Tingkatan Iman Manusia, Di Mana Posisi Kita?
loading...
A
A
A
Bagi seorang muslim, iman atau keimanan adalah hal mendasar . Keimanan tentunya menjadi pembeda antara seorang muslim atau bukan. Tanpa ada keimanan kepada Allah dan Islam tentu manusia akan menjadi makhluk yang rapuh , sebagaimana rumah tanpa adanya pondasi yang kuat dan kokoh.
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan dan mempertebal iman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana Allah Ta'ala firmankan:
اِنَّمَا الۡمُؤۡمِنُوۡنَ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ ثُمَّ لَمۡ يَرۡتَابُوۡا وَجَاهَدُوۡا بِاَمۡوَالِهِمۡ وَاَنۡفُسِهِمۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ ؕ اُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوۡنَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang hanya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS al-Hujurât: 15)
Wujud keimanan sendiri adalah dalam bentuk perilaku . Tentu perilaku ini harus konsisten. Konsisten bukan berarti manusia tidak tanpa kesalahan dan kekurangan. Konsisten dalam hal ini adalah selalu dalam jalur yang benar walau harus ada waktu untuk jatuh dan bangkit kembali.
Syekh Allamah Muhammab bin Umar an-Nawawi Al Batani dalam Kitab Syarah Kasyifah as-Saja Fi Syarhi Safinah an-Naja menyebutkan bahwa terdapat lima tingkatan manusia, di antaranya yaitu:
1. Iman Taklid
Iman taklid merupakan keimanan yang didasarkan pada kepercayaan akan ucapan orang lain tanpa mengetahui dalilnya. Keimanan ini masih dianggap sah meskipun berdosa karena meninggalkan upaya mencari dalil ketika ia termasuk orang yang mampu mencari dalilnya.
2. Iman Ilmu atau Ilmul Yaqin
Tingkat keimanan kedua yaitu ada Iman ilmu atau ilmul yaqin. Pada tingkatan ini, keimanan seseorang didasarkan pada pemahaman aqidah-aqidah dan dalil-dalilnya.
"Orang dengan kategori keimanan pertama dan kedua terhijab dari zat Allah."
3. Iman Iyaan atau Ainul Yaqin
Keimanan berupa mengetahui Allah melalui pengawasan batin atau hati. Seseorang yang memiliki tingkat keimanan ini seolah-olah melihat Allah di tingkat maqam muraqabah atau derajat pengawasan hati. Sehingga Allah tidak hilang dan tidak ghaib sekejap pun dari mata batinnya.
4. Iman Haq atau Haqqul Yaqin
Pada tingkatan ini, keimanan seseorang yang melihat Allah melalui batinnya. Menurut para ulama seseorang yang memiliki tingkatan iman ini yakni orang yang makrifat. Seseorang tersebut dapat melihat Allah dalam segala sesuatu. Tingkatan ini berada di maqam musyahadah.
"Orang dengan kategori keimanan ini terhijab dari makhluk Allah."
5. Iman Hakikat
Seseorang pada tingkatan iman ini hanya melihat Allah bahkan dirinya pun tak terlihat. Dirinya bahkan merasa lenyap karena Allah dan dimabuk oleh cinta kepada-Nya. Layaknya tenggelam dalam lautan dan tidak melihat adanya pantai sama sekali. Keimanan ini berada pada tingkat maqam fana.
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan dan mempertebal iman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana Allah Ta'ala firmankan:
اِنَّمَا الۡمُؤۡمِنُوۡنَ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ ثُمَّ لَمۡ يَرۡتَابُوۡا وَجَاهَدُوۡا بِاَمۡوَالِهِمۡ وَاَنۡفُسِهِمۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ ؕ اُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوۡنَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang hanya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS al-Hujurât: 15)
Wujud keimanan sendiri adalah dalam bentuk perilaku . Tentu perilaku ini harus konsisten. Konsisten bukan berarti manusia tidak tanpa kesalahan dan kekurangan. Konsisten dalam hal ini adalah selalu dalam jalur yang benar walau harus ada waktu untuk jatuh dan bangkit kembali.
Syekh Allamah Muhammab bin Umar an-Nawawi Al Batani dalam Kitab Syarah Kasyifah as-Saja Fi Syarhi Safinah an-Naja menyebutkan bahwa terdapat lima tingkatan manusia, di antaranya yaitu:
1. Iman Taklid
Iman taklid merupakan keimanan yang didasarkan pada kepercayaan akan ucapan orang lain tanpa mengetahui dalilnya. Keimanan ini masih dianggap sah meskipun berdosa karena meninggalkan upaya mencari dalil ketika ia termasuk orang yang mampu mencari dalilnya.
2. Iman Ilmu atau Ilmul Yaqin
Tingkat keimanan kedua yaitu ada Iman ilmu atau ilmul yaqin. Pada tingkatan ini, keimanan seseorang didasarkan pada pemahaman aqidah-aqidah dan dalil-dalilnya.
"Orang dengan kategori keimanan pertama dan kedua terhijab dari zat Allah."
3. Iman Iyaan atau Ainul Yaqin
Keimanan berupa mengetahui Allah melalui pengawasan batin atau hati. Seseorang yang memiliki tingkat keimanan ini seolah-olah melihat Allah di tingkat maqam muraqabah atau derajat pengawasan hati. Sehingga Allah tidak hilang dan tidak ghaib sekejap pun dari mata batinnya.
4. Iman Haq atau Haqqul Yaqin
Pada tingkatan ini, keimanan seseorang yang melihat Allah melalui batinnya. Menurut para ulama seseorang yang memiliki tingkatan iman ini yakni orang yang makrifat. Seseorang tersebut dapat melihat Allah dalam segala sesuatu. Tingkatan ini berada di maqam musyahadah.
"Orang dengan kategori keimanan ini terhijab dari makhluk Allah."
5. Iman Hakikat
Seseorang pada tingkatan iman ini hanya melihat Allah bahkan dirinya pun tak terlihat. Dirinya bahkan merasa lenyap karena Allah dan dimabuk oleh cinta kepada-Nya. Layaknya tenggelam dalam lautan dan tidak melihat adanya pantai sama sekali. Keimanan ini berada pada tingkat maqam fana.