Cinta Tulus Para Sahabat kepada Baginda Rasulullah

Senin, 26 Oktober 2020 - 22:02 WIB
loading...
Cinta Tulus Para Sahabat kepada Baginda Rasulullah
Mencintai dan mengagungkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah kedudukan mulia sehingga umat Islam berlomba-lomba untuk mencintai beliau. Foto ilustrasi/Ist
A A A
Sungguh, tak ada kisah paling indah dan tak pernah bosan untuk diceritakan kecuali kisahnya Baginda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Setiap Rabi'ul Awal , kisah beliau maupun sirahnya selalu dikaji kaum muslimin.

Rabi'ul Awal menjadi berkah tersendiri bagi para pecinta Nabi. Allah Ta'ala memilih Rabi'ul Awal sebagai bulan kelahiran sosok manusia terbaik sepanjang masa. Maka berbahagialah mereka yang mengikuti dan meneladani Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. ( )

Dai lulusan Al-Azhar Mesir Ustaz Muchlis Al-Mughni menceritakan bagaimana kecintaan sahabat kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Dalam edisi "Cinta Rasul" ini, Ustaz Muchlis bercerita kisah sahabat bernama Tsauban bin Bujdad radhiyallahu 'anhu.

Suatu hari, seorang sahabat bernama Tsauban datang menghadap Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Dia datang dengan raut wajah yang kusut, tubuhnya kurus kering dan terlihat kesedihan di wajahnya.

Melihat perubahan pada diri pelayannya itu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bertanya kepada Tsauban: "Wahai Tsauban, apa yang terjadi pada dirimu?"

Tsauban pun menjawab: "Wahai Rasulullah , sebenarnya aku tidak sedang sakit apapun. Hanya saja, jika saya tidak melihat Anda maka lenyaplah kesabaran saya, sampai saya bertemu dengan Anda.

Lalu, ingatanku tertuju ke akhirat, kemudian timbullah rasa kekhawatiranku. Jangan-jangan aku tidak dapat melihat wajah Anda di sana. Sebab aku tahu pasti, kedudukan Anda bersama para Nabi terdahulu.

Dan seandainya aku masuk Surga pun, kondisi tempatku berbeda jauh dengan kedudukkan Anda. Apalagi, jika aku tidak dimasukkan ke Surga maka untuk selama-lamanya aku tidak dapat memandang wajah Anda. Kemudian, bagaimana dengan nasibku kelak di akhirat?"

Sesaat setelah Tsauban menyampaikan keluh kesahnya, Allah Ta'ala menurunkan wahyu kepada Rasullullah صلى الله عليه وسلم. Berikut firman-Nya:

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لَٰٓئِكَ رَفِيقًا

"Dan siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang di anugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (QS. An-Nisaa' [4]: 69). (Baca Juga: Sejarah Maulid Nabi dan Dalil yang Membolehkannya)

Begitulah cinta Tsauban kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Kecintaan serupa juga pernah ditunjukkan Bilal bin Robah radhiyallahu 'anhu, seorang sahabat dari Habasyah yang juga muadzin Rasulullah. Cintanya pada sang Nabi terus tumbuh hingga ajal menemuinya. Sadar akan kehilangan Bilal, keluarganya bersedih dan mengatakan, "Betapa besar musibah"!

Sebelum wafatnya, Bilal berkata: "Betapa bahagia! Esok aku berjumpa dengan kekasih Muhammad dan sahabat-sahabatnya." (Rajulun Yatazawwaju al-Mar-ata walahu Ghairuha, No 285)

Mencintai Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah kedudukan mulia. Umat Islam berlomba-lomba mencintai beliau karena kecintaan kepada beliau dapat menguatkan iman dan menghidupkan hati yang mati. Semoga kita diberi taufik agar dapat mencintai Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan meneladani beliau. ( )

اللهم صلى على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم

Wallahu A'lam
Cinta Tulus Para Sahabat kepada Baginda Rasulullah
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1358 seconds (0.1#10.140)