Penyakit yang Merusak Amal, Datang Diam-diam Tanpa Kita Sadari
loading...
A
A
A
Ada satu penyakit hati yang merusak amal sehingga tidak lagi bernilai di sisi Allah. Ia datang diam-diam tanpa kita sadari. Penyakit ini bernama Ujub.
Ujub artinya mengagumi diri sendiri dan merasa hebat dari orang lain. Ujub menempatkan dirinya melebihi haknya. Ujub beda dengan riya. Kadangkala riya dapat dihindari, tapi ujub tetap menempel di hati.
Misalnya, kita sholat Tahajjud diam-diam, puasa sunnah diam-diam, baca Al-Qur'an diam-diam. Tidak ada yang tahu dan tidak kita ceritakan pada orang lain dengan harapan agar terhindar dari Riya.
Maka saat kita tidak menceritakan amalan kita, kita berhasil menghindari riya. Niatnya semata-mata tidak ingin dipuji orang lain. Jangan cepat puas dulu, karena setan terus berusaha menggelincirkan seseorang saat beramal saleh.
Tiba-tiba dalam hati berkata-kata, karena muncul rasa bangga terhadap diri sendiri. "Aku ini hebat, bisa bangun setiap malam tak pernah ketinggalan sholat tahajjud, sementara orang lain tertidur pulas."
Saat hati berkata demikian, itulah yang dinamakan ujub. Walaupun berhasil untuk tidak riya, tetapi masih belum bisa lepas dari penyakit ujub.
Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu, bahwaNabi صلى الله عليه وسلمbersabda:
ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
"Ada tiga perkara yang membinasakan manusia:(1) Sifat kikir yang dituruti, (2) Hawa nafsu yang ditaati, dan (3) Ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri." (HR Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman No. 731, Al Qudha’i dalam Musnad Asy Syihab No 325)
Ujub adalah merasa diri hebat, berbangga diridan terpesona dengan kehebatan diri. Dialahpenyakit hati yang paling tersembunyi. Perasaan ujub bisa datang dalam berbagai bentuk, di antaranya:
1. Orang yang rajin ibadah merasa kagum dengan ibadahnya.
2. Orang yang berilmu bangga dengan ilmunya.
3. Orang yang cantik merasa hebat dengan kecantikannya.
4. Orang yang dermawan merasa paling baik dari orang lain.
4. Orang yang berdakwah merasa paling faqih dan paling alim dari orang lain.
Sufyan At-Tsauri mengatakan: " Ujub adalah perasaaan kagum pada dirimu sendiri, sehingga kamu merasa bahwa kamu lebih mulia dan lebih tinggi derajatnya dibanding orang lain".
Padahal semua kelebihan yang kita dapatkan adalah karunia yang kita dapatkan dari Allah. Karena itu selayaknya kekaguman hanyalah kepada Allah, bukan kepada diri sendiri.
Dan ingatlah setan akan selalu menggiring manusia untuk masuk ke dalam pikiran berbangga kepada diri sendiri, agar amalan manusia tidak bernilai ata sia-sia.
Iman An-Nwawi berkata: "Ketahuilah bahwa keikhlasan niat terkadang dihalangi oleh penyakit ujub. Barangsiapa ujub dengan amalnya sendiri, maka akan terhapus amalnya." (Syarh Arba'in)
Cara Menjauhi Sifat Ujub
1. Setiap kali terbetik di hati tentang kehebatan diri, segera istighfar memohon ampun kepada Allah.
2. Mengganggap semua kelebihan kita adalah milik Allah.
3. Berdoa mohon bantuan Allah agar hati kita bisa beribadah dengan ikhlas.
Allah Ta'ala berfirman:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
"Katakanlah (Muhammad), sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk ALLAH, Tuhan semesta alam." (QS. Al An'am-162)
Ujub artinya mengagumi diri sendiri dan merasa hebat dari orang lain. Ujub menempatkan dirinya melebihi haknya. Ujub beda dengan riya. Kadangkala riya dapat dihindari, tapi ujub tetap menempel di hati.
Misalnya, kita sholat Tahajjud diam-diam, puasa sunnah diam-diam, baca Al-Qur'an diam-diam. Tidak ada yang tahu dan tidak kita ceritakan pada orang lain dengan harapan agar terhindar dari Riya.
Maka saat kita tidak menceritakan amalan kita, kita berhasil menghindari riya. Niatnya semata-mata tidak ingin dipuji orang lain. Jangan cepat puas dulu, karena setan terus berusaha menggelincirkan seseorang saat beramal saleh.
Tiba-tiba dalam hati berkata-kata, karena muncul rasa bangga terhadap diri sendiri. "Aku ini hebat, bisa bangun setiap malam tak pernah ketinggalan sholat tahajjud, sementara orang lain tertidur pulas."
Saat hati berkata demikian, itulah yang dinamakan ujub. Walaupun berhasil untuk tidak riya, tetapi masih belum bisa lepas dari penyakit ujub.
Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu, bahwaNabi صلى الله عليه وسلمbersabda:
ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
"Ada tiga perkara yang membinasakan manusia:(1) Sifat kikir yang dituruti, (2) Hawa nafsu yang ditaati, dan (3) Ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri." (HR Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman No. 731, Al Qudha’i dalam Musnad Asy Syihab No 325)
Ujub adalah merasa diri hebat, berbangga diridan terpesona dengan kehebatan diri. Dialahpenyakit hati yang paling tersembunyi. Perasaan ujub bisa datang dalam berbagai bentuk, di antaranya:
1. Orang yang rajin ibadah merasa kagum dengan ibadahnya.
2. Orang yang berilmu bangga dengan ilmunya.
3. Orang yang cantik merasa hebat dengan kecantikannya.
4. Orang yang dermawan merasa paling baik dari orang lain.
4. Orang yang berdakwah merasa paling faqih dan paling alim dari orang lain.
Sufyan At-Tsauri mengatakan: " Ujub adalah perasaaan kagum pada dirimu sendiri, sehingga kamu merasa bahwa kamu lebih mulia dan lebih tinggi derajatnya dibanding orang lain".
Padahal semua kelebihan yang kita dapatkan adalah karunia yang kita dapatkan dari Allah. Karena itu selayaknya kekaguman hanyalah kepada Allah, bukan kepada diri sendiri.
Dan ingatlah setan akan selalu menggiring manusia untuk masuk ke dalam pikiran berbangga kepada diri sendiri, agar amalan manusia tidak bernilai ata sia-sia.
Iman An-Nwawi berkata: "Ketahuilah bahwa keikhlasan niat terkadang dihalangi oleh penyakit ujub. Barangsiapa ujub dengan amalnya sendiri, maka akan terhapus amalnya." (Syarh Arba'in)
Cara Menjauhi Sifat Ujub
1. Setiap kali terbetik di hati tentang kehebatan diri, segera istighfar memohon ampun kepada Allah.
2. Mengganggap semua kelebihan kita adalah milik Allah.
3. Berdoa mohon bantuan Allah agar hati kita bisa beribadah dengan ikhlas.
Allah Ta'ala berfirman:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
"Katakanlah (Muhammad), sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk ALLAH, Tuhan semesta alam." (QS. Al An'am-162)
(rhs)