Mengenali Panggilan Tuhan di Angka 40 (Bagian 1)

Minggu, 23 Mei 2021 - 15:06 WIB
loading...
Mengenali Panggilan...
Muhammad Maruf Assyahid. Foto/ist
A A A
Muhammad Ma'ruf Assyahid
Pernah Mengaji di Ponpes Baitul Mustaqim Lampung Tengah
Berkhidmat Sebagai Nahdlyin


Life begins at forty —Hidup dimulai dari (umur) 40. Itulah ungkapan populer yang sudah lama saya tahu— dan saya yakin Anda pun demikian, tapi baru belakangan saya pahami seutuhnya. Life Begins at Forty is adalah judul sebuah buku best seller non-fiksi di Amerika Serikat pada 1933-1934. Pitkin menulis buku itu setahun sebelumnya di saat angka harapan hidup di dunia meningkat menjadi rata-rata di atas 60 tahun, dari sebelumnya.

Itu saya kutip dari wikipedia, karena saya memang belum pernah membacanya. Garis besar buku itu, adalah seseorang dapat menemukan kebahagiaan paripurna dalam kehidupan ini setelah melewati angka keramat itu. Syaratnya senantiasa berpikir positif. Itu saja yang saya pahami, dari banyak sumber yang merujuk ke Pitkin. Kesimpulan Pitkin itu saya temukan juga pada sebuah kitab suci berusia lebih tua 800 tahun. Ada di Surat Al-Ahqaf 46:15.

"Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, 'Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim'."

Jadi, kalau ditanya soal siapa mencontek siapa, ya sudah ketahuan dari umur bukunya. Setahu saya, ada empat kata persis yang menyebut angka 40 di dalam Al-Qur'an untuk penggunaan yang berbeda, tapi umumnya tentang kisah Nabi Musa 'alaihissalam.

Misalnya, Al-A'raf 7:142 yang mengisahkan periode waktu 40 malam Nabi Musa menerima Taurat dari Allah langsung di Gunung Sinai, dan kutukan kepada Bani Israel yang diharamkan bagi mereka Jerusalem selama 40 tahun sehingga mereka menjadi umat yang kebingungan akibat kefasikan (Al-Ma'idah 5:26). Dalam syarah Sahih Bukhari, saya temukan ada 17 hadis shahih yang menggunakan bilangan 40 untuk kegunaan yang bermacam macam.

Saya bukan penganut cocok logi, tapi empat kata dalam Al-Qur'an itu bila dikaitkan 10 --sebuah angka yang sering disebut Allah dan Rasulnya untuk memberikan kelipatan pahala-- maka jadinya ya ketahuan kan sama; 40. Lalu 17 kata dalam hadist itu adalah bilangan rakaat sholat kita sehari semalam.

Dari semua ayat dan hadist yang menggunakan angka 40, hanya Firman Allah dalam Surah Al-Ahqaf 46:15 itulah yang paling bisa memuaskan dahaga kefakiran ilmu saya. Bahwa, di antara manusia akan ada yang meminta kepada Raja alam semesta dengan kalimat:

"Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim."

Saya bersaksi, adalah salah satu manusia tersebut. Itu doa favorit saya karena saya memang selalu meminta ditunjukkan bukti-bukti kekuasaan-Nya agar bisa mensyukuri nikmat agar saya memiliki dasar yang kuat dalam beragama, istilahnya bukan sekadar Islam KTP. Tak lupa saya juga menyelipkan harapan yang sama untuk diberikan kepada orang tua dan anak keturunannya. Kalimat itu di tutup dengan sebuah pengakuan pertaubatan dan kesaksian menyerahkan diri sepenuhnya.

Tafsir Jalalayn dan Tafsir Kemeneag RI menyebutkan manusia yang dimaksud oleh ayat itu adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW, yang diceritakan masuk Islam setelah dua tahun Nabi diangkat menjadi Rasul, dan diikuti oleh anaknya Abdurrahman. Setelah masuk Islam, Abu Bakar menghormati orang tuanya.

Sementara, Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan ayat itu turun sebagai respons atas mogok makan Ibu dari sahabat Nabi, Sa'd RA. Bahwa ibunya menggunakan perintah Nabi untuk menghormati orang tua sebagai alasan untuk memaksa Sa'd murtad. Akhirnya, sekeluarga membuka paksa mulut Ummu Sa'd --yang dikisahkan sulit sekali karena harus menggunakan tongkat-- untuk memasukkan makanan dan minuman.

Karena Qur'an itu sifatnya qadhim, maka saya lebih cocok memakai ayat sebelumnya sebagai keterangan tentang si manusia yang dimaksud Allah untuk di zaman sekarang. Yaitu Surah Al-Ahqaf 46:13, yang menyebutkan mereka adalah "...orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah," kemudian mereka tetap istiqomah tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati." Bahkan Allah melengkapinya dengan cerita happy ending pada ayat setelahnya: "Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan." (Al-Ahqaf 46:14).

Keterangan ini lebih cocok dengan hadis Nabi yang menyatakan: "Seorang hamba yang muslim apabila usianya mencapai empat puluh tahun, Allah meringankan hisabnya; dan apabila usianya mencapai enam puluh tahun, Allah memberinya rezeki Inabah (kembali ke jalan-Nya). Dan apabila usianya mencapai tujuh puluh tahun, penduduk langit menyukainya. Dan apabila usianya mencapai delapan puluh tahun, Allah menetapkan kebaikan-kebaikannya dan menghapuskan keburukan-keburukannya. Dan apabila usianya mencapai sembilan puluh tahun, Allah mengampuni semua dosanya yang terdahulu dan yang akan datang, dan mengizinkannya untuk memberi syafaat buat ahli baitnya dan dicatatkan (baginya) di langit, bahwa dia adalah tawanan Allah di bumi-Nya."

Bagaimana bisa menjadi orang yang seperti disebutkan Nabi kita ini? Ya balik lagi ke ciri-ciri orang yang disebut dalam ayat Al-Ahqaf 46:13 memiliki sifat istiqamah dalam kebaikan.

(Bersambung)!

(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4014 seconds (0.1#10.140)