Rasulullah Sangat Merindukan Umatnya, Begini Pesan Beliau
loading...
A
A
A
Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah sosok manusia paling penyayang dan berhati lembut. Saking cintanya kepada umatnya, beliau selalu mendoakan umatnya dan menghabiskan waktunya untuk kemaslahatan umatnya, bukan memikirkan dirinya atau keluarganya.
Salah satu bukti kecintaan Rasulullah صلى الله عليه وسلم kepada umatnya diceritakan dalam satu riwayat. Beliau berkata kepada para sahabat sangat rindu bertemu umatnya.
"Apakah kita rindu Rasulullah صلى الله عليه وسلم sebagaimana beliau merindukan kita sebelum kita berada di dunia?" kata Syaikh Ahmad Al-Misri (Dai lulusan Mesir) saat mengisi kajian di Masjid Permata Qalbu, Perumahan Permata Mediterania, Pos Pengumben, Jakarta Barat, belum lama ini.
Syaikh Ahmad menukil satu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah berkata: "Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan ikhwanku (saudara-saudaraku)." Kemudian para sahabat bertanya: "Apakah maksud engkau berkata demikian, wahai Rasulullah ? Bukankah kami ini saudara-saudaramu?
Abu Bakar radhiyallahu 'anhu bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mulai memenuhi pikirannya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم menggelengkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum, kemudian bersabda: "Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku, tetapi bukan saudara-saudaraku." Suara Baginda Rasulullah bernada rendah.
"Kami juga saudaramu, wahai Rasulullah," kata seorang sahabat yang lain.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم melanjutkan sabdanya: "Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku, tetapi mereka beriman padaku dan mereka mencintaiku melebihi anak dan orang tua mereka. Mereka itu adalah saudara-saudaraku dan mereka bersama denganku. Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku dan beruntung juga mereka yang beriman kepadaku sedangkan mereka tidak pernah melihatku." (Ibnu Asakir 30/137, Kanzul Ummal, 14/48)
Masya Allah, kerinduan Nabi sebagaimana diceritakan dalam riwayat di atas benar-benar mengguncang hati kita terutama bagi mereka yang beriman kepada beliau. Meski menjadi pemimpin umat manusia dan pemilik kemuliaan, beliau tidak segan-segan menyatakan kerinduannya kepada umatnya.
"Faedah terbesar jika ingin berjumpa Rasulullah صلى الله عليه وسلم meskipun dalam mimpi, kita harus berusaha jujur, berusaha meniru keseharian beliau. Kemudian perbanyak shalawat dan istiqamah-lah menjaga amalan yang disunnahkan beliau," kata Syaikh Ahmad.
Kami merindukan manusia yang pertama kali bangkit dari kubur. Kami merindukan manusia yang pertama memberi syafa'at dan diberi syafa'at. Kami rindu Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang Allah Subhaanahu wa Ta'ala bershalawat kepadanya.
"Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS Al-Ahzab: 56)
Salah satu bukti kecintaan Rasulullah صلى الله عليه وسلم kepada umatnya diceritakan dalam satu riwayat. Beliau berkata kepada para sahabat sangat rindu bertemu umatnya.
"Apakah kita rindu Rasulullah صلى الله عليه وسلم sebagaimana beliau merindukan kita sebelum kita berada di dunia?" kata Syaikh Ahmad Al-Misri (Dai lulusan Mesir) saat mengisi kajian di Masjid Permata Qalbu, Perumahan Permata Mediterania, Pos Pengumben, Jakarta Barat, belum lama ini.
Syaikh Ahmad menukil satu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah berkata: "Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan ikhwanku (saudara-saudaraku)." Kemudian para sahabat bertanya: "Apakah maksud engkau berkata demikian, wahai Rasulullah ? Bukankah kami ini saudara-saudaramu?
Abu Bakar radhiyallahu 'anhu bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mulai memenuhi pikirannya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم menggelengkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum, kemudian bersabda: "Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku, tetapi bukan saudara-saudaraku." Suara Baginda Rasulullah bernada rendah.
"Kami juga saudaramu, wahai Rasulullah," kata seorang sahabat yang lain.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم melanjutkan sabdanya: "Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku, tetapi mereka beriman padaku dan mereka mencintaiku melebihi anak dan orang tua mereka. Mereka itu adalah saudara-saudaraku dan mereka bersama denganku. Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku dan beruntung juga mereka yang beriman kepadaku sedangkan mereka tidak pernah melihatku." (Ibnu Asakir 30/137, Kanzul Ummal, 14/48)
Masya Allah, kerinduan Nabi sebagaimana diceritakan dalam riwayat di atas benar-benar mengguncang hati kita terutama bagi mereka yang beriman kepada beliau. Meski menjadi pemimpin umat manusia dan pemilik kemuliaan, beliau tidak segan-segan menyatakan kerinduannya kepada umatnya.
"Faedah terbesar jika ingin berjumpa Rasulullah صلى الله عليه وسلم meskipun dalam mimpi, kita harus berusaha jujur, berusaha meniru keseharian beliau. Kemudian perbanyak shalawat dan istiqamah-lah menjaga amalan yang disunnahkan beliau," kata Syaikh Ahmad.
Kami merindukan manusia yang pertama kali bangkit dari kubur. Kami merindukan manusia yang pertama memberi syafa'at dan diberi syafa'at. Kami rindu Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang Allah Subhaanahu wa Ta'ala bershalawat kepadanya.
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰٓٮِٕكَتَهٗ يُصَلُّوۡنَ عَلَى النَّبِىِّ ؕ يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا صَلُّوۡا عَلَيۡهِ وَسَلِّمُوۡا تَسۡلِيۡمًا
"Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS Al-Ahzab: 56)
(rhs)