Salat, Satu-satunya Ibadah yang Langsung Diperintah Allah kepada Nabi Muhammad

Rabu, 20 Januari 2021 - 14:50 WIB
loading...
Salat, Satu-satunya Ibadah yang Langsung Diperintah Allah kepada Nabi Muhammad
Salat mempunyai kedudukan paling penting dan mendasar hingga syariat menempatkannya sebagai rukun Islam kedua setelah shahadat. Foto/Ist
A A A
Tidak seperti puasa, zakat atau ibadah Haji yang diterima Nabi lewat Malaikat Jibril, ibadah yang satu ini benar-benar istimewa. Tidak bermaksud mengeyampingkan ibadah lain, shalat merupakan ibadah paling mulia di sisi Allah.

Perintah salat diterima oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم langsung dari Allah Ta'ala. Perintah ini diterima oleh beliau pada saat bertemu dengan Allah 'Azza wa Jalla dalam perjalanan beliau Isra' dan Mi'raj.



Ibadah salat merupakan ibadah teragung dalam Islam yang kaya mengandung hikmah kebaikan bagi orang yang melaksanakannya. Karena dengan shalat ia akan tercegah dari segala bentuk kejahatan dan kekejian. Kenyataan ini membuktikan bahwa orang yang menegakkan shalat adalah orang yang paling minim melakukan kemaksiatan dan kriminal. Sebaliknya semakin jauh seseorang dari shalat, semakin terbuka peluang kemaksiatan dan kriminalnya.

"Dan yang terpenting shalat merupakan ibadah mulia lagi agung. Karena shalat merupakan salah satu wasiat Allah kepada Nabi-nabi dan wasiat para Nabi kepada umatnya," kata Hasan Husen Assagaf dalam satu tausiyahnya.

Salat menurut bahasa artinya do'a. Dalam ilmu fiqih adalah semua perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir (Allahu Akbar) dan diakhiri dengan taslim (assalamu 'alaikum). Salat merupakan ibadah yang diwajibkan bagi umat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم lima waktu sehari semalam.

Allah memerintahkan hamba-Nya agar bersujud dalam shalat. Dengan sujud berarti seseorang rela menghambakan dirinya kepada Allah yang menjadi tujuan hidup. Bukan suatu penghambaan yang memberi keuntungan bagi yang disembah. Tetapi penghambaan yang mendatangkan kebahagiaan bagi yang menyembah.

Kewajiban ini telah diterangkan dalam hadis Rasulullah صلى الله عليه وسلم:

عَنْ طَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَهْلِ نَجْدٍ ثَائِرَ الرَّأْسِ يُسْمَعُ دَوِيُّ صَوْتِهِ وَلا نَفْقَهُ مَا يَقُولُ ، فَإِذَا هُوَ يَسْأَلُ عَنِ الإِسْلامِ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ ، قَالَ : هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهُنَّ ؟ قَالَ : لا ، إِلا أَنْ تَطَّوَّعَ ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَصِيَامُ شَهْرِ رَمَضَانَ ، قَالَ : هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهُ ؟ قَالَ : لا ، إِلا أَنْ تَطَّوَّعَ ” . قَالَ : وَذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الزَّكَاةَ ، فَقَالَ : هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهَا ؟ قَالَ : ” لا ، إِلا أَنْ تَطَّوَّعَ ” . قَالَ : فَأَدْبَرَ الرَّجُلُ وَهُوَ يَقُولُ : وَاللَّهِ لا أَزِيدُ عَلَى هَذَا وَلا أَنْقُصُ مِنْهُ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ (رواه الشيخان)

Dari Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Seorang penduduk Najd telah datang menghadap Rasulullah صلى الله عليه وسلم dengan keadaan rambutnya kusut. Kami mendengar nada suaranya tetapi tidak memahami kata-katanya sehingga ia mendekatinya. Dia terus bertanya mengenai Islam. Lalu Rasulullah bersabda: Islam adalah shalat lima waktu sehari semalam. Lelaki itu bertanya lagi: Masih adakah shalat lain yang diwajibkan kepadaku? Rasulullah menjawab: Tidak, kecuali jika engkau ingin melakukannya secara sukarela yaitu shalat sunnah. Seterusnya kamu hendaklah berpuasa pada bulan Ramadhan. Lalu lelaki itu bertanya lagi: Masih adakah puasa lain yang diwajibkan kepada ku? Rasulullah menjawab dengan bersabda: Tidak, kecuali jika engkau ingin melakukannya secara sukarela yaitu puasa sunnah. Rasulullah meneruskan sabdanya: Keluarkanlah zakat. Kemudian lelaki itu bertanya: Adakah terdapat zakat lain yang diwajibkan kepadaku? Rasulullah menjawab dengan bersabda: Tidak, kecuali jika engkau ingin mengeluarkannya secara sukarela yaitu sedekah. Kemudian lelaki itu berpaling sambil berkata: Demi Allah, aku tidak akan menambah dan menguranginya. Rasulullah saw bersabda: Dia amat beruntung jika menepati apa yang telah diucapkannya." (HR Al-Bukhari, Muslim)

Dalil Perintah Shalat

Allah Ta'ala berfirman tentang Musa:

وَأَقِمِ الصَّلاَةَ لِذِكْرِي – طه ﴿١٤

"Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku." (QS Thaha ayat: 14)

Allah berfirman tentang Ismail:

وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّـلاَةِ وَالزَّكَـاةِ وَكَانَ عِندَ رَبِّهِ مَرْضِيّاً – مريم ﴿٥٥

"Dan ia menyuruh ahlinya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya." (QS Maryam ayat: 55).

Allah berfirman tentang Ibrahim:

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ – ابراهيم ﴿٤٠

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku." (QS Ibrahim 40).

Allah berfirman tentang Nabi Muhammad:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاَةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا – طه ﴿١٣٢

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya." (QS Thaha ayat 132)

Dan masih banyak lagi dalil perintah shalat yang disebut dalam Al-Qur'an maupun Hadis Nabi. Kesimpulannya, orang yang bersabar mendirikan shalat merupakan golongan orang yang dicintai Allah. Semoga kita termasuk ke dalam golongan tersebut. Aamiin.



Wallahu A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1951 seconds (0.1#10.140)