Bagaimana Aturan Mengqadha Sholat Setelah Haid?

Jum'at, 16 Juli 2021 - 14:20 WIB
loading...
Bagaimana Aturan Mengqadha Sholat Setelah Haid?
ilustrasi. Foto istimewa
A A A
Perempuan yang haid tidak diwajibkan mengganti sholat yang telah ditinggalkan saat mereka haid. Hanya saja memang ada beberapa model perempuan yang haid, tapi dia tetap diperintahkan mengganti beberapa sholat yang ditinggalkan saat haid. Apa saja modelnya dan bagaimana aturan mengqadha sholatnya?



Ustadzah Maharati Marfuah Lc, dari rumah fiqih Indonesia menjelaskan, ada beberapa model qadha’ sholat bagi perempuan haid. Salat itu adalah sebagai berikut:

1.Model pertama adalah perempuan yang sudah melewati masuknya waktu sholat.

Dia tidak segera sholat di awal waktu, malah datang haid duluan. Maka, ketika haid dia tidak boleh sholat. Tetapi karena sudah masuk waktu sholat dan dia dalam keadaan masih suci , belum haid maka dia sudah mendapatkan kewajiban sholat.



Apakah dia berdosa karena tidak segera sholat? Tidak berdosa. Karena waktu sholat masih ada, dia boleh sholat baik di awal waktu maupun di akhir waktu. Dan haid itu bukan sesuatu yang bisa diprediksi dengan presisi kapan keluar darahnya. Meskipun sebaiknya tetap sholat itu di awal waktu. Apalagi kalo sudah masuk waktu biasanya wanita datang haid.

Nanti jika dia sudah suci, maka sholat yang ditinggalkan itu wajib diganti. Sebagai contoh, ada wanita sudah jam 1 siang, tapi belum salat. Ternyata datang haid. Maka nanti waktu suci, dia wajib qadha’ sholat dzuhur dahulu.

Imam an-Nawawi (wafat tahun 676 H) menyebutkan:

وَنَصَّ فِيمَا إذَا أَدْرَكَتْ مِنْ أَوَّلِ الْوَقْتِ قَدْرَ الْإِمْكَانِ ثُمَّ حَاضَتْ أَنَّهُ يَلْزَمُهَا الْقَضَاءُ. (المجموع شرح المهذب، للنووي، 4/ 368)

Nash dari Imam Syafii, bahwa perempuan jika mendapati awal waktu sholat dan dia bisa salat seharusnya, lantas haid. Maka nanti jika suci dia wajib qadha’. (Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu’, hal. 4/ 368)



2. Model kedua adalah wanita yang suci dari haid di waktu isya’ atau waktu ashar.

Maka jika sucinya di waktu isya’ sampai sebelum shubuh, setelah mandi wajib dia wajib sholat maghrib sebagai qadha’ dahulu lalu sholat isya’. Atau jika sucinya di waktu ashar, maka setelah mandi dia wajib sholat dzuhur dulu sebagai qadha’ lalu sholat ashar.

Pendapat Empat Mazhab

Selain suci di dua waktu tadi, maka tidak wajib sholat qadha’. Ini adalah pendapat mayoritas ulama dari Shahabat, Tabiin, Malikiyyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah.

Dari kalangan Malikiyyah, Ubaidullah bin al-Husain al-Milikiy (w. 378 H) menyebutkan:

وذلك إذا تطهرت من حيضتها، وقد بقي عليها من النهار قدر خمس ركعات، فيجب عليها أن تصلي الظهر والعصر لإدراكها آخر وقتها... وإن طهرت في الليل وقد بقي عليها قبل طلوع الفجر قدر أربع ركعات صلت المغرب والعشاء لإدراكها آخر وقتها (التفريع في فقه الإمام مالك بن أنس، عبيد الله بن الحسين بن الحسن أبو القاسم ابن الجَلَّاب المالكي (المتوفى: 378هـ)، 1/ 111)



"Jika wanita haid itu suci, saat menjelang masuk waktu maghrib dia bisa sholat 5 rakaat, maka wajib bagi dia sholat dzuhur dan ashar. Karena dia telah mendapatkan waktu kedua sholat tadi... Jika dia sucinya di waktu malam menjelang masuk waktu shubuh, dia bisa sholat 4 rakaat, maka dia wajib sholat maghrib dan isya’. (Ubaidullah bin Husain, at-Tafri’ fi Fiqh al-Imam Malik, hal. 1/111)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1832 seconds (0.1#10.140)