Kisah Imam Sufyan Ats-Tsauri Menegur Khalifah, Ini yang Terjadi!
loading...
A
A
A
Seorang tetangga Sufyan Ats-Tsauri meninggal dunia. Beliau pun pergi untuk membacakan doa pada penguburannya. Setelah selesai, terdengar olehnya orang-orang berkata: "Almarhum adalah seorang yang baik."
"Seandainya kau ketahui bahwa orang-orang lain menyukai almarhum. Niscaya aku tidak turut di dalam penguburan ini. Jika seseorang bukan munafik, maka orang-orang lain tidak akan menyukainya!" kata Sufyan Ats-Tsauri.
Suatu hari Sufyan Ats-Tsauri salah mengenakan pakaiannya. Ketika hal ini dikatakan padanya, beliau segera memperbaiki pakaiannya tetapi cepat-cepat dibatalkannya pula niatnya itu. Beliau berkata, "Aku mengenakan pakaian ini karena Allah dan aku tak ingin mengubahnya hanya karena manusia."
Seorang pemuda mengeluh karena tidak sempat menunaikan ibadah haji. Sufyan Ats-Tsauri menegurnya: "Telah empat puluh kali aku menunaikan ibadah haji. Semuanya akan kuberikan kepadamu asalkan engkau mau memberikan keluhanmu itu kepadaku."
"Baiklah," si pemuda menjawab. Malam harinya dalam mimpinya Sufyan Ats-Tsauri mendengar sebuah suara yang berkata kepadanya: "Engkau mendapat keuntungan yang sedemikian besarnya sehingga apabila dibagi-bagikan kepada semua jamaah di Padang Arafah, niscaya setiap orang di antara mereka menjadi kaya raya."
Suatu hari Sufyan Ats-Tsauri sedang menyantap sepotong roti, lewatlah seekor anjing. Anjing itu diberinya roti secabik demi secabik. Seseorang bertanya kepada Sufyan Ats-Tsauri:
"Mengapa roti-roti itu tidak engkau makan beserta anak isterimu?"
Sufyan Ats-Tsauri berkata: "Jika anjing ini kuberi roti, niscaya ia akan menjagaku sepanjang malam sehingga aku dapat beribadah dengan tenang. Jika roti ini kuberikan kepada anak istriku niscaya mereka akan menghalangi diriku untuk beribadah kepada Allah."
Suatu ketika Sufyan Ats-Tsauri melakukan perjalanan ke Makkah. Beliau diusung di atas sebuah tandu. Selama di dalam perjalanan, Sufyan Ats-Tsauri menangis terus menerus. Seorang sahabat yang menyertainya bertanya.
"Apakah engkau menangis karena takut akan dosa-dosamu?".
Sufyan Ats-Tsauri mengulurkan tangannya dan mencabut beberapa helai jerami. "Dosa-dosaku memang banyak, tetapi semuanya tidaklah lebih berarti daripada pegangan jerami imanku benar-benar iman atau bukan."
Betapa cintanya Sufyan Ats-Tsauri terhdap semua makhluk Allah. Suatu hari ketika berada di pasar, ia melihat seekor burung di dalam sangkar. Si burung mengepak-ngepakkan sayap dan mencicit-cicit dengan sedihnya. Sufyan Ats-Tsauri membeli burung itu lalu melepaskannya. Setiap malam burung itu datang ke rumah Sufyan Ats-Tsauri, menunggui Sufyan Ats-Tsauri apabila ia sedang sholat dan sekali-sekali hinggap di tubuhnya.
Ketika Sufyan Ats-Tsauri meninggal dunia dan jasadnya diusung ke pemakaman. Si burung ikut pula mengantarkannya dan seperti pengantar-pengantar yang lain ia pun mencicit-cicit sedih. Ketika jasad Sofyan Ats-Tsauri diturunkan ke dalam tanah, si burung menyerbu masuk ke dalam kuburan itu. Kemudian terdengarlah suara dari dalam kuburan itu:
"Allah Yang Maha Besar telah memberi ampunan kepada Sufyan Ats-Tsauri karena telah menunjukan belas kasih kepada makhluk-makhlik-Nya."
