Ilmu Agama, Kunci Bahagia di Dunia dan Akhirat
loading...
A
A
A
Kunci semua kebaikan di dunia ini adalah memahami ilmu agama. Sebab, ilmu ad-dien (agama) adalah penuntun bagi semua umat Islam menuju ketakwaan kepada Allah melalui sunnah-sunnah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tanpa memahami ilmu agama, maka setiap muslim pasti akan tersesat bahkan bisa terjerumus pada kedurhakaan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Oleh sebab itu, memahami ilmu agama adalah diwajibkan bagi setiap muslim.
Ketika Allah Ta'ala mencintai seseorang, maka Allah Ta'ala akan memahamkan ilmu agama kepada orang itu. Dan itu merupakan karunia tertinggi. Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc hafizhahullah, menukil dari hadis riwayat Imam Bukhari, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ، وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِي، وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ، لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan baginya maka Allah akan memahamkannya dengan agama, dan aku hanyalah membagi sedang Allah Dia-lah yang memberi, dan akan senantiasa (segolongan) umat ini tegak (istiqomah) di atas agama Allah, orang yang menyelisihi mereka tidak membahayakan mereka, sampai datang ketetapan Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Mu’awiyah radhiyallahu’anhu).
Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqolani Asy-Syafi’i rahimahullah berkata :
وَهَذَا الْحَدِيثُ مُشْتَمل على ثَلَاثَة أَحْكَام أَحدهَا فضل التفقه فِي الدِّينِ وَثَانِيهَا أَنَّ الْمُعْطِيَ فِي الْحَقِيقَةِ هُوَ اللَّهُ وَثَالِثُهَا أَنَّ بَعْضَ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَبْقَى عَلَى الْحَقِّ أَبَدًا
"Hadis ini mencakup tiga permasalahan: Pertama: Keutamaan mendalami ilmu agama. Kedua: Bahwa yang memberi secara hakiki adalah Allah ta’ala. Ketiga: Bahwa sebagian umat ini akan selalu istiqomah di atas kebenaran." (Fathul Bari).
Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqolani Asy-Syafi’i rahimahullah juga berkata :
وَقد تتَعَلَّق الْأَحَادِيث الثَّلَاثَةِ بِأَبْوَابِ الْعِلْمِ بَلْ بِتَرْجَمَةِ هَذَا الْبَابِ خَاصَّةً مِنْ جِهَةِ إِثْبَاتِ الْخَيْرِ لِمَنْ تَفَقَّهَ فِي دِينِ اللَّهِ وَأَنَّ ذَلِكَ لَا يَكُونُ بِالِاكْتِسَابِ فَقَطْ بَلْ لِمَنْ يَفْتَحُ اللَّهُ عَلَيْهِ بِهِ وَأَنَّ مَنْ يَفْتَحِ اللَّهُ عَلَيْهِ بِذَلِكَ لَا يَزَالُ جِنْسُهُ مَوْجُودًا حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ
"Dan tiga perkara dalam hadis ini berkaitan dengan bab-bab ilmu, bahkan dengan bab ini secara khusus, yaitu:
(1) Dari sisi penetapan kebaikan untuk orang yang mendalami ilmu agama.
(2) Bahwa pemahaman itu tidak dapat diraih hanya dengan usaha, namun dengan pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala kepadanya untuk memahami agama.
(3) Bahwa orang yang telah Allah berikan pertolongan untuk memahami agama, maka golongan ini akan senantiasa berada di atas kebenaran sampai datang ketetapan Allah." (Fathul Bari).
Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqolani Asy-Syafi’i rahimahullah juga berkata :
وَمَفْهُومُ الْحَدِيثِ أَنَّ مَنْ لَمْ يَتَفَقَّهْ فِي الدِّينِ أَيْ يَتَعَلَّمْ قَوَاعِدَ الْإِسْلَامِ وَمَا يَتَّصِلُ بِهَا مِنَ الْفُرُوعِ فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ
“Mafhum hadis ini bahwa siapa yang tidak mendalami agama, yaitu tidak mempelajari kaidah-kaidah dasar Islam dan cabang-cabang yang terkait dengannya maka ia tidak akan meraih kebaikan.”
([Fathul Bari).
