Rambu-rambu dan Adab Seorang Muslim Saat Berduka Cita
loading...
A
A
A
Islam memberikan rambu-rambu ketika seorang muslim tengah berduka cita atau saat mendapat musibah. Rambu-rambu tersebut diisyaratkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai adab seorang muslim dalam mengeskpresikan kesedihan atau duka cita tersebut.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, memberikan rambu-rambu tersebut, beberapa di antaranya adalah:
1. Tidak boleh berteriak-teriak
2. Tidak boleh menjerit meratapi musibah
3. Tidak meluapka ekspresi berlebihan
4. Tidak boleh mencakar wajah, maupun menepuk dada
Muhammad bin Abi al-Abbas Ar-Ramli dalam kitab Nihayat al-muhtaj memasukkan pula masalah mengenakan pakaian khusus yang mencerminkan berlebihan dalam bersedih.
Ia menuturkan bahwa setiap ekspresi maupun aktivitas yang menimbulkan kesan bersedih secara mendalam dan tidak diterima dengan ketentuan Allah adalah haram hukumnya. Misalnya berpakaian serba hitam saat berkabung atau bertakjiah dan melayat seseorang yang meninggal dunia.
Namun, Ustaz Abdul Somad atau yang populer dipanggil UAS itu mengutip sebuah hadist yang berbunyi:
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia adalah bagian dari kaum tersebut,”
Namun apabila seseorang yang kesehariannya memakai baju hitam kemudian ada orang meninggal dan pergi melayat, itu tidak jadi masalah. Sebuah riwayat yang bersumber dari imam Bukhari dan Muslim menjelaskan bahwa tatkala Ibrahim putra beliau meninggal, linangan air mata mengalir membasahi pipi manusia termulia tersebut.
Wallahu A'lam
Lihat Juga: Teuku Zacky Soroti Kasus Bullying yang Diduga Melibatkan Anak Vincent, Singgung soal Adab
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, memberikan rambu-rambu tersebut, beberapa di antaranya adalah:
1. Tidak boleh berteriak-teriak
2. Tidak boleh menjerit meratapi musibah
3. Tidak meluapka ekspresi berlebihan
4. Tidak boleh mencakar wajah, maupun menepuk dada
Muhammad bin Abi al-Abbas Ar-Ramli dalam kitab Nihayat al-muhtaj memasukkan pula masalah mengenakan pakaian khusus yang mencerminkan berlebihan dalam bersedih.
Ia menuturkan bahwa setiap ekspresi maupun aktivitas yang menimbulkan kesan bersedih secara mendalam dan tidak diterima dengan ketentuan Allah adalah haram hukumnya. Misalnya berpakaian serba hitam saat berkabung atau bertakjiah dan melayat seseorang yang meninggal dunia.
Namun, Ustaz Abdul Somad atau yang populer dipanggil UAS itu mengutip sebuah hadist yang berbunyi:
من تشبه بقوم فهو منهم
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia adalah bagian dari kaum tersebut,”
Namun apabila seseorang yang kesehariannya memakai baju hitam kemudian ada orang meninggal dan pergi melayat, itu tidak jadi masalah. Sebuah riwayat yang bersumber dari imam Bukhari dan Muslim menjelaskan bahwa tatkala Ibrahim putra beliau meninggal, linangan air mata mengalir membasahi pipi manusia termulia tersebut.
Wallahu A'lam
Lihat Juga: Teuku Zacky Soroti Kasus Bullying yang Diduga Melibatkan Anak Vincent, Singgung soal Adab
(wid)