Antara Cacian dan Doa yang Dikabulkan
loading...
A
A
A
Salah satu kewajiban yang harus ditunaikan seorang muslim adalah berbakti kepada kedua orang tua . Bakti ini memiliki pesan moral yang tinggi. Tentang kewajiban tersebut, banyak kisah-kisah teladan yang bisa kita ambil pelajaran dan hikmah tentang bagaimana balasan kebahagiaan di dunia dan akhirat bagi anak yang berbakti dan berbuat baik kepada orangtuanya.
(Baca juga : Kapan Dibolehkannya Meng-qashar dan Menjama' Salat ? )
Baik itu dari kisah zaman Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam terdahulu, ataupun kisah yang terjadi di sekeliling kita saat ini. Dinukil dari buku 'Golden Stories', karya Mahmud Musthafa Sa’ad dan Dr.Nashir Abu Amir Al-Humaidi, yang memuat kisah-kisah indah dalam sejarah Islam , beberapa kisah tentang bakti anak terhadap orangtuanya ada di dalamnya. Salah satunya kisah tentang doa Rasulullah untuk ibunda Abu Hurairah radhiyallahu'anhu.
Sosok Abu Hurairah, pasti sudah sangat familiar di kalangan umat muslim. Beliau merupakan salah seorang sahabat nabi yang terkenal sebagai perawi hadis dan penulis berbagai kitab. Karya Imam Bukhari hingga saat ini masih jadi sumber referensi terpercaya, salah satunya dalam ilmu fiqih.
(Baca juga : 10 Sebab Datangnya Cinta Allah Ta'ala )
Abu Hurairah bernama lengkap Abdurrahman bin Shakhr Al Azdi. Kilas balik perjalanan Abu Hurairah sebagai muslim sebenarnya cukup sederhana. Abu Hurairah segera menyatakan keislamannya segera setelah Thufail bin Amr kembali dari bertemu dengan Nabi Muhammad. Walau demikian, sang ibu tetap pada keyakinan nenek moyangnya dan menolak untuk menjadi muslim.
Ada sebuah kisah mengenai Abu Hurairah dan sang ibunda. Cerita ini disampaikan oleh Abu Kasir, Yazid bin Abdurrahman yang mendengarnya langsung dari Abu Hurairah.
(Baca juga : Nasehat Rasulullah untuk Kaum Perempuan )
Suatu ketika Abu Hurairah sedang mendakwahi ibunya agar masuk Islam. Namun, sang ibunda justru membalas perkataan Abu Hurairah dengan cacian untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal tersebut tentu melukai hati sang anak.
Abu Hurairah lalu memutuskan untuk menghadap Rasulullah. Ia menceritakan kejadian yang menimpanya sambil menangis.
“Ya Rasulullah, sungguh aku berusaha untuk mendakwahi ibuku agar masuk Islam, namun dia masih saja menolak ajakkanku. Hari ini aku kembali, beliau aku dakwahi namun dia malah mencaci dirimu. Oleh karena itu berdoalah kepada Allah agar Dia memberikan hidayah kepada ibu-nya Abu Hurairah,” kisah Abu Hurairah.
(Baca juga : Mau Ekonomi Lekas Pulih? Dahulukan Sektor Perdagangan )
Setelah mendengar penuturan Abu Hurairah, Rasulullah lantas mendoakan agar ibu Abu Hurairah segera mendapat hidayah.
“Ya Allah, berilah hidayah kepada ibu dari Abu Hurairah,” demikain doa sang Nabi.
Doa yang dilantunkan tentu membuat Abu Hurairah senang dan pulang dengan hati gempira. Setelah ia sampai di depan pintu rumahnya, ternyata pintu tersebut dalam keadaan terkunci.
(Baca juga : PKS Tegaskan Tak Ada Urgensi Lanjutkan RUU Haluan Ideologi Pancasila )
Di tengah kebingungannya, terdengar teriakan sang ibunda.
“Tetaplah di tempatmu, wahai Abu Hurairah,” seru sang ibu.
