Berikut Hal-Hal yang Diharamkan Dalam Al-Quran dan Hadis Nabi
loading...
A
A
A
(
)
Ahmad dan Malik yang sangat berhati-hati dalam menggunakan kata "haram" untuk perkara yang belum diyakini keharamannya, karena mungkin perkara itu adalah syubhat atau masih diperselisihkan.
Al-Nakha'i berkata, "Dahulu mereka tidak suka terhadap beberapa hal yang tidak mereka haramkan." Ibn Aun berkata, "Makhul berkata kepadaku, 'Bagaimanakah pendapat kamu tentang buah yang dilemparkan ke tengah-tengah kaum Muslimin kemudian mereka mengambilnya?'
Aku menjawab 'Sesungguhnya buah itu menurut pendapat kami adalah makruh.'
Dia berkata, 'Ia termasuk hal yang haram.'
Aku berkata, 'Sesungguhnya buah itu menurut pendapat kami adalah makruh."
Dia berkata, 'Ia termasuk hal yang haram.'"
Ibn Aun berkata, "Kami kemudian menjauhinya karena ucapan Makhul itu."
Ja'far bin Muhammad berkata, "Saya mendengarkan seorang lelaki bertanya kepada Qasim bin Muhammad: 'Apakah nyanyian itu haram?' Qasim kemudian diam, lalu lelaki itu kembali bertanya, dan Qasim tetap diam, ia kembali bertanya, lalu Qasim berkata kepadanya: 'Sesungguhnya haram itu adalah apa yang diharamkan di dalam al-Qur'an dan Sunnah. Apakah engkau melihat apabila musik(nyanyian) itu dikaitkan dengan kebenaran dan kebathilan, maka ke bagian manakah nyanyian itu lebih dekat?'
Lelaki itu kemudian menjawab: 'Kepada kebathilan.' Qasim kemudian berkata, 'Begitulah seharusnya kamu, dan berilah fatwa kepada dirimu sendiri.'"
( )
Abdullah bin Imam Ahmad berkata, "Aku mendengar bapakku berkata, 'Adapun berkaitan dengan hal-hal yang dilarang oleh Rasulullah saw maka ada beberapa perkara yang diharamkan. Seperti sabdanya, Seorang wanita dilarang untuk dinikahi atas saudara perempuan bapaknya atau saudara perempuan ibunya. (HR Bukhari dari Abu Hurairah r.a. (1109), (1110); Muslim (1408); Abu Dawud (2065) dan (2066); Nasai, 7:97; Ibn Majah (1929).
Untuk hal seperti ini adalah haram. Rasulullah saw juga melarang penggunaan kulit binatang buas. (HR Abu Dawud (4132); Tirmidzi (1770) dan (1771); Nasa'i, 7:167; Hakim, 1:144 dari Sa'id bin Abu Urubah; kemudian diriwayatkan dari Syu'bah, dari Yazid al-Rusyk, dari Abu al-Malih, dan Nabi saw dengan cara mursal. Dia berkata, "Ini lebih sahih." Lihatlah al-Baghawi, Syarh as-Sunnah. 2:99-100.)
( )
Maka larangan ini menunjukkan kepada sesuatu yang haram. Tetapi ada larangan dari Nabi saw yang menunjukkan bahwa larangan itu hanyalah sebagai adab. (Ibn Rajab, Jami, al-'Ulum wa al-Hukm, yang di-tahqiq oleh Syu'aib al-Arnauth, yang takhrij hadisnya ada yang telah kita pergunakan, 2:157-160, cet. ar-Risalah).
Ahmad dan Malik yang sangat berhati-hati dalam menggunakan kata "haram" untuk perkara yang belum diyakini keharamannya, karena mungkin perkara itu adalah syubhat atau masih diperselisihkan.
Al-Nakha'i berkata, "Dahulu mereka tidak suka terhadap beberapa hal yang tidak mereka haramkan." Ibn Aun berkata, "Makhul berkata kepadaku, 'Bagaimanakah pendapat kamu tentang buah yang dilemparkan ke tengah-tengah kaum Muslimin kemudian mereka mengambilnya?'
Aku menjawab 'Sesungguhnya buah itu menurut pendapat kami adalah makruh.'
Dia berkata, 'Ia termasuk hal yang haram.'
Aku berkata, 'Sesungguhnya buah itu menurut pendapat kami adalah makruh."
Dia berkata, 'Ia termasuk hal yang haram.'"
Ibn Aun berkata, "Kami kemudian menjauhinya karena ucapan Makhul itu."
Ja'far bin Muhammad berkata, "Saya mendengarkan seorang lelaki bertanya kepada Qasim bin Muhammad: 'Apakah nyanyian itu haram?' Qasim kemudian diam, lalu lelaki itu kembali bertanya, dan Qasim tetap diam, ia kembali bertanya, lalu Qasim berkata kepadanya: 'Sesungguhnya haram itu adalah apa yang diharamkan di dalam al-Qur'an dan Sunnah. Apakah engkau melihat apabila musik(nyanyian) itu dikaitkan dengan kebenaran dan kebathilan, maka ke bagian manakah nyanyian itu lebih dekat?'
Lelaki itu kemudian menjawab: 'Kepada kebathilan.' Qasim kemudian berkata, 'Begitulah seharusnya kamu, dan berilah fatwa kepada dirimu sendiri.'"
( )
Abdullah bin Imam Ahmad berkata, "Aku mendengar bapakku berkata, 'Adapun berkaitan dengan hal-hal yang dilarang oleh Rasulullah saw maka ada beberapa perkara yang diharamkan. Seperti sabdanya, Seorang wanita dilarang untuk dinikahi atas saudara perempuan bapaknya atau saudara perempuan ibunya. (HR Bukhari dari Abu Hurairah r.a. (1109), (1110); Muslim (1408); Abu Dawud (2065) dan (2066); Nasai, 7:97; Ibn Majah (1929).
Untuk hal seperti ini adalah haram. Rasulullah saw juga melarang penggunaan kulit binatang buas. (HR Abu Dawud (4132); Tirmidzi (1770) dan (1771); Nasa'i, 7:167; Hakim, 1:144 dari Sa'id bin Abu Urubah; kemudian diriwayatkan dari Syu'bah, dari Yazid al-Rusyk, dari Abu al-Malih, dan Nabi saw dengan cara mursal. Dia berkata, "Ini lebih sahih." Lihatlah al-Baghawi, Syarh as-Sunnah. 2:99-100.)
( )
Maka larangan ini menunjukkan kepada sesuatu yang haram. Tetapi ada larangan dari Nabi saw yang menunjukkan bahwa larangan itu hanyalah sebagai adab. (Ibn Rajab, Jami, al-'Ulum wa al-Hukm, yang di-tahqiq oleh Syu'aib al-Arnauth, yang takhrij hadisnya ada yang telah kita pergunakan, 2:157-160, cet. ar-Risalah).
(mhy)