Menyambut Bulan Mulia Rajab, Ini Amalan Utama yang Diperintahkan Nabi
loading...
A
A
A
Alhamdulillah tak lama lagi umat Islam akan memasuki 1 Rajab 1442 Hijriyah bertepatan Sabtu depan, 13 Februari 2021. Ini artinya sebentar lagi bulan Suci Ramadhan (13 April 2021) akan menyapa kita, insya Allah.
Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram yang diagungkan Allah Ta'ala selain Muharram, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah. Dalam kelnder Hijriyah, Rajab adalah bulan ke-7. Akan tetapi sebelum pembentukan kalender Hijriyah oleh Sayyidina Umar Bin Khattab, Rajab dikenal sebagai bulan mulia yang berada sebelum bulan Sya'ban dan setelah Jumadil Tsaniyah (Jumadil Akhir).
Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku. Semoga Allah menyampaikan kita ke bulan Rajab hingga Ramadhan.
Dalam Buku "Rajab, Keutamaan & Hukumnya" karya Ustaz Ahmad Zarkasih, Dewan pengajar di Pesantren Mahasiswa Ihya' Qalbun Salim di Lebak Bulus Jakarta disebutkan, bahwa orang-orang sebelum Islam sudah mengenal bulan Rajab. Ketika peradaban jahiliyah, bulan Rajab sudah menjadi bulan mulia. Salah satu bentuk pemuliaan bulan Rajab adalah haramnya pertumpahan darah di bulan itu untuk alasanapapun.
Abu Nashr al-Farabi (393 H) menjelaskan dalam Kitabnya al-Shihah Taaj al-Lughah (1/133): Rajab artinya mulia; aku merajabkan sesuatu yakni memuliakannya dan mengagungkannya, dan sesuatu itu mulia. Dan karena itulah Rajab dinamakan Rajab; karena memang orang-orang terdahulu di zaman Jahiliyah memuliakan bulan itu dan tidak menghalalkan peperangan.
Orang-orang Jahiliyah bukan hanya mengharamkan peperangan. Mereka pun memiliki ritual sembelihan ketika masuk bulan Rajab, untuk memberi makan keluarga danorang-orang sekitarnya; sebagai bentuk pemuliaan bulan Rajab. Sembelihan itu biasa disebut dengan istilah "Al-Rajabiyah" atau juga "Al-'Atirah". Itu yang disebutkan oleh Al-Farahidiy (170 H) dalam kitabnya Kitab al-'Ain (6/113).
Ketika Islam datang, kemuliaan itu dipertegas dengan sabda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yang menguatkan bahwa Rajab adalah bulan mulia, yang masuk dalam 4 bulan haram.
Islam Memuliakan Bulan Rajab
Sudah bukan rahasia lagi bahwa bulan-bulan haram memang dimuliakan oleh Allah dalam wahyu-Nya.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." (QS. At-Taubah: 36)
4 bulan yang disebutkan Allah dalam ayat itu dijelaskan oleh Nabi dalam sabdanya. Dari Abu Bakrah, Nabi bersabda: "Setahun itu ada 12 bulan, dan di antaranya ada 4bulan mulia, 3 berurutan; DzulQa'dah, DzulHijjah, Muharram, dan Rajab Mudhar yang ia itu berada antara Jumada dan Sya'ban." (Muttafaq 'alaiyh)
Dengan pemuliaan 4 bulan haram itu tentu berbeda dengan bulan-bulan lainnya termasuk dalam hal adab dan hukumnya. Disebut Rajab Mudhar, bukan berarti Rajab ada banyak jenisnya. Rajab hanya satu. Disebutkan demikian, karena dahulu ada 2 suku; Mudhar dan Rabi'ah, yang masing-masing sangat memuliakan beberapabulan hijriyah.
Kaum Rabi'ah sangat menyukai dan mengagungkan bulan Ramadhan, sedangkan kaummudhar sangat menaruh cinta yang dalam kepada Rajab, sehingga Rajab menjadi bulan yang sangat dimuliakan oleh kaum ini. Karena itulah, orang-orang dahulu, menyebut Rajab dengan sebutan rajab Mudhar. (Syarhu Muslim li an-Nawawi 11/168)
Amalan Utama di Bulan-bulan Haram
Salah satu bentuk pernghormatan kepada bulan-bulan haram adalah dengan menghidupkan puasa di dalamnya. Selain untuk menghormati bulan yang diagungkan Allah, puasa di bulan haram adalah upaya memanfaatkan waktu dan mendekatkan diri kepada Allah.
