Canda Ala Sufi: Wanita Perawan Sudah Hamil Enam Bulan
loading...
A
A
A
SUATU hari, Nashruddin pergi ke pasar untuk menjual sapinya. Namun, tak seorang pun berniat membelinya. Tiba-tiba, salah seorang teman Nashruddin melihatnya dan bertanya padanya, "Mengapa sapimu belum juga laku hingga sekarang?" (
)
Nashruddin menjawab, "Ya, aku sudah membawanya ke sana kemari sedari pagi, namun belum juga ada orang yang menawarnya."
Temannya berkata, "Bawalah ke sini sapimu itu... Biarlah aku yang membawanya dan menawarkannya pada orang-orang."
Orang itu lalu menawarkannya pada orang-orang sembari berkata, "Sapi ini masih perawan dan hamil enam bulan..."
Dengan cepat, para pembeli berdatangan dan sapi itu akhirnya dibeli oleh seseorang dengan harga yang lebih tinggi dari yang diharapkan Nashruddin. Lalu, Nashruddin berterima kasih pada temannya dan pulang ke rumah dengan bahagia. ( )
Selang beberapa hari, Nashruddin dikunjungi beberapa orang ibu untuk melihat anak gadisnya. Karena itu, istrinya minta pada Nashruddin agar sejenak masuk ke kamar. Dia lalu menemui mereka, memperlihatkan anak perempuannya, dan menunjukkan beberapa kelebihan serta kecantikan putrinya itu. Tentu saja, dia melakukan itu agar mereka mau meminangnya untuk anak mereka.
Tak lama kemudian, Nashruddin memanggil istrinya dan berkata padanya, "Buka mulutmu dan ucapkan sebuah kalimat, karena aku telah menemukan sebuah cara baru untuk membuat laris barang dagangan yang tak laku." ( )
Ya, cara itu akan Nashruddin terapkan pada anak perawannya agar orang-orang berdatangan untuk melamar anak perempuannya. Istri Nashruddin lalu berkata pada dirinya sendiri, "Mungkin suamiku ini telah menemukan sebuah cara baru dan terbaik."
Setelah istri Nashruddin menemui mereka, anak perempuannya ikut keluar; dia memberi hormat dan mencium tangan mereka dengan ramah. Setelah itu, istri Nashruddin berkata pada mereka, "Ibu-ibu yang mulia. Ada sepatah kata yang ingin disampaikan oleh ayah gadis ini. Oleh karena itu, kami harap agar Anda sekalian sedikit bersembunyi."
Kemudian, Nashruddin keluar dan berkata pada mereka, "Wahai ibu-ibu mulia, kami tidak akan berbicara panjang lebar. Kami hanya ingin menyampaikan sepatah kata sangat ringkas; putriku ini masih perawan dan sedang hamil enam bulan. Sekian..."
Mendengar itu, mereka satu sama lain saling menatap. Lantas, sembari bergegas mereka pergi meninggalkan rumah Nashruddin tanpa berbicara sepatah kata pun. (
)
Nashruddin menjawab, "Ya, aku sudah membawanya ke sana kemari sedari pagi, namun belum juga ada orang yang menawarnya."
Temannya berkata, "Bawalah ke sini sapimu itu... Biarlah aku yang membawanya dan menawarkannya pada orang-orang."
Orang itu lalu menawarkannya pada orang-orang sembari berkata, "Sapi ini masih perawan dan hamil enam bulan..."
Dengan cepat, para pembeli berdatangan dan sapi itu akhirnya dibeli oleh seseorang dengan harga yang lebih tinggi dari yang diharapkan Nashruddin. Lalu, Nashruddin berterima kasih pada temannya dan pulang ke rumah dengan bahagia. ( )
Selang beberapa hari, Nashruddin dikunjungi beberapa orang ibu untuk melihat anak gadisnya. Karena itu, istrinya minta pada Nashruddin agar sejenak masuk ke kamar. Dia lalu menemui mereka, memperlihatkan anak perempuannya, dan menunjukkan beberapa kelebihan serta kecantikan putrinya itu. Tentu saja, dia melakukan itu agar mereka mau meminangnya untuk anak mereka.
Tak lama kemudian, Nashruddin memanggil istrinya dan berkata padanya, "Buka mulutmu dan ucapkan sebuah kalimat, karena aku telah menemukan sebuah cara baru untuk membuat laris barang dagangan yang tak laku." ( )
Ya, cara itu akan Nashruddin terapkan pada anak perawannya agar orang-orang berdatangan untuk melamar anak perempuannya. Istri Nashruddin lalu berkata pada dirinya sendiri, "Mungkin suamiku ini telah menemukan sebuah cara baru dan terbaik."
Setelah istri Nashruddin menemui mereka, anak perempuannya ikut keluar; dia memberi hormat dan mencium tangan mereka dengan ramah. Setelah itu, istri Nashruddin berkata pada mereka, "Ibu-ibu yang mulia. Ada sepatah kata yang ingin disampaikan oleh ayah gadis ini. Oleh karena itu, kami harap agar Anda sekalian sedikit bersembunyi."
Kemudian, Nashruddin keluar dan berkata pada mereka, "Wahai ibu-ibu mulia, kami tidak akan berbicara panjang lebar. Kami hanya ingin menyampaikan sepatah kata sangat ringkas; putriku ini masih perawan dan sedang hamil enam bulan. Sekian..."
Mendengar itu, mereka satu sama lain saling menatap. Lantas, sembari bergegas mereka pergi meninggalkan rumah Nashruddin tanpa berbicara sepatah kata pun. (
Baca Juga
(mhy)