Melatih Tanggung Jawab Anak dengan Sikap Profesional
loading...
A
A
A
العِلْمُ قَبْلَ القَوْلِ وَالْعَمَلِ
“Berilmu sebelum berkata dan berbuat.”
Sebelum kita melakukan eksekusi terhadap satu perkerjaan, kita ilmui dulu. Penyakitnya kita ini, dalam segala urusan, kadang-kadang kita tidak mau belajar atau membaca atau mencari tahu terlebih dahulu sebelum melakukan eksekusi pekerjaan.
Contohnya, mungkin banyak diantara kita yang jarang membaca buku panduan. Misalnya buku pegangan untuk pengoperasian satu unit, kita jarang baca itu. Kita langsung pegang bendanya, kita otak-atik, akhirnya rusak. Padahal segala sesuatu harus ada SOP-nya, harus ditangani dengan profesional. Kalau tidak maka akan berantakan. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, jika diserahkan urusan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya. Hal ini karena dia akan menanganinya secara amatiran, tidak profesional.
(Baca juga : Wapres Sampaikan Lima Rencana Aksi Menuju Kebangkitan Wakaf Produktif )
"Maka hal ini perlu kita tanamkan kepada anak-anak, semoga ini menjadi jati dirinya, ini menjadi satu tabiatnya, ini menjadi satu sifatnya, yaitu dia tidak akan menangani suatu pekerjaan kecuali setelah dia ketahui betul hal itu kemudian dia menanganinya dengan baik,"ungkapnya dalam majelis ilmu yang digelar Radio Rodja Jakarta tersebut, baru-baru ini. (bersambung)
Wallahu A'lam
“Berilmu sebelum berkata dan berbuat.”
Sebelum kita melakukan eksekusi terhadap satu perkerjaan, kita ilmui dulu. Penyakitnya kita ini, dalam segala urusan, kadang-kadang kita tidak mau belajar atau membaca atau mencari tahu terlebih dahulu sebelum melakukan eksekusi pekerjaan.
Contohnya, mungkin banyak diantara kita yang jarang membaca buku panduan. Misalnya buku pegangan untuk pengoperasian satu unit, kita jarang baca itu. Kita langsung pegang bendanya, kita otak-atik, akhirnya rusak. Padahal segala sesuatu harus ada SOP-nya, harus ditangani dengan profesional. Kalau tidak maka akan berantakan. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, jika diserahkan urusan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya. Hal ini karena dia akan menanganinya secara amatiran, tidak profesional.
(Baca juga : Wapres Sampaikan Lima Rencana Aksi Menuju Kebangkitan Wakaf Produktif )
"Maka hal ini perlu kita tanamkan kepada anak-anak, semoga ini menjadi jati dirinya, ini menjadi satu tabiatnya, ini menjadi satu sifatnya, yaitu dia tidak akan menangani suatu pekerjaan kecuali setelah dia ketahui betul hal itu kemudian dia menanganinya dengan baik,"ungkapnya dalam majelis ilmu yang digelar Radio Rodja Jakarta tersebut, baru-baru ini. (bersambung)
Wallahu A'lam
(wid)