Hubungan Akrab Nabi Sulaiman dengan Malaikat Izrail

Senin, 11 Mei 2020 - 02:54 WIB
loading...
A A A
Peristiwa meninggalnya Nabi Sulaiman diterangkan dalam Al-Quran Surat Saba’ ayat 14.

ا دَلَّهُمْ عَلَىٰ مَوْتِهِۦٓ إِلَّا دَآبَّةُ ٱلْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنسَأَتَهُۥ ۖ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ ٱلْجِنُّ أَن لَّوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ ٱلْغَيْبَ مَا لَبِثُوا۟ فِى ٱلْعَذَابِ ٱلْمُهِينِ

"Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan".

Peristiwa kematian Nabi Sulaiman penuh dengan keajaiban. Hal ini menunjukkan tanda-tanda kekuasaan Allah.

Baitul Maqdis
Cerita meninggalnya Nabi Sulaiman dalam bentuk tak jauh berbeda tercantum dalam berita yang disebutkan dari Abu Malik, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas, dari beberapa orang sahabat, Al Sadi menceritakan:

Nabi Sulaiman ‘alaihissalam pernah menyendiri di Baitul Maqdis yang dibangun pada tahun keempat kekuasaannya. Beliau menyendiri selama satu atau dua tahun, satu atau dua bulan, atau kurang lebih selama itu. Beliau membawa masuk makanan dan minumannya. Pada hari pertama, ia tidak bangun pagi melainkan di dalam Baitul Maqdis telah tumbuh sebuah pohon. Lalu beliau mendatangi pohon tersebut dan bertanya, “Siapa namamu?” ( )

“Namaku ini dan ini,” jawab pohon itu.

“Jika ia tumbuh, hanya sebagai tumbuhan ataukah sebagai obat?” tanya Nabi Sulaiman.

Pohon itu berkata, “Aku tumbuh sebagai obat ini dan itu.”

Demikianlah, hingga akhirnya sebatang pohon tersebut tumbuh dan diberi nama Al Kharubah (perusak). Lalu Nabi Sulaiman bertanya, “Siapa namamu?”

“Aku bernama Kharubah,” jawab pohon itu.

“Untuk apa engkau tumbuh?” tanya Nabi Sulaiman.

“Aku tumbuh untuk merusak masjid ini,” papar pohon tersebut.

Nabi Sulaiman pun berkata, “Allah tidak akan merusaknya selama aku masih hidup. Kamu yang pada wajahmu terdapat kebinasaanku dan kerusakan Baitul Maqdis.”

Kemudian Nabi Sulaiman mencabut pohon tersebut dan menanamnya di dinding miliknya. Selanjutnya, Nabi Sulaiman masuk ke dalam mihrab dan berdiri salat seraya bersandar pada tongkatnya dan meninggal dunia tanpa diketahui oleh setan.

Saat itulah setan-setan yang sedang bekerja untuk Nabi Sulaiman karena takut Nabi Sulaiman akan keluar dan memberi hukuman pada mereka, berkumpul di sekeliling mihrab, sedangkan di depan dan belakang Nabi Sulaiman terdapat dinding.

Setan yang ingin mencabut pohon Al Kharubah berkata, “Bukankah akan menjadi kuat jika aku masuk dan keluar dari sisi itu?”

Maka setan itu pun masuk dari sisi tersebut hingga keluar dari sisi yang lain. Setan yang berjalan di mihrab itu tidak melihat maupun mendengar suara Nabi Sulaiman ‘alaihissalam yang berada di dalam mihrab dan setan tersebut malah terbakar. Hingga setan itu kembali berada di Baitul Maqdis dan tidak terbakar lagi, ia lalu melihat Nabi Sulaiman telah jatuh dalam keadaan wafat.

Setan tersebut lalu keluar dan memberitahukan pada orang-orang bahwa Nabi Sulaiman telah meninggal dunia. Mereka pun membuka pintu dan mengeluarkan Nabi Sulaiman, lalu menemukan tongkat yang telah dimakan oleh tanah dan mereka tidak mengetahui sejak kapan Nabi Sulaiman telah meninggal dunia.

Mereka lalu menaruh tanah di atas tongkat tersebut, sehingga tanah itu memakannya siang dan malam hari. Akhirnya, mereka memperkirakan bahwa Nabi Sulaiman telah meninggal dunia sejak satu tahun yang lalu.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1952 seconds (0.1#10.140)