Orang-orang yang Dibenci Allah Ta'ala

Selasa, 24 November 2020 - 06:59 WIB
loading...
A A A
Seorang mukmin itu:

لَيْسَ المُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الفَاحِشِ وَلَا البَذِيءِ

“Mukmin itu bukan orang yang suka mencela, mukmin bukan orang yang suka melaknat, mukmin bukan orang yang suka berkata kotor.” (HR. Tirmidzi)

Yakni berkata-kata yang membuat manusia yang lainnya sakit hati karena lisannya tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

يَا عَائِشَةُ أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، مَنْ وَدَعَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ فُحْشِهِ

“Wahai ‘Aisyah, sesungguhnya di antara orang yang paling keras adzabnya nanti pada hari kiamat adalah orang tersebut ditinggalkan manusia karena ucapannya yang menyakiti hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

(Baca juga : Hasil Swab Keluar, Habib Rizieq dan Keluarga Negatif Covid-19 )

4. Di waktu malam ia bagaikan bangkai

Yaitu diwaktu malam ia bagaikan bangkai, ia lewati malam sama sekali tidak untuk salat malam, dia tidak membutuhkan salat malam, dia lebih senang dengan hal-hal yang sia-sia, dia sibuk dengan ngobrol ataupun bergadang ataupun melihat dan menonton acara-acara yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Atau ia lewati hanya sebatas dengan tidur saja, tidak ada keinginan di hatinya untuk berdiri kepada Allah walaupun satu rakaat di waktu malam.

Imam Ahmad pernah ditanya tentang seorang laki-laki yang suka meninggalkan salat witir, apa kata Imam Ahmad?

فَهُوَ رَجُلٌ سُوْءٌ

“Ia dicap orang yang buruk,” kata Imam Ahmad bin Hanbal. Karena sesungguhnya orang yang beriman, mereka sangat suka melewati malamnya dengan berdiri beribadah kepada Allah. Allah berfirman menyifati ‘Ibadurrahman:

وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا ﴿٦٤﴾

“Dan mereka yang melalui malamnya itu dengan sujud dan berdiri bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Furqan: 64)

Maka, tidak pantas orang-orang yang mengharapkan kehidupan akhirat ia melewati malamnya bagaikan bangkai. Akan tetapi ia berusaha untuk ada waktu yang ia bermunajat kepada Allah, berdua-duaan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman:

إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا ﴿٦﴾

“Sesungguhnya ibadah di waktu malam itu lebih menguatkan hati, lebih mengokohkan hati dan itu ibadah yang terbaik (kata Allah Subhanahu wa Ta’ala).” (QS. Al-Muzzammil: 6)

(Baca juga : UMK Jatim 2021 Ditetapkan, Buruh Komentar Pedas Begini )

Di waktu siang bagaikan keledai, ia malas, tidak ada semangat kepada kebaikan. Di waktu siang ia bagaikan keledai, tidak ada semangat untuk berbuat ketaatan. Di waktu siang ia bagaikan keledai, ia habiskan waktunya untuk hal-hal yang sia-sia.

Karena itu hendaknya seorang mukmin berusaha bagaimana supaya waktu-waktunya bernilai pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena itu adalah keinginan yang terbesar seorang mukmin. Dia ingin agar setiap waktunya mendapatkan pahala dari Allah Jalla wa ‘Ala.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1334 seconds (0.1#10.140)