Salat Jumat Di-Lockdown, Lakukan Ini Agar Berkah Jumat Tetap Didapat

Jum'at, 17 April 2020 - 11:32 WIB
loading...
A A A
6. Tetap Lakukan Evaluasi dan Planing.
Sebagaimana tersirat dalam surat Al-Hasyr ayat 18, kita sebagai seorang muslim dituntut untuk menjadi pribadi yang evaluatif sekaligus visioner. Dan untuk melakukan evaluasi (muhâsabah) atau merencanakan masa depan (takhthîth) perlu adanya momentum dan periodesasi.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah bersabda: "Salat lima waktu, antara Jumat ke Jumat berikutnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, itu dapat menghapus dosa antara itu semua, selagi menjauhi dosa besar". (HR. Muslim).

Dalam hadits di atas selain berbicara tentang keutamaan berupa pengampunan dosa, sebenarnya juga tersirat periodesasi kehidupan yang bisa dijadikan momentum perubahan diri bagi seorang Muslim.

Salah satunya adalah hari Jumat yang bisa dijadikan momentum evaluasi dan planing dalam periode waktu satu pekan. Tentu selain Salat Fardhu (harian), Ramadhan (Tahunan) dan dalam riwayat yang lain Haji atau Umrah (seumur hidup).

7. Tetap Berdoa di Waktu Mustajab.
Di antara keistimewaan hari Jumat adalah adanya waktu tertentu yang mustajab untuk berdoa. Meskipun ada riwayat menyebutkan bahwa waktu mustajab itu adalah antara dua khutbah dalam salat Jumat, namun riwayat yang lain menyebutkan bahwa ia ada antara habis Ashar hingga menjelang Maghrib.

Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda: "Pada hari Jumat terdapat 12 jam, di antara waktu itu ada waktu dimana tidaklah seorang muslim memohon sesuatu kepada Allah melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah ia di akhir waktu setelah 'Ashar." (HR. Abu Dawud).

Maka sesudah salat Ashar, terutama menjelang waktu Maghrib, hentikan semua aktivitas, segera masuk ke musalla rumah dan berdoa dengan khusyu' memohon ampunan dan kebaikan dari Allah Ta'ala, terutama keselamatan dari wabah Corona.

Semoga dengan mengamalkan tujuh hal di atas, meski masjid-masjid sementara ditutup, fungsi tarbawi dan berkah Jumat tidak ikut ter-lockdown. Ia tetap menjadi Sayyidul Ayyam (hari terbaik), Mukaffirah Adz-Dzunûb (penghapus dosa), dan Mahatthatul Hayâh (terminal kehidupan).
(rhs)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1320 seconds (0.1#10.140)