Sifat al-Masih Isa bin Maryam Rasul Allah dan Sifat Manusia Jelang Kiamat
loading...
A
A
A
Inilah informasi populer mengenai tempat turunnya Isa bin Maryam bahwasanya ia turun di menara putih sebelah timur Damaskus.
"Saya pernah membaca dalam beberapa kitab bahwa Isa bin Maryam turun di menara putih sebelah timur masjid Damaskus. Barangkali keterangan ini yang dihafal," tulis Ibnu Katsir.
Riwayatnya seperti berikut ini: “Isa bin Maryam turun di menara putih sebelah timur (al Manarah al Baidha asy Syarqiyyah) Damaskus.”
Tampaknya perawi melontarkan ungkapannya sesuai pemahamannya karena di Damaskus tidak ada menara bernama asy Syarqiyyah selain menara yang berada di sebelah timur Masjid al Umawi. Ini pendapat paling cocok dan sesuai karena Isa bin Maryam turun saat shalat sudah ditegakkan sehingga imam kaum Muslimin berkata kepadanya, “Wahai Ruhullah, majulah!” Isa bin Maryam menjawab, “Majulah engkau karena shalat ini ditegakkan untukmu."
Dalam satu riwayat, “Sebagian kalian menjadi pemimpin bagi yang lainnya. Allah telah memuliakan umat ini."
Menurut Ibnu Katsir , bangunan menara ini sudah direhab pada masa kita tahun 941 H dengan menggunakan batu putih. Pembangunan menara ini menggunakan harta kekayaan orang orang Nasrani yang telah membakar menara tersebut.
Barangkali ini merupakan salah satu tanda jelas mengenai kenabian, kata Ibnu Katsir, yakni Allah menakdirkan pembangunan menara putih ini dengan menggunakan harta benda orang-orang Nasrani sehingga Isa bin Maryam turun di atasnya lalu membunuh babi, mematahkan salib, dan tidak menerima jizyah. Akan tetapi, ia menerima orang yang masuk Islam. Jika tidak, orang itu dibunuh.
Demikianlah ia menetapkan hukum untuk semua orang kafir penduduk bumi saat itu.
Dalam hadis Abdurrahman bin Adam dari Abu Hurairah disebutkan: “Sesungguhnya, Isa bin Maryam turun. Jika kalian melihatnya, kenalilah. Ia seorang lelaki berperawakan sedang dan berambut merah dan putih dengan mengenakan dua kain robek yang dicelup dengan za'faran. Kepalanya laksana meneteskan air meskipun tidak terkena hujan.
Ia menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah, dan menyeru manusia pada Islam. Pada masanya, Allah SWT membinasakan semua kepercayaan, kecuali Islam dan menghancurkan al-Masih Dajjal kemudian rasa aman menyelimuti bumi sehingga singa dapat merumput bersama unta, harimau dengan sapi, serigala dengan kambing, dan anak kecil bermain dengan ular. Isa bin Maryam menetap selama empat puluh hari lalu dicabut nyawanya dan kaum Muslimin menshalatkannya” (HR Ahmad dan Abu Dawud)
Demikian menurut hadis tersebut bahwa Isa bin Maryam menetap di bumi selama empat puluh tahun. Dalam Shahih Muslim dikemukakan dari Abdullah bin Amru bahwa Isa bin Maryam menetap di bumi selama tujuh tahun.
Ibnu Katsir mengatakan kedua pendapat ini kontroversial, kecuali jika ditafsirkan bahwa yang dimaksud tujuh tahun itu adalah masa menetapnya setelah turun dan ini menjadi tambahan pada menetapnya di bumi sebelum diangkat ke langit yang ketika itu usianya 33 tahun sebagaimana pendapat yang populer. Wallahu alam.
Dalam Ash-Shahih disebutkan bahwa Ya'juj dan Ma'juj muncul pada masa Isa bin Maryam dan Allah membinasakan mereka berkat doanya pada satu malam.
Disebutkan juga bahwa Isa bin Maryam melaksanakan ibadah haji selama menetap di bumi setelah turun dari langit.
Muhammad bin Ka'ab al-Qurzhi berkata, “Dalam kitab-kitab yang diturunkan dijelaskan bahwa para penghuni gua (Ashhab al-Kahfi) menjadi pengikutnya dan mereka ikut melaksanakan ibadah haji bersamanya.”
Al-Qurthubi menyebutkan perihal pembunuhan massal (al-Malihim) di akhir kitabnya At-Tadzkirah Fi Ahwal al-Akhirah, "Isa bin Maryam meninggal dunia di kota Nabi lalu dishalatkan di sana dan dikebumikan di kamar beliau.”
Abu Isa at-Tirmidzi meriwayatkan hadis tersebut dalam Jami'-nya dari Abdullah bin Salam, ia mengatakan dalam Kitab al Manaqib, “Di dalam Taurat dituliskan sifat Muhammad dan sesungguhnya Isa bin Maryam dikebumikan bersamanya.' Ia meneruskan: “Abu Maudud berkata: 'Di rumah (Nabi) tersisa satu tempat untuk kuburan'.” Hadis ini hasan gharib.