Allah menyediakan banyak pahala dan keberkahan di dalamnya. Selain karena memang bulan-bulan haram adalah bulan mulia, puasa di dalamnya juga disyariatkan. Imam Ahmad dalam musnad-nya, serta imam Abu Daud dan juga Imam Ibnu Majah dalam kitab sunan mereka meriwayatkan hadits dari salah seorang dari suku Al-Bahilah:
"Aku mendatangi Nabi Muhammad lalu aku berkata kepada beliau: "Wahai Nabi, aku adalah orang yang pernah datang kepadamu di tahun pertama". Nabi kemudian bertanya: "Kenapa badan kamu menjadi kurus?" Ia menjawab: "Aku selama ini tidak makan dalam sehari kecuali malam saja". Nabi bertanya: "Siapa yang menyuruhmu menyiksa tubuhmu seperti ini?" Aku -Al-Bahiliy- menjawab: "Wahai Nabi, aku ini orang yang kuat bahkan lebih kuat". Nabi mengatakan: "Puasalah di bulan Sabar (bulan Ramadhan) saja, dan sehari setelahnya!", lalu aku menjawab: "Aku lebih kuat dari itu ya Nabi!". Nabi menjawab: "Kalau begitu, puasa Ramadhan dan 2 hari setelahnya!" Aku menjawab lagi: "Aku lebih kuat dari itu wahai Nabi!" Nabi berkata: "Kalau begitu,puasa Ramadhan, kemudian 3 hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan haram!".
Puasa yang disebutkan adalah puasa secara mutlak. Artinya puasa dengan waktu yang tidak tertentu, maka puasa di hari ke berapapun dalam bulan-bulan haram itu tidak masalah, karena memang itu disunnahkan. Jadi kalau ada yang melarang orang lain berpuasa di bulan-bulan haram, bisa jadi ia tidak tahu kemuliaan bulan atau bisa jadi ia mengingkari bulan yang dimuliakan Allah. Na'udzubillah.
Demikian ulasan singkat tentang keutaman bulan Rajab. Mudah-mudahan Allah memilpahkan taufik-Nya agar kita diberi kesempatan beramal saleh di bulan Rajab hingga bulan Ramadhan. Aamiin.
Baca Juga: 3 Keutamaan Puasa di Bulan Rajab, Salah Satunya Dibuka Untuknya 8 Pintu Surga
Wallahu A'lam
Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram yang diagungkan Allah Ta'ala selain Muharram, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah. Dalam kelnder Hijriyah, Rajab adalah bulan ke-7. Akan tetapi sebelum pembentukan kalender Hijriyah oleh Sayyidina Umar Bin Khattab, Rajab dikenal sebagai bulan mulia yang berada sebelum bulan Sya'ban dan setelah Jumadil Tsaniyah (Jumadil Akhir).
Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku. Semoga Allah menyampaikan kita ke bulan Rajab hingga Ramadhan.
Dalam Buku "Rajab, Keutamaan & Hukumnya" karya Ustaz Ahmad Zarkasih, Dewan pengajar di Pesantren Mahasiswa Ihya' Qalbun Salim di Lebak Bulus Jakarta disebutkan, bahwa orang-orang sebelum Islam sudah mengenal bulan Rajab. Ketika peradaban jahiliyah, bulan Rajab sudah menjadi bulan mulia. Salah satu bentuk pemuliaan bulan Rajab adalah haramnya pertumpahan darah di bulan itu untuk alasanapapun.
Abu Nashr al-Farabi (393 H) menjelaskan dalam Kitabnya al-Shihah Taaj al-Lughah (1/133): Rajab artinya mulia; aku merajabkan sesuatu yakni memuliakannya dan mengagungkannya, dan sesuatu itu mulia. Dan karena itulah Rajab dinamakan Rajab; karena memang orang-orang terdahulu di zaman Jahiliyah memuliakan bulan itu dan tidak menghalalkan peperangan.
Orang-orang Jahiliyah bukan hanya mengharamkan peperangan. Mereka pun memiliki ritual sembelihan ketika masuk bulan Rajab, untuk memberi makan keluarga danorang-orang sekitarnya; sebagai bentuk pemuliaan bulan Rajab. Sembelihan itu biasa disebut dengan istilah "Al-Rajabiyah" atau juga "Al-'Atirah". Itu yang disebutkan oleh Al-Farahidiy (170 H) dalam kitabnya Kitab al-'Ain (6/113).