Sesuai perintah ibunda, Abu Hurairah menunggu di depan rumah. Lalu terdengar suara guyuran air. Ternyata sang ibu tengah mandi. Usai mandi, beliau memakai jubahnya dan segera mengambil kerudungnya lantas membukakan pintu.
“Wahai Abu Hurairah, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusannya,” ucap sang ibu tepat ketika pintu rumah dibuka.
(Baca juga : Kapan Dibolehkannya Meng-qashar dan Menjama' Salat ? )
Baik itu dari kisah zaman Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam terdahulu, ataupun kisah yang terjadi di sekeliling kita saat ini. Dinukil dari buku 'Golden Stories', karya Mahmud Musthafa Sa’ad dan Dr.Nashir Abu Amir Al-Humaidi, yang memuat kisah-kisah indah dalam sejarah Islam , beberapa kisah tentang bakti anak terhadap orangtuanya ada di dalamnya. Salah satunya kisah tentang doa Rasulullah untuk ibunda Abu Hurairah radhiyallahu'anhu.
Sosok Abu Hurairah, pasti sudah sangat familiar di kalangan umat muslim. Beliau merupakan salah seorang sahabat nabi yang terkenal sebagai perawi hadis dan penulis berbagai kitab. Karya Imam Bukhari hingga saat ini masih jadi sumber referensi terpercaya, salah satunya dalam ilmu fiqih.
(Baca juga : 10 Sebab Datangnya Cinta Allah Ta'ala )
Abu Hurairah bernama lengkap Abdurrahman bin Shakhr Al Azdi. Kilas balik perjalanan Abu Hurairah sebagai muslim sebenarnya cukup sederhana. Abu Hurairah segera menyatakan keislamannya segera setelah Thufail bin Amr kembali dari bertemu dengan Nabi Muhammad. Walau demikian, sang ibu tetap pada keyakinan nenek moyangnya dan menolak untuk menjadi muslim.
Ada sebuah kisah mengenai Abu Hurairah dan sang ibunda. Cerita ini disampaikan oleh Abu Kasir, Yazid bin Abdurrahman yang mendengarnya langsung dari Abu Hurairah.
(Baca juga : Nasehat Rasulullah untuk Kaum Perempuan )
Suatu ketika Abu Hurairah sedang mendakwahi ibunya agar masuk Islam. Namun, sang ibunda justru membalas perkataan Abu Hurairah dengan cacian untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal tersebut tentu melukai hati sang anak.
Abu Hurairah lalu memutuskan untuk menghadap Rasulullah. Ia menceritakan kejadian yang menimpanya sambil menangis.
“Ya Rasulullah, sungguh aku berusaha untuk mendakwahi ibuku agar masuk Islam, namun dia masih saja menolak ajakkanku. Hari ini aku kembali, beliau aku dakwahi namun dia malah mencaci dirimu. Oleh karena itu berdoalah kepada Allah agar Dia memberikan hidayah kepada ibu-nya Abu Hurairah,” kisah Abu Hurairah.
(Baca juga : Mau Ekonomi Lekas Pulih? Dahulukan Sektor Perdagangan )
Setelah mendengar penuturan Abu Hurairah, Rasulullah lantas mendoakan agar ibu Abu Hurairah segera mendapat hidayah.
“Ya Allah, berilah hidayah kepada ibu dari Abu Hurairah,” demikain doa sang Nabi.
Doa yang dilantunkan tentu membuat Abu Hurairah senang dan pulang dengan hati gempira. Setelah ia sampai di depan pintu rumahnya, ternyata pintu tersebut dalam keadaan terkunci.
(Baca juga : PKS Tegaskan Tak Ada Urgensi Lanjutkan RUU Haluan Ideologi Pancasila )
Di tengah kebingungannya, terdengar teriakan sang ibunda.
“Tetaplah di tempatmu, wahai Abu Hurairah,” seru sang ibu.
Sesuai perintah ibunda, Abu Hurairah menunggu di depan rumah. Lalu terdengar suara guyuran air. Ternyata sang ibu tengah mandi. Usai mandi, beliau memakai jubahnya dan segera mengambil kerudungnya lantas membukakan pintu.
“Wahai Abu Hurairah, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusannya,” ucap sang ibu tepat ketika pintu rumah dibuka.