Nasehat Rasulullah untuk Kaum Perempuan
loading...
A
A
A
Pemimpin tertinggi dianjurkan untuk memberikan pelajaran-pelajaran kepada kaum perempuan. Dan agam Islam, menempatkan kaum perempuan mendapatkan perhatian yang khusus . Agama Islam tidak pernah meninggalkan apapun dan tidak pernah menyepelekan siapapun. Apalagi kaum perempuan yang mereka adalah sumber orang-orang yang akan menjadi Mujahid fi sabilillah.
(Baca juga : Sedekah Bisa Mengantarkan ke Neraka Karena Kesalahan Ini )
Imam Muhammad bin Ismail Al-Bukhari rahimahullah berkata:
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ، عَنْ أَيُّوبَ ، قَالَ : سَمِعْتُ عَطَاءً ، قَالَ : سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ ، قَالَ : أَشْهَدُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَوْ قَالَ عَطَاءٌ : أَشْهَدُ عَلَى ابْنِ عَبَّاسٍ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – خَرَجَ وَمَعَهُ بِلاَلٌ ، فَظَنَّ أَنَّهُ لَمْ يُسْمِعْ فَوَعَظَهُنَّ وَأَمَرَهُنَّ بِالصَّدَقَةِ ، فَجَعَلَتِ المَرْأَةُ تُلْقِي القُرْطَ وَالخَاتَمَ ، وَبِلاَلٌ يَأْخُذُ فِي طَرَفِ ثَوْبِهِ قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ : وَقَالَ : إِسْمَاعِيلُ ، عَنْ أَيُّوبَ ، عَنْ عَطَاءٍ ، وَقَالَ : عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ ، أَشْهَدُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb berkata Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Ayyub berkata; aku mendengar ‘Atho’ berkata; aku mendengar Ibnu ‘Abbas berkata: aku menyaksikan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam -sedang menurut ‘Atho’ dia berkata; aku menyaksikan Ibnu ‘Abbas berkata; – bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar bersama Bilal -dan dia mengira bahwa dia tidak mendengar – maka Nabi memberi pelajaran kepada para wanita dan memerintahkan untuk bersedekah maka seorang wanita memberikan anting dan cincin emasnya dan Bilal memasukkannya ke saku bajunya. Berkata Abu Abdullah; dan Isma’il berkata; dari Ayyub dari ‘Atho’ dan dia berkata; dari Ibnu ‘Abbas bahwa ia bersaksi terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam‘” (HR Bukhari)
(Baca juga : Belajar Kesabaran yang Seluas Samudera dari Sosok Siti Rahmah )
Tentang hadis ini, Ustadz Maududi Abdullah Lc, dai lulusan Universitas Islam Madinah dalam ceramahnya di Rodja TV menjelaskan, kepemimpinan yang paling rendah adalah menjadi seorang suami yang memimpin beberapa orang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pemimpin tertinggi umat Islam. Di saat beliau memberikan nasehat kepada kaum perempuan ini, beliau adalah pemimpin yang umat Islam. Beliau adalah khalifah Allah tabaraka wa ta’ala di permukaan bumi. Beliau memimpin agama sekaligus memimpin dunia.
Perkataan Atho’ bin Abi Rabah tentang Abdullah bin Abbas radhiyallahu ta’ala ‘anhu akan mengatakan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar bersama Bilal maksudnya adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari rumah beliau untuk melaksanakan salat Ied. Hadis ini kejadiannya adalah ketika Nabi kita tercinta Rasul kita yang mulia Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan salat Ied. Salat Ied adalah sebuah salat yang setelahnya ada kutbah.
(Baca juga : Bahaya Seks Bebas dan Pezina Menurut Al-Qur'an dan Hadis )
Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan khutbah, beliau mengira bahwa kaum perempuan tidak bisa dengan baik menangkap isi khutbah beliau karena berada di belakang. Sebagaimana yang kita ketahui pada zaman Nabi kita tercinta shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah tabaraka wa ta’ala belum memudahkan teknologi yang dengannya suara bisa sampai di belakang seperti zaman kita sekarang. Semuanya tergantung kepada suara imam.
