Surat Al-Fil dan Siasat Licik Israel Menghancurkan Palestina
loading...
A
A
A
“Ya, karena unta itu milikku, aku harus menjaganya. Sedangkan Ka’bah milik Allah. Dialah yang akan melindunginya.”
Abrahah pun mengembalikan unta milik Abdul Muthalib. Ia merasa tujuannya tak terelak lagi karena tidak ada yang akan menghalangi. Ia merasa tipu dayanya sebentar lagi berhasil padahal sesungguhnya Allah akan membuatnya sia-sia.
Saat kesombongan Abrahah semakin memuncak karena merasa tak ada yang berani menghadangnya, tiba-tiba datang dari langit kawanan burung seperti walet. Mereka datang berbondong-bondong. Jumlahnya sangat banyak.
Burung-burung yang berbondong-bondong itu membawa batu panas. Masing-masing membawa tiga butir; satu di paruh dan dua di kaki. Lantas burung-burung itu menjatuhkan batu panas yang dibawanya. Ada yang terkena kepalanya. Ada yang terkena badannya. Mereka pun kocar-kacir, lari tunggang langgang.
Siapa yang terkena batu itu pasti binasa. Laksana daun yang dimakan ulat. Ibnu Katsir menuliskan, siapa yang terkena kepalanya, tembus sampai bagian bawah badannya.
Mereka yang masih selamat lari tunggang langgang. Termasuk Abrahah. Ia tak langsung mati. Ia terluka lalu lukanya makin parah hingga akhirnya tewas dalam kondisi hina.
Allah mengajarkan kepada Rasulullah dan umatnya, betapa besar kekuasaan-Nya. Segala kekuasaan tunduk pada kekuasaan-Nya. Maka siapa yang dilindungi-Nya, tidak ada yang mampu mencelakainya. Sebaliknya, siapa yang dihancurkan Allah, tidak ada yang mampu melindunginya.
Sangat mudah bagi Allah untuk menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sangat mudah bagi Allah menghancurkan siapa yang ingin dihancurkan-Nya. Juga sangat mudah bagi Allah menghadirkan cara dan jalan kehancuran musuh-musuh-Nya.
Surat ini juga menunjukkan seperti yang dijelaskan Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran. “Allah tidak ingin menyerahkan pemeliharaan rumah suci-Nya itu kepada kaum musyrikin, meskipun mereka membangga-banggakan, melindungi dan memeliharanya.” Allah langsung yang melindunginya dengan pertolongan yang sangat dahsyat dan menakjubkan.
Dan surat inilah yang diekspos Israel, untuk memutar balikkan pandangan umat Islam tentang kekejaman mereka. Pantas saja jika Al-Qadhi mengaku terkejut bahwa akun resmi Israel dapat merosot ke tingkat serendah itu.
Dia mengingatkan dirinya sendiri tentang realitas "pola pikir Zionis" yang sangat rendah dan semuanya jatuh pada tempatnya.
Abrahah pun mengembalikan unta milik Abdul Muthalib. Ia merasa tujuannya tak terelak lagi karena tidak ada yang akan menghalangi. Ia merasa tipu dayanya sebentar lagi berhasil padahal sesungguhnya Allah akan membuatnya sia-sia.
Saat kesombongan Abrahah semakin memuncak karena merasa tak ada yang berani menghadangnya, tiba-tiba datang dari langit kawanan burung seperti walet. Mereka datang berbondong-bondong. Jumlahnya sangat banyak.
Burung-burung yang berbondong-bondong itu membawa batu panas. Masing-masing membawa tiga butir; satu di paruh dan dua di kaki. Lantas burung-burung itu menjatuhkan batu panas yang dibawanya. Ada yang terkena kepalanya. Ada yang terkena badannya. Mereka pun kocar-kacir, lari tunggang langgang.
Siapa yang terkena batu itu pasti binasa. Laksana daun yang dimakan ulat. Ibnu Katsir menuliskan, siapa yang terkena kepalanya, tembus sampai bagian bawah badannya.
Mereka yang masih selamat lari tunggang langgang. Termasuk Abrahah. Ia tak langsung mati. Ia terluka lalu lukanya makin parah hingga akhirnya tewas dalam kondisi hina.
Allah mengajarkan kepada Rasulullah dan umatnya, betapa besar kekuasaan-Nya. Segala kekuasaan tunduk pada kekuasaan-Nya. Maka siapa yang dilindungi-Nya, tidak ada yang mampu mencelakainya. Sebaliknya, siapa yang dihancurkan Allah, tidak ada yang mampu melindunginya.
Sangat mudah bagi Allah untuk menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sangat mudah bagi Allah menghancurkan siapa yang ingin dihancurkan-Nya. Juga sangat mudah bagi Allah menghadirkan cara dan jalan kehancuran musuh-musuh-Nya.
Surat ini juga menunjukkan seperti yang dijelaskan Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran. “Allah tidak ingin menyerahkan pemeliharaan rumah suci-Nya itu kepada kaum musyrikin, meskipun mereka membangga-banggakan, melindungi dan memeliharanya.” Allah langsung yang melindunginya dengan pertolongan yang sangat dahsyat dan menakjubkan.
Dan surat inilah yang diekspos Israel, untuk memutar balikkan pandangan umat Islam tentang kekejaman mereka. Pantas saja jika Al-Qadhi mengaku terkejut bahwa akun resmi Israel dapat merosot ke tingkat serendah itu.
Dia mengingatkan dirinya sendiri tentang realitas "pola pikir Zionis" yang sangat rendah dan semuanya jatuh pada tempatnya.
(mhy)