Kisah Bakhtiar Baba, Penguasa Tiran, dan Nabi Khidir

Sabtu, 04 September 2021 - 19:13 WIB
loading...
Kisah Bakhtiar Baba, Penguasa Tiran, dan Nabi Khidir
Nabi Khidir: semua orang bisa bertemu Khidir, tetapi pertemuan itu hanya akan ada manfaatnya apabila maksud orang itu benar. Ilustrasi/Ist
A A A
Pada suatu malam, seorang penguasa tiran di Turkistan sedang mendengarkan kisah-kisah yang disampaikan oleh seorang darwis. Tiba-tiba bertanya tentang Nabi Khidir .

"Khidir," kata darwis itu, "Datang kalau diperlukan. Tangkap dan jubahkan ia kalau ia muncul, dan segala pengetahuan menjadi milik paduka," lanjutnya.

"Apakah itu boleh terjadi pada siapa pun?" tanya sang penguasa.

"Siapa pun boleh," jawab darwis itu.



Siapa pula lebihhebatdariku? pikir sang Raja dan ia pun mengumumkan: "Barangsiapa bisa menghadirkan Khidir yang gaib, akan kujadikan orang kaya."

Seorang lelaki miskin dan buta bernama Bakhtiar Baba, setelah mendengar pengumuman itu menyusun siasat. Ia berkata kepada istrinya, "Aku punya rencana," ujarnya serius. "Kita akan segera kaya, tetapi beberapa lama kemudian aku harus mati. Namun, hal itu tidak mengapa, sebab kekayaan kita itu untuk menghidupimu selamanya," tandasnya.

Kemudian Bakhtiar menghadap Raja dan mengatakan bahwa ia akan mencari Khidir dalam waktu empat puluh hari, kalau Raja bersedia memberinya seribu keping emas.

"Kalau kau bisa menemukan Khidir," kata Raja, "Kau akan mendapat sepuluh kali seribu keping uang emas ini. Kalau gagal, kau akan mati, dipancung di tempat ini sebagai peringatan kepada siapa pun yang akan mencoba mempermainkan rajanya," titahnya.

Bakhtiar menerima syarat itu. Ia pun pulang dan memberikan uang itu kepada istrinya, sebagi jaminan hari tuanya. Sisa hidupnya yang tinggal empat puluh hari itu dipergunakannya untuk merenung, mempersiapkan diri memasuki kehidupan lain.

Pada hari keempat puluh ia menghadap Raja.

"Yang Mulia," katanya, "Kerakusanmu telah menyebabkan kau berpikir bahwa uang akan bisa mendatangkan Khidir. Tetapi Khidir, kata orang, tidak akan muncul oleh panggilan yang berdasarkan kerakusan."

Sang Raja sangat murka. "Orang celaka, kau telah mengorbankan nyawamu; siapa pula kau ini berani mencampuri keinginan seorang raja?"



Bakhtiar dengan tenang menjawab, "Menurut dongeng, semua orang bisa bertemu Khidir, tetapi pertemuan itu hanya akan ada manfaatnya apabila maksud orang itu benar. Mereka bilang, Khidir akan menemui orang selama ia bisa memanfaatkan saat kunjungannya itu. Itulah hal yang kita tidak menguasainya."

"Cukup ocehan itu," sergah sang Raja, sebab tak akan memperpanjang hidupmu. Baginda lalu meminta para menteri yang berkumpul dalam pertemuan itu agar memberikan nasihatnya tentang cara yang terbaik untuk menghukumnya.

Ia menoleh ke Menteri Pertama dan bertanya, "Bagaimana cara orang itu mati?"

Menteri Pertama menjawab, "Panggang dia hidup-hidup sebagai peringatan."

Menteri Kedua, yang berbicara sesuai urutannya, berkata, "Potong-potong tubuhnya, pisah-pisahkan anggota badannya."

Menteri Ketiga berkata, "Sediakan kebutuhan hidup orang itu agar ia tidak lagi mau menipu demi kelangsungan hidup keluarganya."
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3657 seconds (0.1#10.140)