Surat Al-Fil dan Siasat Licik Israel Menghancurkan Palestina

Kamis, 20 Mei 2021 - 10:16 WIB
loading...
Surat Al-Fil dan Siasat Licik Israel Menghancurkan Palestina
Tweet Israel yang menghina Surat Al Fil disertai gambar Gaza sedang dibom. Tweet itu kini dihapus Israel. Foto/twitter
A A A
AKUN Twitter resmi Israel berbahasa Arab membagikan gambar kehancuran di Gaza dengan tulisan ayat-ayat Al-Qur'an Surat ke 105 Al-Fil .



Sudah barang tentu, tindakan Israel ini memicu kemarahan umat Islam di seluruh penjuru dunia. Israel seakan mencoba membenarkan pembomannya ke Gaza dengan menggunakan ayat-ayat Al-Quran tersebut.

Israel dianggap mengejek Al-Quran dan mencela 1,8 miliar Muslim di dunia. "Penodaan agama dan sifat tidak berperasaan yang tertinggi," tegas Dr Yasir Qadhi, ulama terkemuka AS kelahiran Pakistan.

Menurutnya, tindakan Israel ini adalah ejekan yang menodai Al-Quran, dan kehidupan manusia.

Pembuktian
Dalam Tafsir Al-Misbah Jilid 15, Prof Dr M Quraish Shihab menjelaskan tentang surat Al-Fil yang memiliki arti gajah. Surat ini menjelaskan tentang uraian kegagalan upaya ekspansi yang dilakukan oleh Abrahah al-Asyram al-Habasyi dengan pasukan bergajahnya yang dikerahkan dari arah Yaman menuju Makkah untuk menghancurkan Ka'bah.

Al-Biqai juga berpendapat bahwa tujuan utama dari surat Al-Fil adalah pembuktian tentang kebenaran uraian pada akhir surah yang lalu menyangkut kebinasaan para pendurhaka.



Berikut bunyi sura Al-Fil itu.

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَٰبِ ٱلْفِيلِ
a lam tara kaifa fa’ala rabbuka bi`aṣ-ḥābil-fīl

1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?

أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِى تَضْلِيلٍ
a lam yaj’al kaidahum fī taḍlīl

2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?

وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ
wa arsala ‘alaihim ṭairan abābīl

3. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,

تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ
tarmīhim biḥijāratim min sijjīl

4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,

فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍۭ
fa ja’alahum ka’aṣfim ma`kụl

5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).



Surat Al Fil (الفيل) adalah surat ke-105 dalam Al-Quran. Dinamakan surat Al Fil diambil dari ayat pertama dari surat ini. Yang artinya adalah gajah. Karena surat ini mengisahkan tentang pasukan gajah yang hendak merobohkan Ka’bah. Tapi sebelum sampai Makkah, mereka dihancurkan Allah.

Dinamakan juga Surat Alam Tara. Yang artinya apakah kamu tidak memperhatikan. Yakni diambil dari awal ayat pertama.

Ibnu Katsir menjelaskan, Allah menyelamatkan orang-orang Quraisy bukan karena mereka lebih baik dari orang-orang Yaman yang beragama Nasrani. Tapi karena memelihara Ka’bah yang akan dimuliakan Allah dengan diutusnya Rasulullah SAW.

Peristiwa pasukan bergajah ini terjadi pada tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Surat Al Fil diturunkan sekitar 45 tahun setelahnya. Mengingatkan kembali peristiwa dahsyat itu sekaligus memberi pesan, sebagaimana Allah melindungi Ka’bah dari kaid (tipu daya) Abrahah , Allah juga akan melindungi Rasulullah dari kaid kafir Quraisy.

Surat ini mengingatkan nikmat Allah kepada Quraisy. Allah melindungi ka’bah sehingga mereka pun selamat dari serbuah pasukan Abrahah yang berambisi menghancurkan bangunan yang mulia itu.

Abrahah, penguasa Yaman, membangun gereja besar dan tinggi menjulang. Al Qulais namanya. Sebab demikian tingginya hingga orang yang mendongakkan kepala untuk melihat puncaknya dari hampir terjatuh qulansuwah (peci)-nya.

Abrahah kemudian memerintahkan kepada bawahannya agar memalingkan orang-orang yang semula pergi ke Makkah. Ia ingin mereka tidak lagi mengunjungi Ka’bah tapi beralih mengunjungi gereja Al Qulais.



Rencana itu terdengar orang-orang Arab. Salah seorang suku Kinanah yang tersinggung kemudian menyelinap masuk ke gereja itu dan meletakkan kotoran air besar di sana.

Yaman gempar. Infrastruktur yang menelan biaya besar dilecehkan dan dipecundangi. Mendapat informasi bahwa pelakunya adalah simpatisan Ka’bah, Abrahah menginstruksikan pasukannya untuk bersiap. “Kita hancurkan ka’bah! Kita ratakan dengan tanah!”

