Si Miskin Tunanetra Ini Bikin Nabi Muhammad Dapat Teguran Allah

Sabtu, 30 Mei 2020 - 15:37 WIB
loading...
A A A
Hijrah ke Madinah
Tatkala penindasan kaum kafir Quraish kian menggila, Rasulullah SAW memberikan izin kepada para pengikutnya berhijrah ke Madinah . Di antara para Muhajirin itu terdapat Ibnu Ummi Maktum.

Abu lshaq dari al-Barra' bin Azib mengatakan, 'Pada waktu itu, orang yang pertama hijrah ke negeri kami ialah Mush'ab bin Umair dari bani Abdid-Dar bin Qushai. Kami tanyakan kepadanya, "Apa kabar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam?" la menjawab , "Beliau baik-baik saja di Makkah, sedang para sahabat-nya akan segera menyusulku."

Sesudah itu datang Abdullah Ibnu Ummi Maktum yang tunanetra itu. Kami tanyakan pula kepadanya, 'Apa kabar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam .?' la menjawab 'Mereka segera akan menyusulku."'

Di Madinah ia mengajarkan dasar- dasar agama Islam. Mengajar penduduk kota Madinah menghafal ayat-ayat al-Qur'anul-Karim, dan menyiapkan hati serta jiwa masyarakat menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW.

Begitu Nabi di Madinah, Ibnu Ummi Maktum senantiasa menyertai kegiatan Rasulullah SAW. la aktif dalam pembangunan masjid, tidak pernah absen dalam mengikuti pelajaran yang diberikannya, selalu salat jama'ah di belakang beliau, dan hampir tidak ada ayat yang turun di Madinah yang tidak diketahuinya.

Menurut Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu, "Pada suatu hari, Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam . Di sana ada Ibnu ummi Maktum; ia lalu bertanya, 'Sejak kapan kau tidak dapat melihat?'

'Sejak kanak-kanak.'

'Allah Ta'ala berfirman, 'Apabila Aku mengambil indra penglihatan hamba-Ku, tiada imbalan baginya selain surga."

'Selamat bagimu, wahai Ibnu Ummi Maktum! Engkau telah berhasil menjadi sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan mendapat berita gembira masuk surga, langsung dari malaikat Jibril.’"

Apabila Rasulullah SAW menjumpainya, beliau suka berucap, "Selamat datang, wahai orang yang dititipkan Tuhanku untuk diperlakukan dengan baik!"

Baca Juga: Kisah Ibnu Mas'ud dan Abu Jahal yang Sombong
Apabila Bilal radhiallaahu 'anhu tidak ada, Rasulullah SAW suka sekali menyuruhnya mengumandangkan azan salat lima waktu karena suaranya merdu dan lembut. Akan tetapi kalau Bilal hadir, ia yang azan dan Ibnu Ummi Maktum yang iqamat.

Pada bulan Ramadhan, Bilal radhiallaahu 'anhu azan untuk mengingatkan orang akan waktu makan-minum sahur, tetapi kalau terdengar azan Ibnu Ummi Maktum, makan-minum harus dihentikan; itu tanda waktu subuh sudah tiba.

Menurut Abdullah bin Umar radhiallaahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda, "Apabila Bilal azan pada malam hari, maka kalian boleh makan dan minum hingga mendengar azannya Ibnu Ummi Maktum!"

Ibnu Ummi Maktum sangat mencintai Rasulullah SAW. Di hatinya, beliau lebih dari sanak keluarga, bahkan dari diri pribadinya sendiri.

Ia tinggal di rumah seorang wanita Yahudi, bibi seorang Anshar. Wanita itu baik budi dan melayani makan-minumnya, tetapi mulutnya tidak pernah diam menyerang orang-orang yang paling dicintai Ibnu Ummi Maktum.

Baca Juga: Sahabat Nabi yang Wafat karena Wabah Penyakit
la tidak sabar mendengar ejekan dan cercaan itu. la berusaha beberapa kali menegurnya, tetapi teguran dan peringatannya itu tidak diindahkan. Terpaksalah ia memukulnya. Ternyata pukulan itu mematikan. Hal ini dilaporkan kepada Rasulullah SAW. Sesudah ia dihadapkan, Rasulullah SAW bertanya, "Mengapa kau bertindak demikian?"

"Wahai Rasulullah! Sungguh, ia seorang yang baik budi terhadap diriku, namun ia senantiasa mencela dan mencerca Allah dan Rasul-Nya, maka terpaksalah aku memukulnya untuk menghentikannya, namun kiranya ajalnya sudah sampai."

"Allah telah menjauhkannya dan ia telah membatalkan darahnya?"
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2083 seconds (0.1#10.140)