Karena banyaknya kaum muslimin yang berkumpul, sehingga kaum wanita berada jauh di belakang, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika itu mengira bahwa apa yang beliau sampaikan dari pada khutbatul Ied belum terdengar sampai kepada kaum perempuan. Oleh karena itu beliau pergi bersama Bilal ketika setelah selesai memberikan khutbah di depan, beliau bergerak bersama Bilal menuju kaum perempuan melewati shaf kaum laki-laki kemudian bergerak persis di depan kaum perempuan.
(Baca juga : KH Miftachul Akhyar Pimpin MUI Gantikan KH Ma'ruf Amin )
Lihat bagaimana Nabi kita tercinta shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan kepeduliannya kepada kaum perempuan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nasihat-nasihat yang didalamnya berisikan targhib wa tarhib. Nasihat yang didalamnya terkandung sesuatu yang memberikan motivasi dan sesuatu yang memberikan kabar agar manusia memiliki rasa harap, khawatir dan cemas. Inti daripada agama Allah tabaraka wa ta’ala rabbul ‘izzati wal jalalah menanamkan didalam diri manusia sifat khauf (takut) dan sifat raja’ (harap) dan dengan kedua sifat itu orang-orang shalih hidup menjalankan ketaatannya kepada Allah rabbul ‘izzati wal jalalah.
Allah mengatakan tentang para Nabi dan Rasul:
أُولَـٰئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ ﴿٦١﴾
“mereka itu bersegera diatas kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (QS. Al-Mu’minun: 61)
(Baca juga : Tingkatkan Keamanan Digital, BRI Terus Perkuat Sinergi )
…إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ ﴿٩٠﴾
“…Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo’a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya : 90)
Maka harap dan rasa cemas ditanamkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kaum perempuan. Di antara yang dikatakan oleh Rasul kita tercinta Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau memberikan khutbahnya kepada kaum perempuan, spesial untuk mereka adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan mereka untuk menggapai surga dan membentengi diri dari neraka.
(Baca juga : Sedekah Bisa Mengantarkan ke Neraka Karena Kesalahan Ini )
Imam Muhammad bin Ismail Al-Bukhari rahimahullah berkata:
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ، عَنْ أَيُّوبَ ، قَالَ : سَمِعْتُ عَطَاءً ، قَالَ : سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ ، قَالَ : أَشْهَدُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَوْ قَالَ عَطَاءٌ : أَشْهَدُ عَلَى ابْنِ عَبَّاسٍ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – خَرَجَ وَمَعَهُ بِلاَلٌ ، فَظَنَّ أَنَّهُ لَمْ يُسْمِعْ فَوَعَظَهُنَّ وَأَمَرَهُنَّ بِالصَّدَقَةِ ، فَجَعَلَتِ المَرْأَةُ تُلْقِي القُرْطَ وَالخَاتَمَ ، وَبِلاَلٌ يَأْخُذُ فِي طَرَفِ ثَوْبِهِ قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ : وَقَالَ : إِسْمَاعِيلُ ، عَنْ أَيُّوبَ ، عَنْ عَطَاءٍ ، وَقَالَ : عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ ، أَشْهَدُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb berkata Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Ayyub berkata; aku mendengar ‘Atho’ berkata; aku mendengar Ibnu ‘Abbas berkata: aku menyaksikan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam -sedang menurut ‘Atho’ dia berkata; aku menyaksikan Ibnu ‘Abbas berkata; – bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar bersama Bilal -dan dia mengira bahwa dia tidak mendengar – maka Nabi memberi pelajaran kepada para wanita dan memerintahkan untuk bersedekah maka seorang wanita memberikan anting dan cincin emasnya dan Bilal memasukkannya ke saku bajunya. Berkata Abu Abdullah; dan Isma’il berkata; dari Ayyub dari ‘Atho’ dan dia berkata; dari Ibnu ‘Abbas bahwa ia bersaksi terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam‘” (HR Bukhari)
(Baca juga : Belajar Kesabaran yang Seluas Samudera dari Sosok Siti Rahmah )
Tentang hadis ini, Ustadz Maududi Abdullah Lc, dai lulusan Universitas Islam Madinah dalam ceramahnya di Rodja TV menjelaskan, kepemimpinan yang paling rendah adalah menjadi seorang suami yang memimpin beberapa orang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pemimpin tertinggi umat Islam. Di saat beliau memberikan nasehat kepada kaum perempuan ini, beliau adalah pemimpin yang umat Islam. Beliau adalah khalifah Allah tabaraka wa ta’ala di permukaan bumi. Beliau memimpin agama sekaligus memimpin dunia.
