Aisyah Al-Humaira, Obat dari Atas Langit yang Ketujuh

Jum'at, 30 Oktober 2020 - 06:59 WIB
loading...
Aisyah Al-Humaira, Obat dari Atas Langit yang Ketujuh
Banyak keistimewaan dari ibunda Aisyah radhiyallahuanha ini, salah satunya adalah satu-satunya istri Baginda Rasulullah yang dinikahi dalam kondisi perawan. Foto ilustrasi/ist
A A A
Aisyah binti Abu Bakar merupakan guru bagi kaum laki-laki. Ash-Shiddiqah putri dari ash-Shiddiq seorang khalifah Rasulullah SAW yang bernama Abu Bakar bin Abi Quhafah Utsman bin Amir, al-Qursyiyah at-Taimiyah. Aisyah adalah istri penghulu anak-anak Adam , perempuan yang dicintai Nabi SAW , putri dari laki-laki yang paling dicintai yang merupakan obat dari atas l angit yang ketujuh .

Sosok Ummul Mukminin ini, telah membuktikan kepada dunia sejak 15 abad yang lalu bahwa merupakan perkara yang sangat mungkin apabila seorang perempuan bisa lebih pandai dari kaum laki-laki baik dalam urusan politik atau bahkan siasat perang.

(Baca juga : Khadijah binti Khuwailid : Perempuan Bersih nan Suci, Cinta Sejati Rasulullah )

Kisahnya terangkum dalam kitab "Nisaa' Haular Rasul' dan sangat sarat dengan suri tauladan yang patuh dijadikan panutan oleh kaum perempuan muslim di dunia. Aisyah, bukanlah merupakan alumnus dari suatu universitas, dan tidak pernah pula berguru kepada cendekiawan timur dan barat, akan tetapi Aisyah adalah seorang murid dan lulusan dari madrasah nubuwah , madrasah iman, dan madrasahnya para pahlawan.

Semenjak masa kanak-kanak dia telah dididik oleh syaikhul muslimin dan yang paling utama di antara mereka, yakni bapaknya yang bernama Abu Bakar ash-Shiddiq. Menginjak usia remaja beliau telah dibimbing oleh Nabi umat ini yang juga gurunya, manusia yang paling mulia dan yang paling utama yakni Rasulullah SAW suaminya. Maka berkumpullah pada dirinya antara ilmu, keutamaan dan bayan yang mana sejarah menjadikan beliau sebagai obat yang sangat dibutuhkan sepanjang masa.

Aisyah biasa dipanggil Ummu Abdillah, dan digelari Ash-Shiddiqah (wanita yang membenarkan). la juga masyhur dengan panggilan ummul mukminin, dan Al-Humaira’, karena warna kulitnya sangat putih.

(Baca juga : Saudah binti Zam'ah : Memiliki Kekuatan Jiwa yang Luar Biasa )

Dilahirkan tahun ke-4 atau ke-5 setelah kenabian. la menceritakan, bahwa Nabi pernah mengatakan, “Aku bermimpi melihat kamu sebanyak dua kali. Malaikat datang kepadaku dengan membawa selembar kain sutra sambil berkata, “Inilah istrimu, maka bukalah penutup wajahnya!” Setelah kubuka, ternyata itu adalah kamu. Maka aku berkata, “Sekiranya perkara ini datangnya dari Allah, pasti ia terlaksana.” (HR. Al-Bukhari)

Asiyah dinikahi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atas perintah dari Allah sebagai penghibur setelah wafatnya Khadijah. Rasulullah hendak menikahi Aisyah dan Saudah dalam waktu yang bersamaan namun kemudian beliau menikahi Saudah terlebih dahulu hingga setelah selang tiga tahun beliau nikahi Aisyah pada bulan Syawal setelah perang Badr, maka berpindahlah walimatul ‘ursy yang sederhana ke rumah nubuwah yang baru.

Yakni berupa sebuah ruangan di antara ruangan-ruangan lain yang didirikan di sekitar masjid terbuat dari batu bata dan beratap pelepah daun kurma. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menempatkan atas tidur dari kulit yang berserabut, tiada batas antara dirinya dengan tanah melainkan tikar, dan pada pintu masuk beliau tutup dengan tabir.

(Baca juga : Inilah Sunnah Rasulullah dalam Menyambut Kelahiran Anak )

Pada saat Rasulullah menikahi Aisyah, beliau memberinya mahar sebesar 400 dirham. Menurut riwayat, jumlah tersebut adalah mahar bagi setiap istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dalam kehidupan berumah tangga inilah Aisyah menjadi guru bagi setiap perempuan di seluruh alam sepanjang sejarah. Beliau adalah sebaik-baik istri yang bergaul dengan suaminya, mendatangkan kebahagiaan di hati suaminya dan menyingkirkan apa-apa yang menyusahkannya di luar rumah berupa kesusahan hidup dan rintangan tatkala berdakwah di jalan Allah.

Beliau juga seorang istri yang paling baik jiwanya, pemurah, dan bersabar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menghadapi kefakiran dan rasa lapar hingga beberapa hari lamanya tidak terlihat asap roti ataupun masakan. Beliau berdua hidup dengan hanya memakan kurma dan air.

(Baca juga : Buron Kasus Suap Perkara MA Ditangkap KPK )

Tatkala kemewahan dunia berpihak kepada kaum muslimin, pernah suatu ketika beliau diberi seratus ribu dirham sedangkan beliau dalam keadaan shaum dan beliau sedekahkan seluruhnya hingga tak ada suatu apapun di rumahnya. Salah seorang pembantunya berkata: “Jika masih ada maka belilah daging dengan satu dirham kemudian anda berbuka dengannya!” maka beliau menjawab, “Seandainya engkau berkata sejak tadi niscaya akan aku berikan.”

Kefakiran tidak membuatnya berkecil hati, dan kaya tidak membuat beliau congkak. Beliau menjaga izzah jiwa, sehingga menjadi remehlah dunia pada pandangan matanya. Tidak peduli lagi apakah dunia di hadapan atau di belakangnya.

Beliau juga merupakan istri terbaik yang memperhatikan ilmu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga beliau pada puncak ilmu yang mana beliau menjadi guru bagi kaum laku-laki. Dan mereka menjadikan beliau sebagai rujukan dalam bidang hadits, sunnah dan fikih. Az-Zuhri berkata: “Seandainya ilmu Aisyah dibandingkan dengan ilmu seluruh wanita, niscaya ilmu Aisyah lebih utama.”

(Baca juga : PBB Turut Kecam Perilisan Karikatur Nabi Muhammad )

Hisyam bin Urwah menceritakan dari ayahnya yang berkata: “Sungguh aku telah bertemu dengan Aisyah, maka aku tidak mendapatkan seorangpun yang lebih pintar darinya tentang Al Qur’an, hal-hal yang fardhu, sunnah, sya’ir, yang paling banyak meriwayatkan, sejarah Arab, ilmu nasab, ilmu ini, ilmu itu dan ilmu kesehatan (kedokteran), maka aku bertanya kepada beliau, “Wahai bibi….. kepada siapa anda belajar tentang ilmu kedokteran?” Maka beliau menjawab, “Tatkala aku sakit, maka aku perhatikan gejala-gejalanya dan aku mendengar dari orang-orang menceritakan perihal sakitnya, kemudian aku menghafalnya.”
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2316 seconds (0.1#10.140)