3 Keutamaan Puasa di Bulan Rajab, Salah Satunya Dibuka Untuknya 8 Pintu Surga

Senin, 24 Februari 2020 - 14:37 WIB
3 Keutamaan Puasa di Bulan Rajab, Salah Satunya Dibuka Untuknya 8 Pintu Surga
3 Keutamaan Puasa di Bulan Rajab, Salah Satunya Dibuka Untuknya 8 Pintu Surga
A A A
Besok Selasa 25 Februari 2020, kita akan memasuki 1 Rajab 1441 Hijiyah atau menurut kalender Hijriyah nanti malam selepas Maghrib. Apa saja keutamaan bulan Rajab ?

Kemuliaan Rajab sebagai bulan-bulan Al-Hurum (bulan yang disucikan Allah) telah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW). Dalam Surah At-Taubah ayat 36, Allah Ta'ala mengabarkan kemuliaan Rajab dan tiga bulan lainnya yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah dan Muharram.

Berikut keutamaan berpuasa di bulan Rajab sebagaimana disampaikan oleh Pengasuh Al-Hawthah Al-Jindaniyah Habib Ahmad bin Novel bin Jindan .

1. Berpuasa Sehari di Bulan Rajab Diberi Minuman dari Sungai Bernama Rajab.


أخرج أبو الشيخ ابن حبان في “كتاب الصيام” ، والأصبهاني وابن شاهين كلاهما في “الترغيب” والبيهقي في “فضائل الأوقات” وغيرهم ، مِن حديث أنس بن مالك رضي الله عنه أنَّه قال: قال رسول الله عليه وسلم: ((إنَّ في الجنَّة نَهراً يُقال له رَجَب ، أشدّ بَيَاضاً مِن اللبَنِ وأحلَى مِن العَسَلِ ، مَن صَامَ مِن رَجبٍ يوماً سَقَاهُ اللهُ مِن ذلكَ النَّهر

Telah diriwayatkan oleh Abu Asyeikh Ibn Hibban dalam Kitab Ash Shiyam dan Al-Asbahani dan ibn Syahin yang keduanya dalam At Targhib dan Al-Baihaqi di dalam Fadhil Al Awqot dan para periwayat lainnya dari hadis Anas bin Malik. Beliau berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya di surga terdapat sungai yang disebut dengan nama Rajab, lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Barang siapa berpuasa satu hari dari bulan Rajab maka Allah akan memberikannya minuman dari sungai tersebut".

2. Berpuasa 8 Hari Maka Dibukakan Untuknya 8 Pintu Surga.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلّم: ((مَن صامَ يوماً مِن رجب كان كصيام سنة ، ومَن صام سبعة أيام غُلِّقتْ عنه سبعة أبواب جهنم ، ومَن صام ثمانية أيّام فُتِحت له ثمانيةُ أبوابِ الجنة ومَن صامَ عشرةَ أيّامٍ لم يَسأل اللهَ عزّ وجلّ شيئاً إلاَّ أعطاهُ ، ومَن صام خمسة عشرَ يوماً نادى منادٍ مِن السماء: قد غُفِر لكَ ما سَلَفَ فاستأنِفِ العمل ، قد بُدِّلَتْ سيِّئاتكَ حسنات ، ومَن زادَ زادَه اللهُ

Berkata Rasulullah SAW: "Barangsiapa berpuasa di bulan Rajab satu hari maka bagaikan puasa satu tahun. Dan barangsiapa yang berpuasa tujuh hari maka ditutupkan darinya tujuh pintu api neraka, dan barangsiapa yang berpuasa delapan hari maka dibukakan untuknya delapan pintu surga. Dan barangsiapa yang berpuasa sepuluh hari maka dia tidak memohon apapun kepada Allah melainkan diberikan untuknya. Dan barangsiapa yang puasa lima belas hari maka penyeru langit menyerukan baginya sesungguhnya Allah telah mengampuni apa yang lalu dari dosamu maka mulailah hidup baru, sungguh telah dirubah kesalahanmu menjadi kebaikan, dan barangsiapa yang puasanya lebih maka Allah akan memberinya lebih".

