Hadits yang Jelaskan Waktu Ijabah Doa di Hari Jumat

Jum'at, 15 Oktober 2021 - 08:58 WIB
loading...
A A A
Lalu kukatakan, “Ia bukan waktu sholat?”

Beliau menjawab, “Benar, sesungguhnya seorang hamba mukmin jika mengerjakan sholat kemudian duduk, yang dia tidak tertahan kecuali oleh sholat, maka dia dalam keadaan shalat.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah (no. 1139) dalam kitab Iqaamatish Shalaah, bab Maa Jaa-a fis Saa’ah allatii Turjaa fil Jumu’ah. Al-Bushairi di dalam kitab az-Zawaa-id mengatakan, “Sanadnya shahih dan rijalnya tsiqaat.” Al-Albani mengatakan, “Hasan shahih.”

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ خَيْـرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيهِ الشَّمْسُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُهْبِطَ مِنْهَا وَفِيهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يُصَلِّي فَيَسْأَلُ اللهَ فِيهَا شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: فَلَقِيتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ سَلاَمٍ، فَذَكَرْتُ لَهُ هَذَا الْحَدِيثَ، فَقَالَ: أَنَا أَعْلَمُ بِتِلْكَ السَّاعَةِ، فَقُلْتُ: أَخْبِرْنِي بِهَا وَلاَ تَضْنَنْ بِهَا عَلَيَّ، قَالَ: هِيَ بَعْدَ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ، فَقُلْتُ: كَيْفَ تَكُونُ بَعْدَ الْعَصْرِ وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللهِ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ يُصَلِّي وَتِلْكَ السَّاعَةُ لاَ يُصَلَّى فِيهَا، فَقَـالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ سَلاَمٍ: أَلَيْسَ قَدْ قَالَ رَسُولُ اللهِ : مَنْ جَلَسَ مَجْلِسًا يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ فَهُوَ فِي صَلاَةٍ، قُلْتُ: بَلَى قَالَ: فَهُوَ ذَاكَ.


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari yang sama dia dimasukkan ke Surga, pada hari itu juga dia diturunkan darinya.

Pada hari itu terdapat satu waktu di mana seorang hamba muslim tidak bertepatan dengannya ketika dia dalam keadaan sholat lalu berdo’a memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Dia akan memberi-kannya kepadanya.’

Abu Hurairah mengatakan, lalu aku menjumpai ‘Abdullah bin Salam, kemudian aku sampaikan hadits ini kepada-nya. Maka dia berkata, ‘Aku lebih mengetahui waktu tersebut.’

Kemudian aku katakan, ‘Beritahukan waktu itu kepadaku, dan janganlah engkau kikir kepadaku.’

Dia menjawab, ‘Yaitu setelah ‘Ashar sampai terbenamnya matahari.’

Selanjutnya aku katakan, bagaimana bisa setelah ‘Ashar, sementara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidaklah seorang hamba muslim bertepatan dengannya sedang dia dalam keadaan sholat,’ sedang pada waktu itu tidak diperbolehkan mengerjakan shalat?’

Maka ‘Abdullah bin Salam berkata, ‘Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Barangsiapa duduk di tempat duduk sambil menunggu shalat, maka dia dalam keadaan shalat?’ ‘Benar,’ jawabku. Dia berkata, ‘Itulah waktu tersebut.’”

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 1046) dalam kitab ash-Shalaah: bab Fadhli Yaumil Jumu’ah. At-Tirmidzi (no. 491) dalam kitab ash-Shalaah: bab Maa Jaa’a fis Saa’ah allatii Turjaa fii Yaumil Jumu’ah. Dan dia mengatakan, “Hadits ini hasan shahih.” Dan dinilai shahih oleh al-Albani di dalam kitab Shahiih at-Tirmidzi.”

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2744 seconds (0.1#10.140)