Kebenaran Surat Ar Rahman 19-20, Selat Gibraltar Salah Satu Bukti
loading...
A
A
A
Dalam tafsir Kemenag, penjelasan al-bahrain mengandung makna dua lautan yang bertemu seperti di Selat Gibraltar bahwa dua laut yaitu Samudera Atlantik dan Laut Mediterania memang bertemu namun tidak saling menyatu.
Menurut penjelasan Kemenag, di beberapa Samudra seperti Pasifik, Atlantik, dan Hindia terdapat arus yang bergerak melawan permukaan laut yang dikenal sebagai Pacific Equatorial Undercurrent atau disebut Cromwell Current. Arus ini bergerak ke timur menentang arus Pacisic South Equatorial Current yang bergerak ke barat.
Pertentangan aliran arus ini kemudian yang membuat lautan seperti di Selat Gibraltar dan juga Laut Timur Jepang terdapat batasan dan tidak menyatu meskipun saling berdampingan.
Laut Tengah dihubungkan dengan Samudra Atlantik oleh Selat Gibraltar. Meski telah dipertemukan oleh Gibraltar, air dari Mediterania dan Atlantik ternyata tak mau bersatu. Secara ilmiah, sejumlah ilmuwan pada abad modern ini telah memberikan penjelasan.
Di antara penjelasan itu adalah Selat Gibraltar memiliki arus yang sangat besar di bagian bawahnya. Hal ini karena perbedaan suhu, kadar garam, dan kerapatan airnya. Dalam hal ini, air dari Laut Tengah memiliki kerapatan dan kadar garam yang lebih tinggi dari air di Samudra Atlantik.
Menurut sifatnya, air akan bergerak dari kerapatan tinggi ke daerah dengan kerapatan air yang lebih rendah. Alhasil, arus di Selat Gibraltar bergerak ke barat menuju Samudra Atlantik.
Namun, di Samudra Atlantik, air dari dua lautan ini tetap saja ogah bercampur, seakan ada sekat yang memisahkan kedua jenis air laut tersebut. Bahkan, batas antara kedua air dari dua lautan ini sangat jelas. Air dari Samudra Atlantik berwarna biru lebih cerah, sedangkan air dari Laut Tengah berwarna lebih gelap.
Mengapa hal itu terjadi? Mengutip pakar kelautan, Richard A Davis Jr dalam Principles of Oceanography (1972), ketika dua lautan bertemu, air dari masing-masing lautan itu tidak akan bercampur satu sama lain. Ini disebabkan oleh “tegangan permukaan”— gaya fisika yang muncul akibat perbedaan massa jenis. Maka, seperti yang terjadi di Selat Gibraltar, seolah-olah ada dinding tipis yang memisahkan air dari Mediterania dan Atlantik.
Selain surah ar-Rahman ayat 19 dan 20, ada surah lain yang menceritakan fenomena tersebut yakni pada surah al-Furqan ayat 53. “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan), yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit. Dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”
Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan? Maha benar Allah Yang Mahaagung.
Menurut penjelasan Kemenag, di beberapa Samudra seperti Pasifik, Atlantik, dan Hindia terdapat arus yang bergerak melawan permukaan laut yang dikenal sebagai Pacific Equatorial Undercurrent atau disebut Cromwell Current. Arus ini bergerak ke timur menentang arus Pacisic South Equatorial Current yang bergerak ke barat.
Pertentangan aliran arus ini kemudian yang membuat lautan seperti di Selat Gibraltar dan juga Laut Timur Jepang terdapat batasan dan tidak menyatu meskipun saling berdampingan.
Laut Tengah dihubungkan dengan Samudra Atlantik oleh Selat Gibraltar. Meski telah dipertemukan oleh Gibraltar, air dari Mediterania dan Atlantik ternyata tak mau bersatu. Secara ilmiah, sejumlah ilmuwan pada abad modern ini telah memberikan penjelasan.
Di antara penjelasan itu adalah Selat Gibraltar memiliki arus yang sangat besar di bagian bawahnya. Hal ini karena perbedaan suhu, kadar garam, dan kerapatan airnya. Dalam hal ini, air dari Laut Tengah memiliki kerapatan dan kadar garam yang lebih tinggi dari air di Samudra Atlantik.
Menurut sifatnya, air akan bergerak dari kerapatan tinggi ke daerah dengan kerapatan air yang lebih rendah. Alhasil, arus di Selat Gibraltar bergerak ke barat menuju Samudra Atlantik.
Namun, di Samudra Atlantik, air dari dua lautan ini tetap saja ogah bercampur, seakan ada sekat yang memisahkan kedua jenis air laut tersebut. Bahkan, batas antara kedua air dari dua lautan ini sangat jelas. Air dari Samudra Atlantik berwarna biru lebih cerah, sedangkan air dari Laut Tengah berwarna lebih gelap.
Mengapa hal itu terjadi? Mengutip pakar kelautan, Richard A Davis Jr dalam Principles of Oceanography (1972), ketika dua lautan bertemu, air dari masing-masing lautan itu tidak akan bercampur satu sama lain. Ini disebabkan oleh “tegangan permukaan”— gaya fisika yang muncul akibat perbedaan massa jenis. Maka, seperti yang terjadi di Selat Gibraltar, seolah-olah ada dinding tipis yang memisahkan air dari Mediterania dan Atlantik.
Selain surah ar-Rahman ayat 19 dan 20, ada surah lain yang menceritakan fenomena tersebut yakni pada surah al-Furqan ayat 53. “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan), yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit. Dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”
Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan? Maha benar Allah Yang Mahaagung.
Baca Juga
(mhy)