3. Berpuasa di Hari ke 27 Bulan Rajab Dicatat Baginya Puasa 60 Bulan.


وأخرج أبو موسى المديني في كتاب “فضائل الليالي والأيام” عن أبي هريرة ، أنَّ رسول الله صلى الله عليه وسلَّم قال: ((مَن صامَ يومَ السَّابع وعشرين مِن رجبٍ كَتَبَ اللهُ عزَّ وجلَّ له صيام ستين شهراً وهو اليوم الذي هَبَطَ فيه جبريل على محمدٍ صلى الله عليه وسلم بالرسالة)). قال المُحدِّث عبد العزيز بن عرفة السليماني: هذا حديث حسنٌ لذاته ، بتتبّع الرواة والنّظر في سنده لمَن له باع في الصنعة الحديثيَّة

Telah diriwayatkan oleh Abu Musa Al Madini dalam kitab Fadhoil Al Layali wal Ayyam dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW berkata: "Barangsiapa yang berpuasa pada hari ke 27 dari bulan Rajab maka Allah catat baginya puasa 60 bulan". Dan itu adalah hari di mana Jibril turun kepada Muhammad SAW dengan risalah. Berkata Al Muhaddits AbdulAziz bin Arafah As Sulaimani, bahwa hadis ini statusnya adalah Hasan li dzatih atas penelitian terhadap para perawi dalam sanadnya.

Al-Hafidz As Sayuthi berkata tentang hadis tersebut dalam Al-Hawi lil Fatawi: "Hadis-hadis ini bukanlah hadis palsu, namun masuk dalam kelompok hadis dhaif yang boleh diriwayatkan dalam Fadhoil (amal ibadah yang mendapatkan pahala tertentu).

Para Ahli Hadis menegaskan bahwa hadis dhaif dapat dijadikan sebagai acuan untuk perkara yang sunnah dan untuk suatu perkara yang makruh. Imam An Nawawi berkata dalam Al Adzkar, "Sebagaimana jika diriwayatkan suatu hadis dhaif yang menyatakan kemakruhan suatu perkara yang berkaitan dengan jual beli dan pernikahan maka hukumnya adalah sunnah menjauhkan perkara tersebut."

Imam Ibn Rajab Al Hanbali menyebutkan beberapa hadis tentang puasa di bulan-bulan Al Hurum dan bulan Rajab. Di antaranya apa yang diriwayatkan Imam Al Baihaqi dari Mujibah Al Bahiliyah dari ayah atau pamannya bahwa Nabi SAW berkata kepadanya:

صم من الحرم و اترك، صم من الحرم و اترك، صم من الحرم و اترك

"Berpuasalah kamu dari bulan Al-Hurum dan tinggalkan, berpuasalah kamu dari bulan Al-Hurum dan tinggalkan, berpuasalah kamu dari bulan Al-Hurum dan tinggalkan". Maksudnya, kamu boleh berpuasalah di sebagiannya dan boleh tidak berpuasa di sebagiannya.

Diriwayatkan oleh Al Kattani dengan sanadnya bahwa 'Urwah bertanya kepada Abdullah bin Umar bin Al Khotthob, "Apakah Rasulullah SAW berpuasa di bulan Rajab?" Abdullab bin Umar menjawab, "Betul, dan beliau mengagungkannya."

Kata Habib Ahmad bin Novel, masih banyak hadis-hadis yang menjelaskan tentang keutamaan berpuasa di bulan-bulan Al-Hurum. Ibadah-ibadah yang dilakukan di Bulan Rajab seperti puasa, istighfar, dan sebagainya, tidak dikhususkan hanya dilakukan di bulan Rajab saja.

"Alhamdulillah, umat Islam berpuasa di setiap waktu yang mereka inginkan. Baik itu di bulan Rajab maupun bulan-bulan Al-Hurum yang lain dan juga di bulan-bulan lainnya, sebagaimana beristighfarpun demikian. Memang beginilah yang seharusnya," terang Habib Ahmad yang juga murid dari ulama kharismatik Yaman, Al-Habib Umar bin Hafiz. (Baca Juga: Selamat Datang Bulan Mulia Rajab, Ini Keutamaannya)
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3469 seconds (0.1#10.140)