang mereka masih tetap harus terjebak dalam kemacetan lebih dari 10 jam, bahkan terkadang ada yang terjebak sehari semalam lamanya.
Pada setiap tahun acara perayaan haul yang biasa diselenggarakan pada awal bulan Rajab ini diadakan selama tiga kali haul. Pertama, rangkaian Haul yang diadakan khusus di lingkungan keluarga kerabat terdekat yang biasanya diselenggarakan di rumah kediaman beliau.
Kedua, rangkaian Haul di Kubah Abah Guru Sekumpul yang biasanya diadakan pada hari Sabtu, malam Ahad. Ketiga, rangkaian puncak Haul pada hari Ahad, malam Senin yang diadakan di Mushala Ar-Raudhah-Sekumpul.
Dari pemberitaan salah media online lokal menyebutkan bahwa panitia penyelenggara haul menerima sekitar 600 ekor sapi serta puluhan ton daging lainnya dari para penyumbang yang menyumbangkan secara sukarela. Sumbangan itu baru jumlah yang terhitung. Belum lagi banyak sumbangan yang tidak/belum terdata dari para muhsinin yang tidak menyebutkan secara pasti sumbangannya.
Ada juga sumbangan sukarela yang tak kalah banyaknya dari masyarakat dalam bentuk lain. Seperti puluhan ton beras, rempah-rempah, kayu bakar dan material lainnya yang tidak bisa terhitung secara detail.
Rahasia kemasyhuran kewalian Abah Guru Sekumpul semasa hidup beliau dikenal memiliki semangat ibadah, semangat ilmu dan mujahadah yang sangat luar biasa menghidupkan kembali sunnah-sunnah Rasulullah SAW . Beliau dikenal sebagai seorang ahli tasawuf yang alim, wara' sekaligus seorang sufi yang ‘abid (ahli ibadah) semenjak masa remajanya.
Salah satu amalan beliau adalah membaca Salawat Nabi lebih dari 30 ribu kali serta mengkhatamkan Dalail Khairat setiap harinya. Demikian pembacaan rutin Maulid Simthud Durar dan Qasidah al-Burdah Imam Busyiri pun dibaca di Majelis ar-Raudhah dalam setiap pekan semasa hidup beliau hingga tetap terus dilanjutkan hingga hari ini.
(Bersambung)
(rhs)