Menelaah Kedudukan Hadis Kiamat di Hari Jumat 15 Ramadhan
loading...
A
A
A
Tersebarnya Hadis Kiamat yang akan terjadi pada hari Jumat 15 Ramadhan 1441 Hijriyah (8 Mei 2020) memantik perbincangan di kalangan umat Islam. Bahkan ada yang ketakutan dan bertanya apakah peristiwa huru-hara itu benar terjadi di bulan ini.
Berikut penjelasan Syeikh Ahmad Al-Misri (ulama dari Mesir) dalam kajian online di Masjid Raya Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, kemarin. Syeikh Ahmad menjelaskan kedudukan hadis Kiamat di hari Jumat 15 Ramadhan tersebut.
Berikut kutipan Hadis yang viral di sosial media tersebut. Semoga umat Islam bisa memahami masalah tanda Kiamat kecil dan tanda Kiamat besar termasuk ilmu fiqihnya.
إِذَا كَانَتْ صَيْحَةٌ فِي رَمَضَانَ فَإِنَّهُ يَكُونُ مَعْمَعَةٌ فِي شَوَّالٍ، وَتَمْيِيزُ الْقَبَائِلِ فِي ذِيِ الْقَعْدَةِ، وَتُسْفَكُ الدِّمَاءُ فِي ذِيِ الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمِ، وَمَا الْمُحَرَّمُ» ، يَقُولُهَا ثَلَاثًا، «هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ، يُقْتَلُ النَّاسُ فِيهَا هَرْجًا هَرْجًا» قَال َ: قُلْنَا : وَمَا الصَّيْحَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : ” هَدَّةٌ فِي النِّصْفِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ جُمُعَةٍ، فَتَكُونُ هَدَّةٌ تُوقِظُ النَّائِمَ، وَتُقْعِدُ الْقَائِمَ، وَتُخْرِجُ الْعَوَاتِقَ مِنْ خُدُورِهِنَّ، فِي لَيْلَةِ جُمُعَةٍ، فِي سَنَةٍ كَثِيرَةِ الزَّلَازِلِ، فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الْفَجْرَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَادْخُلُوا بُيُوتَكُمْ، وَاغْلِقُوا أَبْوَابَكُمْ، وَسُدُّوا كُوَاكُمْ، وَدِثِّرُوا أَنْفُسَكُمْ، وَسُدُّوا آذَانَكُمْ، فَإِذَا حَسَسْتُمْ بِالصَّيْحَةِ فَخِرُّوا لِلَّهِ سُجَّدًا، وَقُولُوا : سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، رَبُّنَا الْقُدُّوسُ، فَإِنَّ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ نَجَا، وَمَنْ لَمْ يَفْعَلْ ذَلِكَ هَلَكَ “
"Bila terdengar suara dahsyat terjadi pada bulan Ramadhan, maka akan terjadi suatu huru-hara pada bulan Syawal, semua suku akan saling berselisih pada bulan Dzulqa'dah, pertumpahan darah terjadi pada bulan Dzulhijjah dan Muharram, dan apa itu Muharram? "Pada bulan itu banyak manusia yang terbunuh." Rasulullah sampai mengulangnya tiga kali. Para sahabat pun bertanya, "Suara dahsyat apa itu, Rasul?" Rasulullah menjawab, "Suara keras yang terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan, yaitu tepatnya malam Jumat, itu suara dahsyat yang nanti akan mengagetkan orang-orang yang sedang tertidur, membuat orang yang berdiri menjadi duduk, para wanita terhempas keluar dari kamarnya. Pada malam Jum'at di tahun tersebut banyak terjadi gempa bumi, jika kalian telah melaksanakan salat Subuh di hari Jum'atnya, maka masuklah ke dalam rumah, kunci pintu rumah, tutup lubang-lubangnya, lindungi diri kalian dengan selimut, tutuplah telinga kalian. Jika kalian merasakan suara dahsyat, maka agungkanlah Allah dengan bersujud, dan berdo'a Subhanal Quddus, Subhanal Quddus, Rabbunal Quddus. Orang yang melakukan hal tersebut itu akan selamat, dan yang tidak melakukannya akan celaka."
Bagaimana Kedudukan Hadis Ini?
Syeikh Ahmad mengatakan, tidak semua hadis yang diriwayatkan shahih kecuali Sahih Muslim dan Bukhari yang diterima oleh umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam setelah Al-Qur'an.
Apakah hadis ini ada dalam Kitab Shahih Muslim dan Bukhari? Jawabannya tidak ada. Lalu, ini Hadis diriwayatkan oleh siapa? Yaitu Nu'aim bin Hammad dalam Kitab Al-Fitan Hadis Nomor 638.
