Bukan Cuma Umat Islam, Bahkan Para Penyembah Patung pun Berpuasa

Rabu, 14 April 2021 - 17:18 WIB
loading...
Bukan Cuma Umat Islam,...
Ilustrasi/SINDOnews
A A A
SEJARAH puasa sangatlah tua. Sudah ada sejak dahulu kala, jauh sebelum Rasulullah SAW . Bangsa Mesir , India , Yunani dan Romawi sudah mengenal dan menjalankan puasa jauh sebelum Islam. Bahkan orang-orang paganis atau penyembah patung di India masih melestarikan puasa sampai kini.



Begitu pula kaum Yahudi dan Nasrani . Mereka melestarikan puasa hingga saat ini. Para nabi mereka juga berpuasa. Ada puasa Nabi Musa , puasa Nabi Isa , dan juga para Hawariyyun pengikut setia nabi Isa as.

Ibadah puasa memang menjadi ibadah yang paling agung dalam menyucikan rohani , membersihkan jiwa, menguatkan sentimental agama dalam hati, serta untuk melengkapi hubungan antara hamba dengan Rabbnya.

Puasa Asyura
Sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan , sebagaimana orang-orang Quraisy, Nabi Muhammad SAW pada awalnya berpuasa pada hari Asyura. Beliau berpuasa Asyura di Makkah sebelum hijrah ke Madinah .

Siti Aisyah Radhiyallahu anhuma menuturkan:

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ يَوْمًا تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا نَزَلَ رَمَضَانُ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ لَا يَصُومُهُ

“Dahulu, hari Asyura adalah hari di mana kaum Quraisy berpuasa padanya pada masa jahiliyah. Adalah Rasûlullâh SAW berpuasa pada hari Asyura. Tatkala Beliau datang ke Madinah, Beliau juga berpuasa padanya, dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa padanya. Lalu ketika turun (wajibnya puasa) Ramadhan, barangsiapa yang mau ia boleh berpuasa padanya, barangsiapa yang mau ia boleh juga untuk tidak berpuasa padanya. [HR Al-Bukhâri]

Karena itu Beliau SAW bersabda:

مَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ

“Barangsiapa yang mau, ia boleh berpuasa Asyura, atau ia juga boleh untuk meninggalkannya.” [HR Muslim]



Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma
berkata Nabi SAW datang ke Madinah, dan beliau lihat kaum Yahudi berpuasa Asyura. Beliaupun bertanya: “Apa ini?”

Mereka menjawab: “Ini hari baik. Di mana Allâh menyelamatkan Musa dan bani Israil pada hari tersebut dari kejaran musuh mereka. Lalu Musa pun berpuasa padanya."

Lalu Rasûlullâh SAW bersabda: “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.”

Lalu Beliau SAW memerintahkan orang-orang untuk berpuasa padanya.

Puasa Ramadhan
Pada tahun kedua dari Hijrah, pada malam kedua dari Sya’ban, Allâh mewajibkan puasa atas kaum Muslimin; dengan firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿١٨٣﴾ أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. …[ Al-Baqarah/2: 183-184 ]

Syaikh Shalih Fauzan dalam Ithâf Ahlil Îmân bi Durûs Syahr Ramadhân mengatakan bahwa puasa adalah suatu kewajiban atas semua umat, meski berbeda cara dan waktunya.

Sedangkan Sa’id Bin Jubair mengatakan puasa orang sebelum kita adalah dari gelapnya malam hingga malam selanjutnya; sebagaimana pada permulaan Islam.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3285 seconds (0.1#10.140)