Rahasia Tawaf, Ini Alasan Mengapa Ka'bah Diputari Melawan Arah Jarum Jam

Kamis, 25 Maret 2021 - 17:46 WIB
loading...
A A A
Filosofi itu mengajarkan kita bahwa bukan Allah yang membutuhkan semua amalan kita, penyembahan kita, atau doa kita. Justru kitalah yang membutuhkan amalan, penyembahan, atau doa tersebut. Kitalah yang membutuhkan Allah, bukan sebaliknya.

Jika kita bisa memahami filosofi tersebut, maka kita akan bisa menghargai doa dan apa makna dibaliknya, yang sebenarnya adalah untuk memberi pencerahan kepada kita.

Misalnya saja Ka'bah. Semua umat muslim diwajibkan untuk melakukan ibadah haji sekali seumur hidup dan itu termasuk salah satu dari lima rukun Islam. Semua umat muslim bisa menerima ajaran tersebut, dan sebagian besar dari mereka menjalankannya tanpa keraguan. Inilah inti dari sebuah keyakinan.

Ketika kita mengunjungi Ka'bah dan memutarinya sebanyak tujuh kali, inti dari ritual itu bukanlah kita menyembah batu, atau rumah, atau Ka'bah itu sendiri. Ka'bah adalah kiblat atau titik utama yang menyatukan seluruh umat Islam dan tempat kita memfokuskan seluruh energi ketika berdoa kepada Allah. Dan ritual tersebut sebenarnya adalah penyembahan terhadap Allah.

Jika Ka'bah tidak ada di tempatnya sekarang, seluruh umat Islam tetap akan berdoa ke titik itu. Karena tempat itu dalah titik pemersatu, yang menjadi kiblat seluruh umat Islam ketika menghadap kepada Sang Pencipta.

Jika datang mengunjungi dan memutari Ka'bah tidak membuat kita terlepas dari waktu dan jarak, namun faktanya energi yang terdapat di Ka'bah adalah energi terkuat di dunia dan berputar berlawanan arah dengan jarum jam.
Kita berputar dengan searah dengan energi tersebut, maka kita telah mensucikan diri kita sendiri dan mencapai tingkat spiritualitas yang jarang sekali dialami di tempat mana pun di muka bumi.

Fakta bahwa kita melakukannya sebanyak tujuh kali karena kita tahu bahwa ada tujuh lapisan langit dan tujuh planet. Kita bisa berkesimpulan bahwa masing-masing putaran membawa kita melewati lapisan langit, sehingga kita bisa mencapai kesempurnaan sejati secara spiritual.

Secara esensi, setiap orang tanpa merendahkan keyakinan apa pun, jika mendedikasikan penyembahannya hanya kepada Allah dan satu-satunya Pencipta, maka ia sudah berada di jalur yang tepat.

Ka'bah Sejajar dengan Baitul Makmur
Ada satu rahasia kemuliaan Ka'bah. Ketika Nabi صلى الله عليه وسلم diperjalankan Isra Miraj, sesampainya di langit ketujuh, beliau melihat Baitul Makmur. Ketika mengisahkan peristiwa Isra Miraj ini, beliau mengatakan:

"Kami mendatangi langit ketujuh. Lalu aku mendatangi Nabi Ibrahim, aku memberi salam kepadanya dan belia menyambut, "Selamat datang putraku sang Nabi." Lalu aku melihat Baitul Makmur. Akupun bertanya kepada Jibril lalu Jibril berkata:

"Ini adalah Baitul Makmur, setiap hari, tempat ini dikunjungi 70.000 Malaikat untuk melakukan sholat di sana. Setelah mereka kaluar, mereka tidak akan kembali lagi ke tempat ini." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

At-Thabari menyebutkan riwayat yang mursal dari Qatadah (ulama tabi’in), beliau mengatakan: Nabi pernah bersabda di hadapan para sahabatnya: "Tahukah kalian, apa itu Baitul Makmur?" jawab beliau, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu."

Lalu beliau menjelaskan: "Baitul Makmur adalah bangunan masjid di langit, tepat di bawahnya adalah Ka'bah. Andai masjid ini jatuh, dia akan jatuh di atas Ka'bah." (Tafsir at-Thabari 22/456. Riwayat ini juga dikutip Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, 7/429).

Wallahu A'lam

Baca Juga: Penampakan Tawaf Ibadah Haji dalam Masa Pandemi di Masjidil Haram
(rhs)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1176 seconds (0.1#10.140)