Muslim Harus Memilih Jalan Hidup yang Menuju ke Surga
loading...
A
A
A
Setiap manusia lahir, hidup, lalu mati. Kecil, akhirnya membesar. Muda, lama-lama tua. Muncul kesenangan, terkadang berganti kesedihan. Sehat dan sakit. Semua fana . Semua pasti selalu berubah, bergerak, dan berjalan. Tetapi semuanya akan berhenti dan berakhir.
Dan dalam menjalani semua takdir kehidupan itu, manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan. Sehingga, yang bisa kita lihat dalam perjalanan di muka bumi ini adalah hidup hanyalah kesempatan untuk membuat pilihan–pilihan . Segalanya digulirkan dan digilirkan.
Rasulullah dalam hadis shahih menyebutkan, “Orang yang cerdas itu adalah orang yang mengendalikan dirinya dan mempersiapkan hidup setelah mati.
(Baca juga : Karena Keistimewaannya, Perempuan Dianjurkan Belajar Ilmu Fiqih )
Allah Azza wa Jalla telah menyediakan surga dan neraka sebagai balasan dari amalan manusia selama hidup di dunia. Surga dan neraka adalah pilihan-pilihan manusia untuk memutuskan akhir kehidupannya.
Neraka adalah tempat yang sangat menyengsarakan bagi manusia yang selalu berbuat kemungkaran dan tidak taat pada perintah Allah Azza wa Jalla. Sedangkan bagi orang-orang yang mushlih, Allah Azza wa Jalla telah menyediakan surga dan seluruh keindahan di dalamnya sebagai ganjaran bagi mereka.
Di dalam Al-Qur’an dan Sunnah, Allah Azza wa Jalla menjelaskan segala perintah dan larangan-Nya. Allah Azza wa Jalla menjelaskan mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. Ayat-ayat Allah Azza wa Jalla juga menjelaskan hal-hal apa saja yang akan menjerumuskan kita dan apa saja yang memberikan manfaat kepada kita.
(Baca juga : Inilah Amalan-amalan yang Dapat Memperpanjang Umur )
Untuk sampai pada surga Allah Azza wa Jalla, manusia memerlukan petunjuk, jalan dan sarana amalan apa saja untuk sampai pada surga. Petunjuk tersebut tidak sulit dicari ketika kita dapat menggunakan pemberian Allah Azza wa Jalla dengan baik. Semua petunjuk tersebut sudah Allah sebutkan dalam Al-Qur’an dan teladan Rasulullah dalam Sunnahnya.
Jika kita memiliki potensi yang baik dalam mentadabburi ayat-ayat Allah Azza wa Jalla, sudah tentu kita mengetahui jalan mana saja untuk menuju surga.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Aku tinggalkan untuk kalian sesuatu. Jika kalian berpegang teguh kepadanya, kalian tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnahku.”
(Baca juga : Ketika Musibah Datang sebagai Peringatan )
Allah Azza wa Jalla memerintahkan hamba-Nya untuk berupaya maksimal terhadap nikmat dan karunia yang diberikan-Nya. Karena pemberian tersebut yang akan mengantarkan kita pada jalan kebenaran. Panca indera yang diberikan oleh Allah Azza wa Jalla harus digunakan untuk memahami tanda-tanda kebesaran-Nya. Karena di akhirat nanti Allah Azza wa Jalla akan meminta pertanggung jawaban dari indera yang kita miliki.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَـئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“Dan sesungguhnya akan Kami isi neraka jahannam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata, (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Kedatangan azab Allah Azza wa Jalla kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya dengan cara istidraj.” (QS. Al-A’raf: 179).
(Baca juga : Instagram Hapus Postingan Amien Rais soal Laskar FPI, Warganet Bingung )
Selain itu, pemberian Allah Azza wa Jalla yang juga harus dimanfaatkan untuk mencari kebenaran adalah akal. Akal yang ada pada manusia memiliki potensi besar dalam menemukan petunjuk Allah Azza wa Jalla agar sampai pada surga yang dijanjikan-Nya. Akal, apabila dididik dengan baik, maka ia akan menghasilkan ilmu yang akan menghindarkan seseorang dari jalan kesesatan.
Akal merupakan karunia agung yang diberikan Allah Azza wa Jalla kepada bani Adam. Ia adalah pembeda antara manusia dan hewan, dengannya mereka dapat terus berinovasi dan membangun peradaban, dan dengannya mereka dapat membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya sesuai jangkauan akal mereka.