Bagaimana Ulama Menilai Hadis ini?
Kita harus kembali kepada ilmu apakah penilaian hadits ini benar atau tidak? Ternyata ulama bilang ini Hadis Palsu. Yang menyampaikan demikian berarti berdusta atas nama Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam. Na'udzubillahi min dzalik.
Dari Al-Mughirah, ia mendengar Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ كَذِبًا عَلَىَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ ، مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
"Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta pada selainku. Barang siapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di neraka." (HR Al-Bukhari No 1291 dan Muslim No 4)
"Banyak yang share hadis itu ke saya dengan berbagai versi ada yang suara terus diedit videonya untuk menakut-nakuti, sampai ada ibu-ibu telepon saya nampaknya ini udah mau kiamat. Udah Corona nambah lagi kejadian di pertengahan Ramadhan nampaknya akan kiamat. Nah ini menambahkan ketakutan. Kalau hadisnya benar oke, tapi hadisnya palsu," kata Syeikh Ahmad yang sering menggelar kajian ta'lim di kediamannya di Srengseng Jakarta Barat.
Kemudian Imam Adz-Dzahabi menilai dalam Kitab Al-Talfiq bahwa hadis ini Maudhu' (palsu). Kemudian Imam Iibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam Kitab Al-Manarul Munif fi Shahih wa Dhaif beliau mengatakan hadis Maudhu' (palsu). Dan ini hadits tidak ada asalnya, berarti hadis palsu tidak pernah diucapkan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Kemudian Imam Ibnul Jauzi dalam Kitab Al-Maudhu'at mengatakan ini hadis diada-adakan atas nama Rasulullaah shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Kita sudah ingatkan berkali-kali hati-hati ketika anda menyampaikan hadis atau peristiwa hari Kiamat atau tentang hukum, agar kembali kepada ulama yang ahli pada bidangnya. Kita tidak boleh menakut-nakuti orang. Orang yang berakidah lain akan memanfaatkan momentum ini untuk menghujat Islam dan Rasul kita. Mudah-mudahan para jamaah bisa mengkaji ilmu-ilmu agama agar tidak terjadi kesalahan," jelasnya.
Apabila kita belajar ilmu agama kepada ulama yang benar insya Allah kita tidak akan tersesat. Kita harus kembali ke agama yang dipercaya sebagaimana firman Allah Ta'ala:
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
"Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (QS An-Nahl: ayat 43)
Wallahu A'lam Bish Showab
Berikut penjelasan Syeikh Ahmad Al-Misri (ulama dari Mesir) dalam kajian online di Masjid Raya Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, kemarin. Syeikh Ahmad menjelaskan kedudukan hadis Kiamat di hari Jumat 15 Ramadhan tersebut.
Berikut kutipan Hadis yang viral di sosial media tersebut. Semoga umat Islam bisa memahami masalah tanda Kiamat kecil dan tanda Kiamat besar termasuk ilmu fiqihnya.
إِذَا كَانَتْ صَيْحَةٌ فِي رَمَضَانَ فَإِنَّهُ يَكُونُ مَعْمَعَةٌ فِي شَوَّالٍ، وَتَمْيِيزُ الْقَبَائِلِ فِي ذِيِ الْقَعْدَةِ، وَتُسْفَكُ الدِّمَاءُ فِي ذِيِ الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمِ، وَمَا الْمُحَرَّمُ» ، يَقُولُهَا ثَلَاثًا، «هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ، يُقْتَلُ النَّاسُ فِيهَا هَرْجًا هَرْجًا» قَال َ: قُلْنَا : وَمَا الصَّيْحَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : ” هَدَّةٌ فِي النِّصْفِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ جُمُعَةٍ، فَتَكُونُ هَدَّةٌ تُوقِظُ النَّائِمَ، وَتُقْعِدُ الْقَائِمَ، وَتُخْرِجُ الْعَوَاتِقَ مِنْ خُدُورِهِنَّ، فِي لَيْلَةِ جُمُعَةٍ، فِي سَنَةٍ كَثِيرَةِ الزَّلَازِلِ، فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الْفَجْرَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَادْخُلُوا بُيُوتَكُمْ، وَاغْلِقُوا أَبْوَابَكُمْ، وَسُدُّوا كُوَاكُمْ، وَدِثِّرُوا أَنْفُسَكُمْ، وَسُدُّوا آذَانَكُمْ، فَإِذَا حَسَسْتُمْ بِالصَّيْحَةِ فَخِرُّوا لِلَّهِ سُجَّدًا، وَقُولُوا : سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، رَبُّنَا الْقُدُّوسُ، فَإِنَّ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ نَجَا، وَمَنْ لَمْ يَفْعَلْ ذَلِكَ هَلَكَ “
