Ini yang Dilakukan Ali bin Abu Thalib Saat Berdiri di Depan Dua Onggok Emas dan Perak

Senin, 22 Februari 2021 - 17:13 WIB
loading...
Ini yang Dilakukan Ali bin Abu Thalib Saat Berdiri di Depan Dua Onggok Emas dan Perak
Ilustrasi Ali Bin Abi Thalib/Ist/mhy
A A A
BANYAK sekali riwayat yang mengisahkan kezuhudan Ali bin Abu Thalib r.a. Sikapnya yang selalu menolak kekayaan dan harta benda sangat menonjol. Buku Sejarah Hidup Imam Ali ra karya H.M.H. Al Hamid Al Husaini mengisahkan salah seorang tokoh pada zamannya, Asy Syi'biy misalnya, sangat terkesan oleh suatu peristiwa yang disaksikannya sendiri di masa kanak-kanak.

Bada juga: Muawiyah Tinggal di Istana Megah, Ali bin Abu Thalib: Itu Istana Celaka!

Katanya: "Bersama anak-anak lain aku pernah masuk ke sebuah tempat yang sangat luas di Kufah . Di sana aku melihat Ali bin Abu Thalib sedang berdiri di depan dua onggok emas dan perak. Ia memegang sebilah pedang untuk membubarkan orang banyak yang berkerumun di tempat itu. Setelah itu ia kembali menghampiri onggokan emas dan perak untuk menghitungnya. Kemudian memanggil orang-orang supaya mendekat dan kulihat semua emas dan perak habis dibagi-bagikan sampai tak ada lagi sisanya."

"Waktu aku pulang," kata Asy Syi'biy seterusnya, "bertanya kepada ayah: 'Yang kusaksikan hari ini orang yang paling baik ataukah orang yang paling bodoh?'

Sambil keheran-heranan ayah balik bertanya: 'Siapa dia, anakku?'

Kujawab: 'Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib.' Kemudian kuceritakan kepada ayah apa yang kusaksikan tadi. Mendengar ceritaku itu ayah terharu dan sambil melinangkan air mata menjawab: 'Yang kaulihat tadi itu orang yang paling baik, anakku'…"

Riwayat yang membuktikan tentang tidak senangnya Ali bin Abu Thalib r.a. kepada harta kekayaan diceritakan juga oleh Muhammad bin Fudhail, Harun bin Antarah dan Zadan.

Ketika itu Muhammad bin Fudhail bepergian bersama pelayan Ali bin Abu Thalib r.a. yang bernama Qanbar. Di tengah jalan mereka bertemu dengan Ali bin Abu Thalib r.a. Kepada tuannya Qanbar memberitahu bahwa ia mempunyai barang simpanan yang khusus disembunyikan untuknya. Pemberitahuan Qanbar itu menimbulkan tanda-tanya di hatinya. Kemudian ia minta penjelasan.

Tanpa memberi jawaban apapun Qanbar terus mengajak Ali bin Abu Thalib r.a. pergi ke tempat tinggalnya. Setibanya di rumah, Qanbar menghampiri sebuah tempat dan mengambil sebuah kantong. Waktu kantong dibuka dan dikeluarkan ternyata berisi beberapa piala penuh dengan kepingan-kepingan emas dan perak.

Dengan wajah berseri-seri Qanbar berkata: "Kulihat tuan tak pernah membiarkan barang apa pun yang tidak tuan bagikan kepada orang-orang lain sampai habis. Oleh karena itu semuanya ini kusembunyikan dari Baitul Mal, khusus untuk tuan."

Dengan mata membelalak, Ali bin Abu Thalib membentak: "Celaka engkau, hai Qanbar! Apakah engkau ingin memasukkan kobaran api ke dalam rumahku?"

Tanpa banyak bicara lagi Ali bin Abu Thalib segera menghunus pedang lalu dihantamkan kuat-kuat ke kantong yang berisi piala-piala penuh emas dan perak. Piala-piala itu hancur berkeping-keping dan emas serta perak tertebar berhamburan. Habis itu Ali bin Abu Thalib r.a. mengumpulkan orang banyak. Kepada mereka ia berkata: "Bagilah semuanya itu dengan adil!"

Belum puas dengan sikap yang memukaukan orang banyak itu, Ali bin Abu Thalib r.a. cepat-cepat menuju Baitul Mal. Semua yang tersimpan dalam balai harta kaum muslimin itu dibagi-bagikan begitu saja kepada orang-orang. Setelah terbagi rata, ia masih melihat ada beberapa kerat jarum dan benda-benda kecil lain yang kurang berharga. Kepada orang-orang yang masih tinggal ia menganjurkan supaya benda-benda kecil itu dibagi juga.

Apa jawab mereka: "… Kami tidak membutuhkan itu…!"

Ali bin Abu Thalib r.a. tersenyum meninggalkan Baitul Mal seraya bergumam: "Yang jelek sebenarnya harus diambil juga bersama-sama yang baik!"

Ia pergi tanpa sekeping pun melekat di tangannya.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3081 seconds (0.1#10.140)