Tiga Calon Sufi, Kearifan, dan Ilham dari Ilmu Perbintangan

Senin, 02 November 2020 - 13:55 WIB
loading...
Tiga Calon Sufi, Kearifan, dan Ilham dari Ilmu Perbintangan
Ilustrasi/Ist
A A A
yaikh Ziauddin Jahib Suhrawardi , mengikuti disiplin Sufi kuno, Junaid al-Baghdadi , dianggap sebagai pendiri tarekat ini pada abad kesebelas Masehi. Seperti halnya tarekat-tarekat lain, guru-guru Suhrawardi diterima oleh pengikut Naqsyabandi dan lainnya. ( )

Idries Shah dalam bukunya berjudul The Way of the Sufi dan diterjemahkan Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha menjadi "Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat" menyebutkan praktik-praktik mereka diubah dari kegembiraan mistik kepada latihan diam secara lengkap untuk 'Persepsi terhadap Realitas'. ( )

Bahan-bahan instruksi (pelajaran) tarekat seringkali, untuk seluruh bentuk, hanya merupakan legenda atau fiksi. Bagaimanapun bagi penganut, mereka mengetahui materi-materi esensial untuk mempersiapkan dasar bagi pengalaman-pengalaman yang harus dijalani murid. Tanpa itu, diyakini, ada kemungkinan bahwa murid dengan sederhana mengembangkan keadaan pemikiran yang sudah berubah, yang membuatnya tidak cakap dalam kehidupan sehari-hari.

===

TIGA CALON SUFI


Tiga orang berhasil memasuki lingkaran Sufi , meminta izin untuk pengajarannya. Salah seorang di antara mereka hampir saja melepaskan diri, marah karena perilaku aneh sang guru.

Yang kedua, diberitahu oleh murid-murid lainnya (atas petunjuk guru) bahwa guru tersebut seorang penipu. Ia segera mengundurkan diri.

Yang ketiga dibiarkan bicara, tetapi ia sama sekali tidak ditawari pelajaran dalam waktu yang lama, hingga ketertarikannya hilang dan meninggalkan lingkaran tersebut.

Ketika semuanya pergi, sang guru berkata demikian:

"Orang pertama adalah gambaran tentang prinsip: 'Jangan menilai hal-hal fundamental melalui penglihatan'."



Orang kedua adalah gambaran tentang keputusan, 'Jangan menilai hal-hal yang amat penting hanya dengan mendengarkan.'

Orang ketiga adalah contoh tentang ucapan: 'Jangan menilai melalui pidato (ceramah), atau kekurangan akan hal itu'."

Ditanya oleh murid, mengapa para pelamar tidak diberi petunjuk dalam persoalan tersebut, sang guru menjawab:

"Aku di sini untuk memberi pengetahuan yang lebih tinggi; bukan mengajar orang-orang yang menganggap bahwa mereka sudah tahu di lutut ibunya."




MEMBUATKU BERPIKIR TENTANG ...


Suhrawardi mengatakan:

"Aku pergi menemui teman, dan kami duduk mengobrol.

Terdapatlah seekor unta melintas dengan lambat, dan aku berkata padanya:

Apa yang membuatmu berpikir?'

Katanya, 'Makanan.'
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1407 seconds (0.1#10.140)