"Bila terdengar suara dahsyat terjadi pada bulan Ramadhan, maka akan terjadi suatu huru-hara pada bulan Syawal, semua suku akan saling berselisih pada bulan Dzulqa'dah, pertumpahan darah terjadi pada bulan Dzulhijjah dan Muharram, dan apa itu Muharram? "Pada bulan itu banyak manusia yang terbunuh." Rasulullah sampai mengulangnya tiga kali. Para sahabat pun bertanya, "Suara dahsyat apa itu, Rasul?" Rasulullah menjawab, "Suara keras yang terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan, yaitu tepatnya malam Jumat, itu suara dahsyat yang nanti akan mengagetkan orang-orang yang sedang tertidur, membuat orang yang berdiri menjadi duduk, para wanita terhempas keluar dari kamarnya. Pada malam Jum'at di tahun tersebut banyak terjadi gempa bumi, jika kalian telah melaksanakan salat Subuh di hari Jum'atnya, maka masuklah ke dalam rumah, kunci pintu rumah, tutup lubang-lubangnya, lindungi diri kalian dengan selimut, tutuplah telinga kalian. Jika kalian merasakan suara dahsyat, maka agungkanlah Allah dengan bersujud, dan berdo'a Subhanal Quddus, Subhanal Quddus, Rabbunal Quddus. Orang yang melakukan hal tersebut itu akan selamat, dan yang tidak melakukannya akan celaka."
Bagaimana Kedudukan Hadis Ini?
Syeikh Ahmad mengatakan, tidak semua hadis yang diriwayatkan shahih kecuali Sahih Muslim dan Bukhari yang diterima oleh umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam setelah Al-Qur'an.
Apakah hadis ini ada dalam Kitab Shahih Muslim dan Bukhari? Jawabannya tidak ada. Lalu, ini Hadis diriwayatkan oleh siapa? Yaitu Nu'aim bin Hammad dalam Kitab Al-Fitan Hadis Nomor 638.
Bagaimana Ulama Menilai Hadis ini?
Kita harus kembali kepada ilmu apakah penilaian hadits ini benar atau tidak? Ternyata ulama bilang ini Hadis Palsu. Yang menyampaikan demikian berarti berdusta atas nama Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam. Na'udzubillahi min dzalik.
Dari Al-Mughirah, ia mendengar Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ كَذِبًا عَلَىَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ ، مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
"Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta pada selainku. Barang siapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di neraka." (HR Al-Bukhari No 1291 dan Muslim No 4)
"Banyak yang share hadis itu ke saya dengan berbagai versi ada yang suara terus diedit videonya untuk menakut-nakuti, sampai ada ibu-ibu telepon saya nampaknya ini udah mau kiamat. Udah Corona nambah lagi kejadian di pertengahan Ramadhan nampaknya akan kiamat. Nah ini menambahkan ketakutan. Kalau hadisnya benar oke, tapi hadisnya palsu," kata Syeikh Ahmad yang sering menggelar kajian ta'lim di kediamannya di Srengseng Jakarta Barat.
Kemudian Imam Adz-Dzahabi menilai dalam Kitab Al-Talfiq bahwa hadis ini Maudhu' (palsu). Kemudian Imam Iibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam Kitab Al-Manarul Munif fi Shahih wa Dhaif beliau mengatakan hadis Maudhu' (palsu). Dan ini hadits tidak ada asalnya, berarti hadis palsu tidak pernah diucapkan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Kemudian Imam Ibnul Jauzi dalam Kitab Al-Maudhu'at mengatakan ini hadis diada-adakan atas nama Rasulullaah shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Kita sudah ingatkan berkali-kali hati-hati ketika anda menyampaikan hadis atau peristiwa hari Kiamat atau tentang hukum, agar kembali kepada ulama yang ahli pada bidangnya. Kita tidak boleh menakut-nakuti orang. Orang yang berakidah lain akan memanfaatkan momentum ini untuk menghujat Islam dan Rasul kita. Mudah-mudahan para jamaah bisa mengkaji ilmu-ilmu agama agar tidak terjadi kesalahan," jelasnya.
Apabila kita belajar ilmu agama kepada ulama yang benar insya Allah kita tidak akan tersesat. Kita harus kembali ke agama yang dipercaya sebagaimana firman Allah Ta'ala:
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
"Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (QS An-Nahl: ayat 43)
Wallahu A'lam Bish Showab
(rhs)