Canda Ala Sufi: Kamar Mandi di Atas Menara
loading...
A
A
A
SUATU hari, Nashruddin masuk ke kamar mandi. Lantaran suasana begitu hening dan sunyi, dia mencoba bernyayi. Ternyata, dia kagum dengan suaranya sendiri, sehingga dia berbicara sendiri bahwa seseorang tidak boleh kikir dengan kenikmatan suaranya yang indah untuk dapat dinikmati oleh saudara-saudaranya sesama muslim. (
)
Setelah keluar dari kamar mandi, dia segera menuju masjid jami dan langsung naik ke atas menara. Kemudian dia melantunkan beberapa lagu pujian yang biasa dilantunkan pada saat azan zuhur . Orang-orang yang berada di sekitar masjid pun bingung dan terkejut, mendengar lantunan suara Nashruddin yang sangat sombong dan tak enak didengar. .( )
Salah seorang di antara mereka memanggilnya dan berkata, "Hai bodoh, celaka kamu! Mengapa kamu mengejutkan banyak orang dengan lantunan suaramu yang sangat buruk itu dan bukan pada waktunya?"
Nashruddin pun menjawab dari atas menara, "Wahai saudaraku, seandainya ada orang yang mau berbaik hati dan dermawan, kemudian dia membangunkan untukku sebuah kamar mandi di atas menara ini, tentu akan kuperdengarkan padamu suaraku yang indah dan lebih merdu ketimbang kicau burung gelatik." ( )
Dinukil dari karya Nashirudin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra dan diterjemahkan oleh Muhdor Assegaf dengan judul " Canda Ala Sufi Nashruddin ".
Setelah keluar dari kamar mandi, dia segera menuju masjid jami dan langsung naik ke atas menara. Kemudian dia melantunkan beberapa lagu pujian yang biasa dilantunkan pada saat azan zuhur . Orang-orang yang berada di sekitar masjid pun bingung dan terkejut, mendengar lantunan suara Nashruddin yang sangat sombong dan tak enak didengar. .( )
Salah seorang di antara mereka memanggilnya dan berkata, "Hai bodoh, celaka kamu! Mengapa kamu mengejutkan banyak orang dengan lantunan suaramu yang sangat buruk itu dan bukan pada waktunya?"
Nashruddin pun menjawab dari atas menara, "Wahai saudaraku, seandainya ada orang yang mau berbaik hati dan dermawan, kemudian dia membangunkan untukku sebuah kamar mandi di atas menara ini, tentu akan kuperdengarkan padamu suaraku yang indah dan lebih merdu ketimbang kicau burung gelatik." ( )
Dinukil dari karya Nashirudin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra dan diterjemahkan oleh Muhdor Assegaf dengan judul " Canda Ala Sufi Nashruddin ".
(mhy)