Abrahah membawa pasukan dalam jumlah besar untuk menghancurkan ka’bah. Juga disertai sejumlah pasukan khusus yang mengendarai gajah. Abrahah naik gajah paling besar sekaligus memimpin gajah-gajah lainnya.

Beberapa pihak berusaha menghentikan Abrahah. Dzu Nafar yang masih berada di wilayah Yaman memobilisasi kaumnya dan orang-orang Arab untuk menghadang Abrahah. Namun perlawanan mereka seperti tak berarti.

Di Kha’sam, Nufail Al Khas’ami dan sukunya juga berusaha menghadang Abrahah. Namun kekuatan mereka sangat tidak berimbang. Dalam waktu singkat pasukan Al Khas’ami tumbang.

Dzu Nafar tidak sanggup menghentikan Abrahah. Al Khas’ami tidak sanggup menghentikan Abrahah. Orang-orang Makkah angkat tangan. Namun lihatlah apa yang dilakukan Allah kepada pasukan bergajah itu.

Abrahah terus melaju menuju Makkah. Hingga ia beristirahat di Al Magmas, tak jauh dari Makkah. Di sana prajuritnya melakukan perusakan dan penjarahan. Termasuk merampas 200 ekor unta milik Abdul Muthalib.

Di waktu istirahat itu Abrahah mengirim utusan ke Makkah agar pemimpinnya menghadap Abrahah. Abdul Muthalib pun berangkat menemui Abrahah. Sebelumnya ia telah bermusyawarah dan menghasilkan keputusan bahwa penduduk Makkah akan menghindar karena kekuatannya tidak seimbang.



Abrahah menyambut hormat Abdul Muthalib, pemimpin Makkah yang tampan dan berwibawa. “Aku datang untuk menghancurkan Ka’bah dan meratakannya dengan tanah. Jika ingin selamat, jangan halangi pasukanku,” kata Abrahah setengah mengancam.

“Aku dan kaumku tidak akan melawan. Aku ke sini hanya ingin agar kau mengembalikan 200 ekor unta milikku.”

Abrahah heran mendengar ucapan Abdul Muthalib. “Aku ingin menghancurkan ka’bah, dan kau hanya ingin aku mengembalikan untamu?”

“Ya, karena unta itu milikku, aku harus menjaganya. Sedangkan Ka’bah milik Allah. Dialah yang akan melindunginya.”

Abrahah pun mengembalikan unta milik Abdul Muthalib. Ia merasa tujuannya tak terelak lagi karena tidak ada yang akan menghalangi. Ia merasa tipu dayanya sebentar lagi berhasil padahal sesungguhnya Allah akan membuatnya sia-sia.

Saat kesombongan Abrahah semakin memuncak karena merasa tak ada yang berani menghadangnya, tiba-tiba datang dari langit kawanan burung seperti walet. Mereka datang berbondong-bondong. Jumlahnya sangat banyak.



Burung-burung yang berbondong-bondong itu membawa batu panas. Masing-masing membawa tiga butir; satu di paruh dan dua di kaki. Lantas burung-burung itu menjatuhkan batu panas yang dibawanya. Ada yang terkena kepalanya. Ada yang terkena badannya. Mereka pun kocar-kacir, lari tunggang langgang.

Siapa yang terkena batu itu pasti binasa. Laksana daun yang dimakan ulat. Ibnu Katsir menuliskan, siapa yang terkena kepalanya, tembus sampai bagian bawah badannya.

Mereka yang masih selamat lari tunggang langgang. Termasuk Abrahah. Ia tak langsung mati. Ia terluka lalu lukanya makin parah hingga akhirnya tewas dalam kondisi hina.

Allah mengajarkan kepada Rasulullah dan umatnya, betapa besar kekuasaan-Nya. Segala kekuasaan tunduk pada kekuasaan-Nya. Maka siapa yang dilindungi-Nya, tidak ada yang mampu mencelakainya. Sebaliknya, siapa yang dihancurkan Allah, tidak ada yang mampu melindunginya.

Sangat mudah bagi Allah untuk menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sangat mudah bagi Allah menghancurkan siapa yang ingin dihancurkan-Nya. Juga sangat mudah bagi Allah menghadirkan cara dan jalan kehancuran musuh-musuh-Nya.

Surat ini juga menunjukkan seperti yang dijelaskan Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran. “Allah tidak ingin menyerahkan pemeliharaan rumah suci-Nya itu kepada kaum musyrikin, meskipun mereka membangga-banggakan, melindungi dan memeliharanya.” Allah langsung yang melindunginya dengan pertolongan yang sangat dahsyat dan menakjubkan.

Dan surat inilah yang diekspos Israel, untuk memutar balikkan pandangan umat Islam tentang kekejaman mereka. Pantas saja jika Al-Qadhi mengaku terkejut bahwa akun resmi Israel dapat merosot ke tingkat serendah itu.

Dia mengingatkan dirinya sendiri tentang realitas "pola pikir Zionis" yang sangat rendah dan semuanya jatuh pada tempatnya.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2178 seconds (0.1#10.140)