Al-Kirmani rahimahullah berkata :
أَنَّ مِنْ جُمْلَةِ الِاسْتِقَامَةِ أَنْ يَكُونَ التَّفَقُّهَ لِأَنَّهُ الْأَصْلُ
“Bahwa termasuk makna istiqomah hendaklah mendalami ilmu agama, karena ia adalah pokoknya.” (Fathul Bari).
Wallahu A'lam
Ketika Allah Ta'ala mencintai seseorang, maka Allah Ta'ala akan memahamkan ilmu agama kepada orang itu. Dan itu merupakan karunia tertinggi. Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc hafizhahullah, menukil dari hadis riwayat Imam Bukhari, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ، وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِي، وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ، لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan baginya maka Allah akan memahamkannya dengan agama, dan aku hanyalah membagi sedang Allah Dia-lah yang memberi, dan akan senantiasa (segolongan) umat ini tegak (istiqomah) di atas agama Allah, orang yang menyelisihi mereka tidak membahayakan mereka, sampai datang ketetapan Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Mu’awiyah radhiyallahu’anhu).
Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqolani Asy-Syafi’i rahimahullah berkata :
وَهَذَا الْحَدِيثُ مُشْتَمل على ثَلَاثَة أَحْكَام أَحدهَا فضل التفقه فِي الدِّينِ وَثَانِيهَا أَنَّ الْمُعْطِيَ فِي الْحَقِيقَةِ هُوَ اللَّهُ وَثَالِثُهَا أَنَّ بَعْضَ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَبْقَى عَلَى الْحَقِّ أَبَدًا
"Hadis ini mencakup tiga permasalahan: Pertama: Keutamaan mendalami ilmu agama. Kedua: Bahwa yang memberi secara hakiki adalah Allah ta’ala. Ketiga: Bahwa sebagian umat ini akan selalu istiqomah di atas kebenaran." (Fathul Bari).
Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqolani Asy-Syafi’i rahimahullah juga berkata :
وَقد تتَعَلَّق الْأَحَادِيث الثَّلَاثَةِ بِأَبْوَابِ الْعِلْمِ بَلْ بِتَرْجَمَةِ هَذَا الْبَابِ خَاصَّةً مِنْ جِهَةِ إِثْبَاتِ الْخَيْرِ لِمَنْ تَفَقَّهَ فِي دِينِ اللَّهِ وَأَنَّ ذَلِكَ لَا يَكُونُ بِالِاكْتِسَابِ فَقَطْ بَلْ لِمَنْ يَفْتَحُ اللَّهُ عَلَيْهِ بِهِ وَأَنَّ مَنْ يَفْتَحِ اللَّهُ عَلَيْهِ بِذَلِكَ لَا يَزَالُ جِنْسُهُ مَوْجُودًا حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ
"Dan tiga perkara dalam hadis ini berkaitan dengan bab-bab ilmu, bahkan dengan bab ini secara khusus, yaitu:
(1) Dari sisi penetapan kebaikan untuk orang yang mendalami ilmu agama.
(2) Bahwa pemahaman itu tidak dapat diraih hanya dengan usaha, namun dengan pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala kepadanya untuk memahami agama.
(3) Bahwa orang yang telah Allah berikan pertolongan untuk memahami agama, maka golongan ini akan senantiasa berada di atas kebenaran sampai datang ketetapan Allah." (Fathul Bari).
Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqolani Asy-Syafi’i rahimahullah juga berkata :
وَمَفْهُومُ الْحَدِيثِ أَنَّ مَنْ لَمْ يَتَفَقَّهْ فِي الدِّينِ أَيْ يَتَعَلَّمْ قَوَاعِدَ الْإِسْلَامِ وَمَا يَتَّصِلُ بِهَا مِنَ الْفُرُوعِ فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ
“Mafhum hadis ini bahwa siapa yang tidak mendalami agama, yaitu tidak mempelajari kaidah-kaidah dasar Islam dan cabang-cabang yang terkait dengannya maka ia tidak akan meraih kebaikan.”
([Fathul Bari).
Al-Kirmani rahimahullah berkata :
أَنَّ مِنْ جُمْلَةِ الِاسْتِقَامَةِ أَنْ يَكُونَ التَّفَقُّهَ لِأَنَّهُ الْأَصْلُ
“Bahwa termasuk makna istiqomah hendaklah mendalami ilmu agama, karena ia adalah pokoknya.” (Fathul Bari).
Wallahu A'lam
(wid)