Hati-hati 'Ujub dengan Ilmu

Senin, 05 Juli 2021 - 18:30 WIB
loading...
Hati-hati Ujub dengan Ilmu
ilustrasi. Foto istimewa
A A A
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengabarkan bahwa akan muncul satu kaum yang mereka mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an, bahkan mereka menghafalkan Al-Qur’an. Tapi rupanya mereka terkena penyakit yang sangat bahaya, yaitu penyakit ‘ujub, sombong, berbangga diri dengan ilmu.



"Jangan sampai kita merasa sombong dengan banyaknya ilmu, jangan kita merasa sombong dan ‘ujub dengan banyaknya riwayat yang kita hafal, dengan banyaknya keilmuan kita. Lalu kita merasa menjadi orang yang paling alim, paling baik, paling faqih, kemudian kita meremehkan orang lain?,"ungkap Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc, dalam tayangan tausiyahnya di kanal muslim belum lama ini.

Menurutnya, ilmu bukan untuk itu. Kita menuntut ilmu bukan untuk bersombong diri, bukan untuk menjadi orang yang ‘ujub, bangga dengan kelebihan ilmu kita, bangga dengan titel kita sebagai doktor, profesor dan yang lainnya. Ilmu bukan untuk itu.



Al-Hasan Al-Bashri berkata:

ليس العلم بكثرة الرواية، و لكن العلم خشية الله

“Ilmu itu hakikatnya bukan dengan banyaknya hafal riwayat. Akan tetapi hakikat ilmu itu yang menimbulkan rasa takut kepada Allah.”



Ilmu itu yang menimbulkan ketawadhuan, yang menimbulkan amal, yang menjadikan kita hamba-hamba yang tunduk dan patuh kepada Allah, yang tidak bersombong diri kepada manusia, tidak merasa ‘ujub dengan kelebihan ilmu, karena ilmu itu hakikatnya pemberian dari Allah. Kalau bukan karena Allah memberikan ilmu, kita akan menjadi orang yang awam, orang yang bodoh, yang tidak faham apa-apa.

Maka berhati-hatilah dari ‘ujub. Ini adalah penyakit yang berbahaya sekali. ‘Ujub membatalkan amal, merusak pahala, bahkan menjadikan kita sebagai bahan bakar api neraka.



Ustadz lulusan Universitas Madinah ini mengingatkan, hal ini sebagai peringatan keras untuk kita para penuntut ilmu, untuk kita yang cinta ilmu dan berusaha mendalami ilmu. Jangan sampai setelah kita menuntut ilmu dan sudah banyak ilmunya, lalu kita merasa sombong, merasa ‘ujub, merasa diri kita lebih berilmu, lebih faqih dari orang lain, lebih hebat dari orang lain, lebih baik dari orang lain, lalu kemudian menganggap remeh orang lain.



Kita memohon kepada Allah keselamatan, kita memohon kepada Allah agar ilmu kita semakin menambah ketawadhu’an, menjadikan kita merasa kurang dan terus ingin menambah keilmuan dan amal shalih. Dan semoga ilmu itu juga menjadikan kita merasa khawatir kalau ternyata amalan kita dibatalkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3087 seconds (0.1#10.140)