Perkataan Atho’ bin Abi Rabah tentang Abdullah bin Abbas radhiyallahu ta’ala ‘anhu akan mengatakan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar bersama Bilal maksudnya adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari rumah beliau untuk melaksanakan salat Ied. Hadis ini kejadiannya adalah ketika Nabi kita tercinta Rasul kita yang mulia Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan salat Ied. Salat Ied adalah sebuah salat yang setelahnya ada kutbah.
(Baca juga : Bahaya Seks Bebas dan Pezina Menurut Al-Qur'an dan Hadis )
Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan khutbah, beliau mengira bahwa kaum perempuan tidak bisa dengan baik menangkap isi khutbah beliau karena berada di belakang. Sebagaimana yang kita ketahui pada zaman Nabi kita tercinta shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah tabaraka wa ta’ala belum memudahkan teknologi yang dengannya suara bisa sampai di belakang seperti zaman kita sekarang. Semuanya tergantung kepada suara imam.
Karena banyaknya kaum muslimin yang berkumpul, sehingga kaum wanita berada jauh di belakang, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika itu mengira bahwa apa yang beliau sampaikan dari pada khutbatul Ied belum terdengar sampai kepada kaum perempuan. Oleh karena itu beliau pergi bersama Bilal ketika setelah selesai memberikan khutbah di depan, beliau bergerak bersama Bilal menuju kaum perempuan melewati shaf kaum laki-laki kemudian bergerak persis di depan kaum perempuan.
(Baca juga : KH Miftachul Akhyar Pimpin MUI Gantikan KH Ma'ruf Amin )
Lihat bagaimana Nabi kita tercinta shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan kepeduliannya kepada kaum perempuan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nasihat-nasihat yang didalamnya berisikan targhib wa tarhib. Nasihat yang didalamnya terkandung sesuatu yang memberikan motivasi dan sesuatu yang memberikan kabar agar manusia memiliki rasa harap, khawatir dan cemas. Inti daripada agama Allah tabaraka wa ta’ala rabbul ‘izzati wal jalalah menanamkan didalam diri manusia sifat khauf (takut) dan sifat raja’ (harap) dan dengan kedua sifat itu orang-orang shalih hidup menjalankan ketaatannya kepada Allah rabbul ‘izzati wal jalalah.
Allah mengatakan tentang para Nabi dan Rasul:
أُولَـٰئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ ﴿٦١﴾
“mereka itu bersegera diatas kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (QS. Al-Mu’minun: 61)
(Baca juga : Tingkatkan Keamanan Digital, BRI Terus Perkuat Sinergi )
…إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ ﴿٩٠﴾
“…Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo’a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya : 90)
Maka harap dan rasa cemas ditanamkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kaum perempuan. Di antara yang dikatakan oleh Rasul kita tercinta Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau memberikan khutbahnya kepada kaum perempuan, spesial untuk mereka adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan mereka untuk menggapai surga dan membentengi diri dari neraka.