Canda Ala Sufi: Manisan dan Pukulan
loading...
A
A
A
SUATU hari, Nashruddin pergi jalanjalan ke kota Qauniyyah. Dia lalu masuk ke sebuah toko yang khusus menjual manisan. Tanpa berkata apa-apa, Nashruddin mendekati salah satu nampan manisan di toko itu. Sambil membaca Bismillahirrahmanirrahim, dia pun mencicipinya. (
)
Melihat tingkah-laku Nashruddin itu, sang pemilik toko menegurnya seraya berkata, "Alangkah beraninya kamu, makan harta orang lain tanpa seizin pemiliknya!"
Nashruddin seolah tak mendengar teguran itu. Dia tak perduli dan terus menikmati manisan itu.
Tidak lama kemudian, penjual manisan itu mengambil sebuah tongkat dan memukulkannya ke tubuh Nashruddin. Namun, Nashruddin tidak peduli dan terus saja makan. Bahkan, dia makan semakin cepat. Setelah merasa kenyang, dia pun berhenti lalu berkata, "Semoga Allah memberkahi penduduk kota Qauniyyah ini; yang suka menyuguhi manisan kepada tamunya, namun juga memukulinya." ( )
Dinukil dari karya Nashruddin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra dan diterjemahkan oleh Muhdor Assegaf dengan judul " Canda Ala Sufi Nashruddin "
Melihat tingkah-laku Nashruddin itu, sang pemilik toko menegurnya seraya berkata, "Alangkah beraninya kamu, makan harta orang lain tanpa seizin pemiliknya!"
Nashruddin seolah tak mendengar teguran itu. Dia tak perduli dan terus menikmati manisan itu.
Tidak lama kemudian, penjual manisan itu mengambil sebuah tongkat dan memukulkannya ke tubuh Nashruddin. Namun, Nashruddin tidak peduli dan terus saja makan. Bahkan, dia makan semakin cepat. Setelah merasa kenyang, dia pun berhenti lalu berkata, "Semoga Allah memberkahi penduduk kota Qauniyyah ini; yang suka menyuguhi manisan kepada tamunya, namun juga memukulinya." ( )
Dinukil dari karya Nashruddin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra dan diterjemahkan oleh Muhdor Assegaf dengan judul " Canda Ala Sufi Nashruddin "
(mhy)