Pentingnya Tawakal dan Sabar Menghadapi Ujian Dunia

Selasa, 24 Agustus 2021 - 07:08 WIB
loading...
A A A
“Ibadah dalam kondisi huru-hara bagiku sama seperti melakukan hijrah.” (HR. Muslim No. 2948)

Dan Demi Allah Dzat Yang Maha Agung hendaklah kalian bertakwa, dan jangan pernah menjual kemuliaan-Nya dengan berlumur dosa!



Dunia Sebagai Tempat Ujian

Ustadz Nofriyanto juga menjelaskan, bagaimana sesungguhnya Allah telah menjadikan dunia ini sebagai tempat ujian, cobaan kesulitan dan pilihan. Bukan tempat untuk berleha-leha dan santai apalagi berfoya-foya. Allah telah sediakan bagi para hamba-Nya mampu bersabar dengan semua itu pahala yang besar dan sebaik-baiknya ganjaran.

Semakin sabar seorang hamba maka semakin tinggi dan semakin mulia derajatnya di sisi Allah. Hal ini sebagaimana sabda baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seseorang yang mengatakan bahwa ada seorang berkata kepada Nabi, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku sangat mencintaimu.”

Beliau bersabda, “Perhatikan apa yang kamu katakan.”

Dia berkata lagi, “Demi Allah sungguh aku sangat mencintaimu.”

Nabi bersabda lagi, “Perhatikan apa yang kamu katakan.”



Dia berkata lagi, “Demi Allah sungguh aku sangat mencintaimu.”

Tiga kali dia mengucapkannya, lalu beliau bersabda,

إِنْ كُنْتَ تُحِبُّنِي فَأَعِدَّ لِلْفَقْرِ تِجْفَافًا فَإِنَّ الْفَقْرَ أَسْرَعُ إِلَى مَنْ يُحِبُّنِي مِنْ السَّيْلِ إِلَى مُنْتَهَاهُ

“Jika kamu mencintaiku, maka persiapkanlah perisai untuk kefakiran, karena kefakiran lebih cepat kepada orang yang mencintaiku melebihi aliran menuju hilir.” (HR. At-Tirmidzi No. 2350) hadis ini derajatnya hasan gharib.

Di hadis yang lain, dari Mush’ab bin Sa’d, dari bapaknya, ia berkata, saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Siapa manusia yang paling berat cobaannya?”

Beliau menjawab, “Para Nabi, lalu orang-orang yang semisal mereka dan orang-orang yang semisal mereka. Seseorang diuji sesuai dengan kadar agamanya, jika agamanya kuat maka ujiannya akan berat. Jika agamanya lemah maka diuji dengan sesuai kadar agamanya. Tidaklah ujian itu berhenti pada seorang hamba sampai Allah membiarkannya berjalan di muka bumi tanpa mempunyai kesalahan.” (HR. At-Tirmidzi No. 2398)



Para nabi adalah hamba yang paling mulia di sisi Allah, paling dicintai-Nya sekaligus paling disayangi-Nya. Kedudukan yang tinggi ini sesuai dengan berat dan besarnya ujian yang harus dihadapi.

Ada di antara mereka yang diuji dengan hilangnya harta benda dan keluarga. Ada yang diuji dengan penyakit. Ada yang diuji dengan pembangkangan keluarga. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang harus meregang nyawa karena ulah dan tingkah laku pembangkangan kaumnya.

Namun mereka tetap sabar, tetap istiqamah di jalan risalah. Ibarat bahtera yang tak pernah karam meskipun ombak dan hujan badai menerpa. Tidak barang satu langkah pun mereka berpaling dari-Nya.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3119 seconds (0.1#10.140)