Kisah Hulagu Khan, Pembantai Ribuan Muslim yang Menghapus Dinasti Abbasiyah
loading...
A
A
A
Kisah kekejaman tentara Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan takkan bisa dihapus bagi ingatan kaum muslimin. Hulagu Khan membunuh ribuan warga muslim Baghdad dan mengakhiri kekhalifahan Abbasiyah . Dia juga membunuh Khalifah Abbasiyah Al-Musta'shim Billah secara keji.
Eamon Gearond dalam bukunya berjudul Turning Points in Middle Eastern History menulis penaklukan kota Baghdad oleh tentara Mongol terjadi pada tahun 1258. Peristiwa ini dikenal sebagai titik balik kejadian yang mengubah wajah peradaban Islam hingga hari ini.
Ironisnya, durasi penaklukan ini hanya berlangsung selama 13 hari, dari tanggal 29 Januari sampai 10 Februari 1258 M. Selama berhari-hari pasukan Mongol menyiksa, memperkosa, dan menganiaya penduduk Baghdad tanpa henti.
Para ahli memperkirakan, paling tidak sejuta rakyat Baghdad meregang nyawa. Aroma cendana dari furniture berkualitas tinggi dan naskah-naskah akademik yang terbakar menyeruak seantero Baghdad selama berhari-hari.
Khalifah yang Lemah
Sebelum terjadinya invasi ke Baghdad, Dinasti Abbasiyah sejatinya sudah terbiasa membayar upeti tahunan kepada Mongol. Bahkan pada tahun 1251, pada saat Mongke Khan dilantik menjadi Khan Agung, Abbasiyah mengirimkan delegasinya untuk memberi penghormatan.
Kala itu, khalifah yang memimpin Dinasti Abbasiyah adalah Al-Musta'shim Billah. Ia dilantik menjadi khalifah pada tahun 1242 M. Di bawah pemerintahnya, negara tidak terkelola dengan baik.
Ia berkemauan lemah, senang bergaul dengan musisi dan minum anggur daripada mengasah kecakapannya dalam mengelola negara. Di bawah pemerintahannya, Abbasiyah sudah mulai meninggalkan masa-masa kejayaannya.
Monke Khan tak puas dengan hanya menerima upeti dari Dinasti Abbasiyah. Upeti dianggap tidak memadai. Ia ingin al-Mustasim datang secara pribadi ke Karakorum, ibu kota kekaisaran Mongol abad ke-13, untuk tunduk sepenuhnya pada peraturan Mongol.
Al-Musta'shim Billah menolak permintaan itu. Monke Khan pun menyusun rencana invasi ke Baghdad.
Monke Khan mengirim adiknya, Hulagu Khan, bersama 150.000 pasukan menuju Baghdad, sebuah kekuatan yang belum pernah digelar dalam sejarah Mongol.
Menurut Eamon Gearond, mayoritas tentara Hulagu Khan adalah pejuang Mongolia, namun dalam pasukan tersebut juga terdapat orang-orang Kristen, termasuk tentara yang dipimpin oleh raja Armenia, Tentara Salib Frank dari Kerajaan Antiokhia, dan orang-orang Georgia.
"Selain itu, ada tentara muslim dari berbagai suku Turki dan Persia, dan 1.000 insinyur China yang memiliki spesialisasi artileri," tulisnya.
Sebelum menyentuh Baghdad, pasukan raksasa ini sudah terlebih dahulu menaklukkan Iran selatan. Selanjutnya, mereka menghancurkan sekte Nizari-Ismai’li-Syiah dan menaklukkan benteng-benteng sekte al-Ḥashāshīn di Alamut di Iran barat laut.
Adapun Baghdad adalah perhentian berikutnya dalam daftar ekspedisinya. Melihat besarnya pasukan Mongol, Al-Mustasim sebenarnya sempat mengubah keputusannya. Namun semua sudah terlambat. Pasukan Mongol sudah mengepung kota Baghdad.
Pengepungan kota Baghdad terjadi pada tanggal 29 Januari 1258 M. Tidak banyak halangan berarti dalam perjalanan pasukan Hulagu menuju Baghdad.
Dan begitu tiba, tentara Mongol langsung membangun jejaring pertahanan dan selokan di sekeliling kota Baghdad. Mereka membawa mesin pengepungan, seperti balok pemukul, dan ketapel untuk menyerang tembok kota.
