Tangis Bahlul dan Tahta Raja Harun Al-Rasyid

Sabtu, 28 Agustus 2021 - 13:12 WIB
loading...
Tangis Bahlul dan Tahta Raja Harun Al-Rasyid
Aku menangis karena kasihan terhadapmu! ujar Bahlul. Ilusrasi/Ist
A A A
Bahlul lahir di Kufah, Irak. Nama aslinya adalah Wahab bin Amr. Ia sebenarnya adalah seorang yang saleh dan bijaksana. Ia berpura-pura gila agar selamat dari hukuman Khalifah Abbasiyah. Namun demikian, rakyat tetap mengakui kebijaksanaan dan keistimewaannya yang luar biasa.

Bahlul sering menyembunyikan kecendekiaannya di balik tabir kegilaan. Dengan itu, ia dapat keluar masuk istana Harun Al-Rasyid dengan bebasnya. Sang Raja pun amat menghargai bimbingannya.

Suatu hari, Bahlul masuk ke istana dan menemukan singgasana Raja kosong. Dengan enteng, ia langsung mendudukinya. Menempati tahta Raja termasuk ke dalam kejahatan berat dan boleh dihukum mati. Para pengawal menangkap Bahlul, menyeretnya turun dari tahta, dan memukulinya. Mendengar teriakan Bahlul yang kesakitan. Raja segera menghampirinya.



Bahlul masih menangis keras ketika Raja menanyakan sebab keributan ini kepada para pengawal. Raja berkata kepada yang memukuli Bahlul, “Kasihan! Orang ini gila. Mana ada orang waras yang berani menduduki singgasana Raja?”

Ia lalu berpaling ke arah Bahlul, “Sudahlah, tak usah menangis. Jangan khawatir, cepat hapus air matamu.”

Bahlul menjawab, “Wahai Raja, bukan pukulan mereka yang membuatku menangis. Aku menangis karena kasihan terhadapmu!”

“Kau mengasihaniku?” Harun menghardik, “Mengapa engkau harus menangisiku?”

Bahlul menjawab, “Wahai Raja, aku cuma duduk di tahtamu sekali tapi mereka telah memukuliku dengan begitu keras. Apalagi kau, kau telah menduduki tahtamu selama dua puluh tahun. Pukulan seperti apa yang akan kau terima? Aku menangis karena memikirkan nasibmu yang malang."

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2137 seconds (0.1#10.140)