"Saya pernah membaca dalam beberapa kitab bahwa Isa bin Maryam turun di menara putih sebelah timur masjid Damaskus. Barangkali keterangan ini yang dihafal," tulis Ibnu Katsir.
Riwayatnya seperti berikut ini: “Isa bin Maryam turun di menara putih sebelah timur (al Manarah al Baidha asy Syarqiyyah) Damaskus.”
Tampaknya perawi melontarkan ungkapannya sesuai pemahamannya karena di Damaskus tidak ada menara bernama asy Syarqiyyah selain menara yang berada di sebelah timur Masjid al Umawi. Ini pendapat paling cocok dan sesuai karena Isa bin Maryam turun saat shalat sudah ditegakkan sehingga imam kaum Muslimin berkata kepadanya, “Wahai Ruhullah, majulah!” Isa bin Maryam menjawab, “Majulah engkau karena shalat ini ditegakkan untukmu."
Dalam satu riwayat, “Sebagian kalian menjadi pemimpin bagi yang lainnya. Allah telah memuliakan umat ini."
Menurut Ibnu Katsir , bangunan menara ini sudah direhab pada masa kita tahun 941 H dengan menggunakan batu putih. Pembangunan menara ini menggunakan harta kekayaan orang orang Nasrani yang telah membakar menara tersebut.
Barangkali ini merupakan salah satu tanda jelas mengenai kenabian, kata Ibnu Katsir, yakni Allah menakdirkan pembangunan menara putih ini dengan menggunakan harta benda orang-orang Nasrani sehingga Isa bin Maryam turun di atasnya lalu membunuh babi, mematahkan salib, dan tidak menerima jizyah. Akan tetapi, ia menerima orang yang masuk Islam. Jika tidak, orang itu dibunuh.
Demikianlah ia menetapkan hukum untuk semua orang kafir penduduk bumi saat itu.
Dalam hadis Abdurrahman bin Adam dari Abu Hurairah disebutkan: “Sesungguhnya, Isa bin Maryam turun. Jika kalian melihatnya, kenalilah. Ia seorang lelaki berperawakan sedang dan berambut merah dan putih dengan mengenakan dua kain robek yang dicelup dengan za'faran. Kepalanya laksana meneteskan air meskipun tidak terkena hujan.
Ia menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah, dan menyeru manusia pada Islam. Pada masanya, Allah SWT membinasakan semua kepercayaan, kecuali Islam dan menghancurkan al-Masih Dajjal kemudian rasa aman menyelimuti bumi sehingga singa dapat merumput bersama unta, harimau dengan sapi, serigala dengan kambing, dan anak kecil bermain dengan ular. Isa bin Maryam menetap selama empat puluh hari lalu dicabut nyawanya dan kaum Muslimin menshalatkannya” (HR Ahmad dan Abu Dawud)
Demikian menurut hadis tersebut bahwa Isa bin Maryam menetap di bumi selama empat puluh tahun. Dalam Shahih Muslim dikemukakan dari Abdullah bin Amru bahwa Isa bin Maryam menetap di bumi selama tujuh tahun.
Ibnu Katsir mengatakan kedua pendapat ini kontroversial, kecuali jika ditafsirkan bahwa yang dimaksud tujuh tahun itu adalah masa menetapnya setelah turun dan ini menjadi tambahan pada menetapnya di bumi sebelum diangkat ke langit yang ketika itu usianya 33 tahun sebagaimana pendapat yang populer. Wallahu alam.
Dalam Ash-Shahih disebutkan bahwa Ya'juj dan Ma'juj muncul pada masa Isa bin Maryam dan Allah membinasakan mereka berkat doanya pada satu malam.
Disebutkan juga bahwa Isa bin Maryam melaksanakan ibadah haji selama menetap di bumi setelah turun dari langit.
Muhammad bin Ka'ab al-Qurzhi berkata, “Dalam kitab-kitab yang diturunkan dijelaskan bahwa para penghuni gua (Ashhab al-Kahfi) menjadi pengikutnya dan mereka ikut melaksanakan ibadah haji bersamanya.”
Al-Qurthubi menyebutkan perihal pembunuhan massal (al-Malihim) di akhir kitabnya At-Tadzkirah Fi Ahwal al-Akhirah, "Isa bin Maryam meninggal dunia di kota Nabi lalu dishalatkan di sana dan dikebumikan di kamar beliau.”
Abu Isa at-Tirmidzi meriwayatkan hadis tersebut dalam Jami'-nya dari Abdullah bin Salam, ia mengatakan dalam Kitab al Manaqib, “Di dalam Taurat dituliskan sifat Muhammad dan sesungguhnya Isa bin Maryam dikebumikan bersamanya.' Ia meneruskan: “Abu Maudud berkata: 'Di rumah (Nabi) tersisa satu tempat untuk kuburan'.” Hadis ini hasan gharib.