Ketika Islam datang, kemuliaan itu dipertegas dengan sabda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yang menguatkan bahwa Rajab adalah bulan mulia, yang masuk dalam 4 bulan haram.
Islam Memuliakan Bulan Rajab
Sudah bukan rahasia lagi bahwa bulan-bulan haram memang dimuliakan oleh Allah dalam wahyu-Nya.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." (QS. At-Taubah: 36)
4 bulan yang disebutkan Allah dalam ayat itu dijelaskan oleh Nabi dalam sabdanya. Dari Abu Bakrah, Nabi bersabda: "Setahun itu ada 12 bulan, dan di antaranya ada 4bulan mulia, 3 berurutan; DzulQa'dah, DzulHijjah, Muharram, dan Rajab Mudhar yang ia itu berada antara Jumada dan Sya'ban." (Muttafaq 'alaiyh)
Dengan pemuliaan 4 bulan haram itu tentu berbeda dengan bulan-bulan lainnya termasuk dalam hal adab dan hukumnya. Disebut Rajab Mudhar, bukan berarti Rajab ada banyak jenisnya. Rajab hanya satu. Disebutkan demikian, karena dahulu ada 2 suku; Mudhar dan Rabi'ah, yang masing-masing sangat memuliakan beberapabulan hijriyah.
Kaum Rabi'ah sangat menyukai dan mengagungkan bulan Ramadhan, sedangkan kaummudhar sangat menaruh cinta yang dalam kepada Rajab, sehingga Rajab menjadi bulan yang sangat dimuliakan oleh kaum ini. Karena itulah, orang-orang dahulu, menyebut Rajab dengan sebutan rajab Mudhar. (Syarhu Muslim li an-Nawawi 11/168)
Amalan Utama di Bulan-bulan Haram
Salah satu bentuk pernghormatan kepada bulan-bulan haram adalah dengan menghidupkan puasa di dalamnya. Selain untuk menghormati bulan yang diagungkan Allah, puasa di bulan haram adalah upaya memanfaatkan waktu dan mendekatkan diri kepada Allah.
Allah menyediakan banyak pahala dan keberkahan di dalamnya. Selain karena memang bulan-bulan haram adalah bulan mulia, puasa di dalamnya juga disyariatkan. Imam Ahmad dalam musnad-nya, serta imam Abu Daud dan juga Imam Ibnu Majah dalam kitab sunan mereka meriwayatkan hadits dari salah seorang dari suku Al-Bahilah:
"Aku mendatangi Nabi Muhammad lalu aku berkata kepada beliau: "Wahai Nabi, aku adalah orang yang pernah datang kepadamu di tahun pertama". Nabi kemudian bertanya: "Kenapa badan kamu menjadi kurus?" Ia menjawab: "Aku selama ini tidak makan dalam sehari kecuali malam saja". Nabi bertanya: "Siapa yang menyuruhmu menyiksa tubuhmu seperti ini?" Aku -Al-Bahiliy- menjawab: "Wahai Nabi, aku ini orang yang kuat bahkan lebih kuat". Nabi mengatakan: "Puasalah di bulan Sabar (bulan Ramadhan) saja, dan sehari setelahnya!", lalu aku menjawab: "Aku lebih kuat dari itu ya Nabi!". Nabi menjawab: "Kalau begitu, puasa Ramadhan dan 2 hari setelahnya!" Aku menjawab lagi: "Aku lebih kuat dari itu wahai Nabi!" Nabi berkata: "Kalau begitu,puasa Ramadhan, kemudian 3 hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan haram!".
Puasa yang disebutkan adalah puasa secara mutlak. Artinya puasa dengan waktu yang tidak tertentu, maka puasa di hari ke berapapun dalam bulan-bulan haram itu tidak masalah, karena memang itu disunnahkan. Jadi kalau ada yang melarang orang lain berpuasa di bulan-bulan haram, bisa jadi ia tidak tahu kemuliaan bulan atau bisa jadi ia mengingkari bulan yang dimuliakan Allah. Na'udzubillah.
Demikian ulasan singkat tentang keutaman bulan Rajab. Mudah-mudahan Allah memilpahkan taufik-Nya agar kita diberi kesempatan beramal saleh di bulan Rajab hingga bulan Ramadhan. Aamiin.
Baca Juga: 3 Keutamaan Puasa di Bulan Rajab, Salah Satunya Dibuka Untuknya 8 Pintu Surga
Wallahu A'lam
(rhs)