15 Ulama Besar yang Pernah Dipenjara Oleh Penguasa

Senin, 14 Juni 2021 - 12:18 WIB
loading...
15 Ulama Besar yang Pernah Dipenjara Oleh Penguasa
Ilustrasi ulama terdahulu ketika dipenjara oleh penguasa pada zamannya. Foto/Ist
A A A
Ulama atau orang 'alim adalah orang yang memiliki keutamaan agung di sisi Allah. Kedudukan mereka seperti yang disabdakan oleh Rasulullah, "Al-'Ulama wa Rotsatil Anbiya" yang artinya ulama adalah pewaris para Nabi.

Peran yang dipikul oleh ulama tidaklah ringan karena tanggung jawab mereka yang besar di dunia dan akhirat. Ulama laksana bulan yang bersinar di kegelapan.



Dalam satu riwayat, Nabi bersabda: "Siapa yang memuliakan seorang yang berilmu maka sungguh ia telah memuliakanku. Siapa yang memuliakanku, maka sungguh ia telah memuliakan Allah. Dan siapa yang memuliakan Allah, maka tempatnya adalah surga."

Pasang surut hubungan ulama dengan penguasa sudah terjadi sejak zaman sahabat Nabi, Tabi'in hingga di zaman ini. Sejarah seakan berulang, yang berbeda hanyalah istilah dan penamaannya saja.

Berikut deretan tokoh ulama yang pernah disiksa dan dipenjara oleh penguasa pada zamannya dihimpun dari berbagai sumber.

1. Sa'id bin Jubair
Ulama ahli tafsir, murid terbaik Ibnu Abbas dipancung di tangan Penguasa Al-Hajjaj. Ulama Tabi'in ini dipenggal kepalanya gara-gara menentang khilafah Umawi bersama Ibnu al-Asy'ats. (Wafayatul A'yan, 2/373).

2. Sa'id bin Musayyab
Ulama besar bernama Sa'id Bin al-Musayyib pernah mengalami kriminalisasi saat menolak baiat kepada putra Abdul Malik (Al-Walid dan Sulaiman) sebagai ganti dari Abdul Aziz bin Marwan. Aakhirnya Hisyam bin Ismail (Gubernur Madinah) memberi sanksi 60 cambukan kepadanya, dan dipenjara. (Siyaru A'lam An-Nubala, 5/130). Riwayat lain menyebutk Sa'id diboikot, tidak diajak bicara bahkan dicambuk.

3. Abdullah bin Az-Zubeir
Cucu Sayyidina Abu Bakar Ash-Shidiq, putra Zubeir bin Awwam ini dibunuh oleh pasukan Al-Hajjaj. Pemberontakan Khawarij di Iraq terhadap Ibnu Zubair menyebabkan kekuasaan Ibnu Zubair bertahan di Hijaz. Ibnu Zubair ditangkap dan dibunuh oleh Hajjaj bin Yusuf pada tanggal 17 Jumadil Awwal 73 H atau 4 Oktober 692. Leher Ibnu Zubair dipenggal dan kepalanya dikirim sebagai hadiah kepada khalifah Abdul-Malik di Damaskus dan tubuhnya disalib.

4. Imam Abu Hanifah An-Nu'man
Beliau wafat di Baghdad Irak, Tahun 148 Hijriyah. Beliau dipenjara karena menolak jabatan hakim di masa Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur. Beliau dipaksa paksa menghadap Khalifah dan kemudian dicambuk dan dimasukkan ke penjara. Ulama besar pendiri Mahzah Hanafiyah itu mendapatkan tahanan rumah hingga terkena penyakit semakin lama semakin parah. Akhirnya Beliau wafat pada usia 68 tahun.

5. Imam Malik
Imam Malik wafat di Madinah pada tahun 179 Hijriyah pada usia 85 tahun. Beliau pernah dihukum cambuk dengan rotan secara telentang oleh Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur, seperti yang diceritakan Imam Adz Dzahabi dalam Siyar A'lam An Nubala. Beliau dicambuk atas perintah Khalifah Abu Ja'far lantaran meriwayatkan hadits: "Tidak ada talak bagi orang yang dipaksa." (Wafayâtul A'yan, 4/137).

6. Imam Asy-Syafi'i
Ulama bernama asli Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i (150-204 Hijriyah) dijuluki An-Nashih Al-Hadits (pembela Sunnah Nabi). Beliau pernah diusir oleh Gubernur Yaman atas perintah Khalifah Harun Ar-Rasyid dengan kaki tangan dirantai dari Yaman ke Baghdad. Beliau juga dipenjara karena dituduh sebagai pendukung Syi'ah oleh pendengkinya, Mutharrif bin Mâzin. Bahkan dia memprovokasi Khalifah Harun Ar-Rasyid untuk menangkap Imam Syafi'i dan orang-orang 'Alawiyin.

7. Imam Ahmad Bin Hanbal
Ulama pendiri Mazhab Hanbali ini juga mengalami siksaan pedih oleh penguasa di zamannya. Saat itu penguasa Abbasiyah Khalifah Al-Ma'mun menyiksanya dengan cambukan yang menyakitkan. Beliau dipenjara selama 30 bulan karena perbedaannya dengan penguasa tentang kemakhlukan Al-Qur'an. Para penguasa kala itu meyakini Al-Qur'an sebagai makhluq, sementara Imam Ahmad teguh bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah (kalam Allah), bukan makhluk. Beliau wafat tahun 241 H di usianya yang ke-77.

