Kisah di Medan Perang yang Bikin Baper
loading...
A
A
A
Kemudian, di saat terjadi perang Khandaq, anak-anak, orang tua, dan perempuan ditempatkan di benteng Hasan bin Tsabit. Alasan Rasulullah menempatkan mereka di sana adalah agar aman, karena benteng tersebut terletak di tempat yang tinggi dan memiliki pagar yang kuat. Hasan, sang pemilik benteng, juga ditugaskan untuk menjaga mereka.
Di antara para perempuan, ada Shafiyyah. Dalam perang ini, Shafiyyah dikenal sebagai mujahidah dan penunggang kuda yang baik. Saat berada di benteng, ia melihat seseorang mengendap-endap dan mendekati benteng. Ia adalah seorang Yahudi yang ditugaskan memata-matai para perempuan, anak-anak, dan orang tua di benteng. Tujuannya untuk menjadikan mereka tawanan jika penjagaan sedang lengah.
Shafiyyah kemudian berkata kepada Hasan bin Tsabit, “Pergilah dan bunuh orang itu”. Hasan menajwab, “Wahai binti Abdul Muthalib, bukankah kau tahu bahwa aku tidak berani melakukannya”.
Rupanya, Shafiyyah bertekad menghadapi mata-mata itu. Ia menuju keluar benteng dengan membawa sebuah tiang. Ketika ada kesempatan, dipukulnya kepala orang Yahudi itu hingga tewas. Shafiyyah kemudian kembali ke dalam benteng dan meminta Hasan bin Tsabit untuk memenggal orang Yahudi itu. Akan tetapi, Hasan bin Tsabit tetap tidak berani.
(Baca juga : Bagi-bagi Kuota Data Gratis, Erick: Bagian dari Indonesia Tetap Kerja )
Shafiyyah kemudian kembali keluar dan memenggalnya. Dilemparnya kepala tersebut ke bawah bukit agar pasukan Yahudi melihatnya. Benar saja, cara itu berhasil menciutkan nyali mereka. Pasukan Yahudi yang menunggu itu sadar bahwa tidak ada gunanya mencoba menjadikan keluarga mujahid sebagai tawanan, karena Rasulullah dan kaum muslimin tidak akan meninggalkan keluarganya tanpa penjagaan yang baik. Atas keberaniannya, Shafiyyah dikenal sebagai wanita muslimin pertama yang membunuh orang musyrik penyerang kaum muslimin.
Shafiyyah dikenal sebagai wanita mukmin yang istiqamah. Walaupun Rasulullah telah wafat, ia tetap memegang teguh ajaran Islam. Shafiyyah wafat pada usia 70 tahun di tahun 20 Hijriah ketika masa kekholifahan Umar bin Khattab. Ia dimakamkan di Baqi’ Ghargqad.
Wallahu 'Alam
Di antara para perempuan, ada Shafiyyah. Dalam perang ini, Shafiyyah dikenal sebagai mujahidah dan penunggang kuda yang baik. Saat berada di benteng, ia melihat seseorang mengendap-endap dan mendekati benteng. Ia adalah seorang Yahudi yang ditugaskan memata-matai para perempuan, anak-anak, dan orang tua di benteng. Tujuannya untuk menjadikan mereka tawanan jika penjagaan sedang lengah.
Shafiyyah kemudian berkata kepada Hasan bin Tsabit, “Pergilah dan bunuh orang itu”. Hasan menajwab, “Wahai binti Abdul Muthalib, bukankah kau tahu bahwa aku tidak berani melakukannya”.
Rupanya, Shafiyyah bertekad menghadapi mata-mata itu. Ia menuju keluar benteng dengan membawa sebuah tiang. Ketika ada kesempatan, dipukulnya kepala orang Yahudi itu hingga tewas. Shafiyyah kemudian kembali ke dalam benteng dan meminta Hasan bin Tsabit untuk memenggal orang Yahudi itu. Akan tetapi, Hasan bin Tsabit tetap tidak berani.
(Baca juga : Bagi-bagi Kuota Data Gratis, Erick: Bagian dari Indonesia Tetap Kerja )
Shafiyyah kemudian kembali keluar dan memenggalnya. Dilemparnya kepala tersebut ke bawah bukit agar pasukan Yahudi melihatnya. Benar saja, cara itu berhasil menciutkan nyali mereka. Pasukan Yahudi yang menunggu itu sadar bahwa tidak ada gunanya mencoba menjadikan keluarga mujahid sebagai tawanan, karena Rasulullah dan kaum muslimin tidak akan meninggalkan keluarganya tanpa penjagaan yang baik. Atas keberaniannya, Shafiyyah dikenal sebagai wanita muslimin pertama yang membunuh orang musyrik penyerang kaum muslimin.
Shafiyyah dikenal sebagai wanita mukmin yang istiqamah. Walaupun Rasulullah telah wafat, ia tetap memegang teguh ajaran Islam. Shafiyyah wafat pada usia 70 tahun di tahun 20 Hijriah ketika masa kekholifahan Umar bin Khattab. Ia dimakamkan di Baqi’ Ghargqad.
Wallahu 'Alam
(wid)