Saat Menghadapi Musibah, Seorang Muslim Harusnya Di Posisi Mana?

Senin, 11 Januari 2021 - 11:10 WIB
loading...
A A A
Yakni dengan menahan diri terhadap musibah yang dihadapi. Keadaan ini adalah seseorang benci dan tidak menyukai musibah tetapi dia bisa menahan diri dengan tidak menggerutu dengan lisannya yang bisa membuat Allah Ta'ala murka padanya. Dia tidak marah dan tidak juga menggerutu dalam hatinya.

3. Ridha terhadap musibah

Yaitu seseorang merasa lapang hatinya dengan musibah yang menimpa, dia betul-betul ridha dan seakan-akan dia tidak mendapatkan musibah. Hukum sabar dengan musibah adalah wajib. Ridha adalah mustahab (dianjurkan).

(Baca juga: Simak! Aturan & Daftar Terbaru Negara Tujuan Buruh Migran RI )

4. Bersyukur kepada Allah Ta'ala atas musibah yang menimpa

Keadaan seperi inilah yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melihat (mendapatkan) sesuatu yang dia sukai, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan :

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ

(Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihat/segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmatnya segala kebaikan menjadi sempurna.’ Dan ketika beliau mendapatkan sesuatu yang tidak disukai, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan :

الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

Alhamdulillah ala kulli hal.

(Baca juga: Pemerintah Ditagih Jadikan GeNose dan CePad Alat Deteksi COVID-19 Resmi Negara )

Keadaan bersyukur saat musibah inilah merupakan tingkatan tertinggi dalam menghadapi musibah. Yaitu seseorang malah mensyukuri musibah yang menimpa dirinya. Keadaan seperti inilah yang didapati pada hamba Allah yang selalu bersyukur kepada-Nya, dia melihat bahwa di balik musibah dunia yang menimpanya ada lagi musibah yang lebih besar yaitu musibah agama.

Dan ingatlah musibah agama tentu saja lebih berat daripada musibah dunia karena azab (siksaan) di dunia tentu saja masih lebih ringan dibandingkan siksaan di akhirat nanti. Karena musibah dapat menghapuskan dosa, maka orang semacam ini bersyukur kepada Allah karena dia telah mendapatkan tambahan kebaikan.

Al Qur'an mengingatkan bahwa dengan kemakmuran dan kesempitan, dengan kesukaan dan kedukaan dan dengan kesehatan dan penyakit, manusia akan diuji.

وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

"Dan kami uji mereka dengan nikmat pemberian yang baik-baik dan bala bencana yang buruk, supaya mereka kembali (bertaubat)." (QS Al-A'raf : 168).

(Baca juga: Besok PN Jakarta Selatan Bakal Putuskan Praperadilan Habib Rizieq )

Wallahu 'Alam
(wid)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1051 seconds (0.1#10.140)