Secara harfiah, ‘aql berarti al-imsak ‘menahan’, al-ribath ‘ikatan’, al-nahy ‘melarang’. Orang yang berakal (al-aqil) adalah orang yang mengekang dirinya dan menolak keinginan hawa nafsunya.
Dan dalam menjalani semua takdir kehidupan itu, manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan. Sehingga, yang bisa kita lihat dalam perjalanan di muka bumi ini adalah hidup hanyalah kesempatan untuk membuat pilihan–pilihan . Segalanya digulirkan dan digilirkan.
Rasulullah dalam hadis shahih menyebutkan, “Orang yang cerdas itu adalah orang yang mengendalikan dirinya dan mempersiapkan hidup setelah mati.
(Baca juga : Karena Keistimewaannya, Perempuan Dianjurkan Belajar Ilmu Fiqih )
Allah Azza wa Jalla telah menyediakan surga dan neraka sebagai balasan dari amalan manusia selama hidup di dunia. Surga dan neraka adalah pilihan-pilihan manusia untuk memutuskan akhir kehidupannya.
Neraka adalah tempat yang sangat menyengsarakan bagi manusia yang selalu berbuat kemungkaran dan tidak taat pada perintah Allah Azza wa Jalla. Sedangkan bagi orang-orang yang mushlih, Allah Azza wa Jalla telah menyediakan surga dan seluruh keindahan di dalamnya sebagai ganjaran bagi mereka.
Di dalam Al-Qur’an dan Sunnah, Allah Azza wa Jalla menjelaskan segala perintah dan larangan-Nya. Allah Azza wa Jalla menjelaskan mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. Ayat-ayat Allah Azza wa Jalla juga menjelaskan hal-hal apa saja yang akan menjerumuskan kita dan apa saja yang memberikan manfaat kepada kita.
(Baca juga : Inilah Amalan-amalan yang Dapat Memperpanjang Umur )
Untuk sampai pada surga Allah Azza wa Jalla, manusia memerlukan petunjuk, jalan dan sarana amalan apa saja untuk sampai pada surga. Petunjuk tersebut tidak sulit dicari ketika kita dapat menggunakan pemberian Allah Azza wa Jalla dengan baik. Semua petunjuk tersebut sudah Allah sebutkan dalam Al-Qur’an dan teladan Rasulullah dalam Sunnahnya.
Jika kita memiliki potensi yang baik dalam mentadabburi ayat-ayat Allah Azza wa Jalla, sudah tentu kita mengetahui jalan mana saja untuk menuju surga.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Aku tinggalkan untuk kalian sesuatu. Jika kalian berpegang teguh kepadanya, kalian tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnahku.”
(Baca juga : Ketika Musibah Datang sebagai Peringatan )
Allah Azza wa Jalla memerintahkan hamba-Nya untuk berupaya maksimal terhadap nikmat dan karunia yang diberikan-Nya. Karena pemberian tersebut yang akan mengantarkan kita pada jalan kebenaran. Panca indera yang diberikan oleh Allah Azza wa Jalla harus digunakan untuk memahami tanda-tanda kebesaran-Nya. Karena di akhirat nanti Allah Azza wa Jalla akan meminta pertanggung jawaban dari indera yang kita miliki.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَـئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“Dan sesungguhnya akan Kami isi neraka jahannam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata, (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Kedatangan azab Allah Azza wa Jalla kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya dengan cara istidraj.” (QS. Al-A’raf: 179).
(Baca juga : Instagram Hapus Postingan Amien Rais soal Laskar FPI, Warganet Bingung )
Selain itu, pemberian Allah Azza wa Jalla yang juga harus dimanfaatkan untuk mencari kebenaran adalah akal. Akal yang ada pada manusia memiliki potensi besar dalam menemukan petunjuk Allah Azza wa Jalla agar sampai pada surga yang dijanjikan-Nya. Akal, apabila dididik dengan baik, maka ia akan menghasilkan ilmu yang akan menghindarkan seseorang dari jalan kesesatan.
Akal merupakan karunia agung yang diberikan Allah Azza wa Jalla kepada bani Adam. Ia adalah pembeda antara manusia dan hewan, dengannya mereka dapat terus berinovasi dan membangun peradaban, dan dengannya mereka dapat membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya sesuai jangkauan akal mereka.
Secara harfiah, ‘aql berarti al-imsak ‘menahan’, al-ribath ‘ikatan’, al-nahy ‘melarang’. Orang yang berakal (al-aqil) adalah orang yang mengekang dirinya dan menolak keinginan hawa nafsunya.