8. Imam 'Izzuddin bin Abdissalam
Beliau dikenal sebagai Sulthanul 'Ulama (pimpinan para ulama) dan salah satu ulama pemberani. Imam Adz-Dzahabi menyebutnya Mujtahid. Salah satu sebab Imam 'Izzudin Abdissalam berpolemik dengan penguasa adalah perbedaan pemikiran dalam masalah fikih dan teologi yang disandarkan kepada nash yang dzanni. Kala itu beliau mempunyai pendapat berbeda dengan Sultan Al-Asyraf mengenai masalah hakikat Al-Qur'an hingga beliau dipenjara oleh penguasa.

9. Imam Al-Bukhari
Beluau pergi dari negerinya karena 'berusaha disingkirkan' oleh Penguasa Dhahiriyah di Bukhara saat itu, Khalid bin Ahmad al-Dzuhali. Penyebabnya, Imam Bukhari menolak permintaan Khalid untuk mengajar Kitab Al-Jami dan Al-Tarikh di rumahnya. Imam Bukhari beralasan, seharusnya yang butuh ilmulah yang mendatanginya, bukan ulama yang mendatangi yang butuh. Pada akhirnya, Al-Bukhari meninggalkan negerinya (Tarikh Baghdad, 2/33).

10. Imam An-Nawawi
Ulama yang satu ini pernah bersikap tegas terhadap Malik Zahir yang telah menginginkan fatwa pembenaran memungut biaya jihad dari rakyat yang sudah susah. Akhirnya Imam AN-Nawawi diusir dari negerinya. Sikap Imam An-Nawawi ini menyadarkan ulama lain yang telah dimanfaatkan oleh Malik Zahir, mereka akhirnya mencabut dukungannya. Raja minta maaf kepada Imam An-Nawawi, tetapi Beliau tegas, tidak akan kembali hingga raja itu wafat.

11. Ibnu Taimiyah
Nasib serupa dialami Ibnu Taimiyah yang diadukan kepada Emir Humsh al-Afram, oleh orang-orang sufi. Sampai akhirnya beliau dianggap membuat keresahan dan dipenjara di penjara Al-Qol'ah, Damaskus. Beliau wafat di dalam penjara pada 22 Dzulqadah 728 H (26 September 1328 M). (Al-Bidayah wa al-Nihayah, 14/41).

12. Syeikh Hasan Al-Banna
Ulama pendiri Ikhwanul Muslimin (1906-1949) diberondong oleh peluru di depan Kantor Syubbanul Muslimin, di masa pemerintahan Raja Al-Faruq. Beliau dikenal sebagai ulama yang memperjuangkan dakwah Islam hingga dibunuh oleh penembak misterius yang oleh banyak kalangan diyakini sebagai penembak 'titipan' pemerintah pada 12 Februari 1949 di Kairo.

13. Syekh Sayyid Quthb
Ulama kharismatik Mesir ini dihukum gantung oleh Jamal Abdul Nashir pada Tahun 1966. Beliau wafat di usia 51 tahun.
Pemerintah Mesir menuduh Sayyid Qutb terlibat dalam rencana pembunuhan (yang gagal) terhadap Wakil Perdana Menteri Gamal Abdul Nasir, sehingga hari itu beliau dieksekusi di tiang gantungan.

14. Syekh Abdul Qadir Audah
Dalam buku 'Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah' karya Syekh Muhammad Sa'id Mursi, disebutkan ketika Pemerintah Mesir ingin membubarkan Ikhwanul Muslimin pada 1954, Syekh Abdul Qadir menyarankan kepada penguasaMesir saat itu Gamal Abdel Nasser, untuk tidak membubarkannya. Beliau menjalani hukuman mati di tiang gantungan pada Tahun 1954.

15. Buya Hamka
Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) pernah dipenjara pada masa Soekarno karena sikapnya yang Anti Lekra dan tuduhan fitnah lainnya. Buya Hamka dikurung selama 2 tahun empat bulan. Semasa berseteru dengan Soekarno, nama Hamka dihancurkan, kariernya dimatikan dan buku-bukunya dilarang beredar. Ketika ramai kabar wafatnya Soekarno, ada pesan wasiat Soekarno diterima Buya Hamka. "Bila aku mati kelak, minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam salat jenazahku". Hamka terkejut dan bergegas untuk mengimani sholat jenazah Soekarno. Bahkan, Hamka memuji keberhasilan Soekarno yang membangun Masjid Baitul Rahim di Istana Negara dan Masjid Istiqlal. Meski pernah dizalimi, Buya Hamka tidak pernah menyimpan dendam terhadap Soekarno.

Demikian deretan tokoh ulama yang pernah mengalami siksaan di zamannya. Sebenarnya masih banyak lainnya. Meski menghadapi ujian siksa di hadapan para penguasa, nama dan karya mereka tetap dikenang hingga akhir zaman. Semoga Allah memuliakan mereka.

Wallahu A'lam

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1339 seconds (0.1#10.140)