Masya Allah Tabarakallah, demikian kisah Imam Sufyan Ats-Tsauri yang sangat mahsyur. Kisahnya penuh ibrah dan mengandung banyak hikmah untuk diteladani.
Wallahu A'lam
"Seandainya kau ketahui bahwa orang-orang lain menyukai almarhum. Niscaya aku tidak turut di dalam penguburan ini. Jika seseorang bukan munafik, maka orang-orang lain tidak akan menyukainya!" kata Sufyan Ats-Tsauri.
Suatu hari Sufyan Ats-Tsauri salah mengenakan pakaiannya. Ketika hal ini dikatakan padanya, beliau segera memperbaiki pakaiannya tetapi cepat-cepat dibatalkannya pula niatnya itu. Beliau berkata, "Aku mengenakan pakaian ini karena Allah dan aku tak ingin mengubahnya hanya karena manusia."
Seorang pemuda mengeluh karena tidak sempat menunaikan ibadah haji. Sufyan Ats-Tsauri menegurnya: "Telah empat puluh kali aku menunaikan ibadah haji. Semuanya akan kuberikan kepadamu asalkan engkau mau memberikan keluhanmu itu kepadaku."
"Baiklah," si pemuda menjawab. Malam harinya dalam mimpinya Sufyan Ats-Tsauri mendengar sebuah suara yang berkata kepadanya: "Engkau mendapat keuntungan yang sedemikian besarnya sehingga apabila dibagi-bagikan kepada semua jamaah di Padang Arafah, niscaya setiap orang di antara mereka menjadi kaya raya."
Suatu hari Sufyan Ats-Tsauri sedang menyantap sepotong roti, lewatlah seekor anjing. Anjing itu diberinya roti secabik demi secabik. Seseorang bertanya kepada Sufyan Ats-Tsauri:
"Mengapa roti-roti itu tidak engkau makan beserta anak isterimu?"
Sufyan Ats-Tsauri berkata: "Jika anjing ini kuberi roti, niscaya ia akan menjagaku sepanjang malam sehingga aku dapat beribadah dengan tenang. Jika roti ini kuberikan kepada anak istriku niscaya mereka akan menghalangi diriku untuk beribadah kepada Allah."
Suatu ketika Sufyan Ats-Tsauri melakukan perjalanan ke Makkah. Beliau diusung di atas sebuah tandu. Selama di dalam perjalanan, Sufyan Ats-Tsauri menangis terus menerus. Seorang sahabat yang menyertainya bertanya.
"Apakah engkau menangis karena takut akan dosa-dosamu?".
Sufyan Ats-Tsauri mengulurkan tangannya dan mencabut beberapa helai jerami. "Dosa-dosaku memang banyak, tetapi semuanya tidaklah lebih berarti daripada pegangan jerami imanku benar-benar iman atau bukan."
Betapa cintanya Sufyan Ats-Tsauri terhdap semua makhluk Allah. Suatu hari ketika berada di pasar, ia melihat seekor burung di dalam sangkar. Si burung mengepak-ngepakkan sayap dan mencicit-cicit dengan sedihnya. Sufyan Ats-Tsauri membeli burung itu lalu melepaskannya. Setiap malam burung itu datang ke rumah Sufyan Ats-Tsauri, menunggui Sufyan Ats-Tsauri apabila ia sedang sholat dan sekali-sekali hinggap di tubuhnya.
Ketika Sufyan Ats-Tsauri meninggal dunia dan jasadnya diusung ke pemakaman. Si burung ikut pula mengantarkannya dan seperti pengantar-pengantar yang lain ia pun mencicit-cicit sedih. Ketika jasad Sofyan Ats-Tsauri diturunkan ke dalam tanah, si burung menyerbu masuk ke dalam kuburan itu. Kemudian terdengarlah suara dari dalam kuburan itu:
"Allah Yang Maha Besar telah memberi ampunan kepada Sufyan Ats-Tsauri karena telah menunjukan belas kasih kepada makhluk-makhlik-Nya."
Masya Allah Tabarakallah, demikian kisah Imam Sufyan Ats-Tsauri yang sangat mahsyur. Kisahnya penuh ibrah dan mengandung banyak hikmah untuk diteladani.
Wallahu A'lam
(rhs)