Pada tahap ini, al-Mustasim melakukan upaya terakhir untuk bernegosiasi dengan Hulagu, namun tawaran ini kembali ditolak. Sebagaimana kebiasaannya, bangsa Mongol hanya memberlakukan sekali penawaran pada musuhnya, dan setelah itu, tidak ada lagi peluang untuk bernegosiasi.
Eamon Gearond dalam bukunya berjudul Turning Points in Middle Eastern History menulis penaklukan kota Baghdad oleh tentara Mongol terjadi pada tahun 1258. Peristiwa ini dikenal sebagai titik balik kejadian yang mengubah wajah peradaban Islam hingga hari ini.
Ironisnya, durasi penaklukan ini hanya berlangsung selama 13 hari, dari tanggal 29 Januari sampai 10 Februari 1258 M. Selama berhari-hari pasukan Mongol menyiksa, memperkosa, dan menganiaya penduduk Baghdad tanpa henti.
Para ahli memperkirakan, paling tidak sejuta rakyat Baghdad meregang nyawa. Aroma cendana dari furniture berkualitas tinggi dan naskah-naskah akademik yang terbakar menyeruak seantero Baghdad selama berhari-hari.
Khalifah yang Lemah
Sebelum terjadinya invasi ke Baghdad, Dinasti Abbasiyah sejatinya sudah terbiasa membayar upeti tahunan kepada Mongol. Bahkan pada tahun 1251, pada saat Mongke Khan dilantik menjadi Khan Agung, Abbasiyah mengirimkan delegasinya untuk memberi penghormatan.
Kala itu, khalifah yang memimpin Dinasti Abbasiyah adalah Al-Musta'shim Billah. Ia dilantik menjadi khalifah pada tahun 1242 M. Di bawah pemerintahnya, negara tidak terkelola dengan baik.
Ia berkemauan lemah, senang bergaul dengan musisi dan minum anggur daripada mengasah kecakapannya dalam mengelola negara. Di bawah pemerintahannya, Abbasiyah sudah mulai meninggalkan masa-masa kejayaannya.
Monke Khan tak puas dengan hanya menerima upeti dari Dinasti Abbasiyah. Upeti dianggap tidak memadai. Ia ingin al-Mustasim datang secara pribadi ke Karakorum, ibu kota kekaisaran Mongol abad ke-13, untuk tunduk sepenuhnya pada peraturan Mongol.
Al-Musta'shim Billah menolak permintaan itu. Monke Khan pun menyusun rencana invasi ke Baghdad.
Monke Khan mengirim adiknya, Hulagu Khan, bersama 150.000 pasukan menuju Baghdad, sebuah kekuatan yang belum pernah digelar dalam sejarah Mongol.
Menurut Eamon Gearond, mayoritas tentara Hulagu Khan adalah pejuang Mongolia, namun dalam pasukan tersebut juga terdapat orang-orang Kristen, termasuk tentara yang dipimpin oleh raja Armenia, Tentara Salib Frank dari Kerajaan Antiokhia, dan orang-orang Georgia.
"Selain itu, ada tentara muslim dari berbagai suku Turki dan Persia, dan 1.000 insinyur China yang memiliki spesialisasi artileri," tulisnya.
Sebelum menyentuh Baghdad, pasukan raksasa ini sudah terlebih dahulu menaklukkan Iran selatan. Selanjutnya, mereka menghancurkan sekte Nizari-Ismai’li-Syiah dan menaklukkan benteng-benteng sekte al-Ḥashāshīn di Alamut di Iran barat laut.
Adapun Baghdad adalah perhentian berikutnya dalam daftar ekspedisinya. Melihat besarnya pasukan Mongol, Al-Mustasim sebenarnya sempat mengubah keputusannya. Namun semua sudah terlambat. Pasukan Mongol sudah mengepung kota Baghdad.
Pengepungan kota Baghdad terjadi pada tanggal 29 Januari 1258 M. Tidak banyak halangan berarti dalam perjalanan pasukan Hulagu menuju Baghdad.
Dan begitu tiba, tentara Mongol langsung membangun jejaring pertahanan dan selokan di sekeliling kota Baghdad. Mereka membawa mesin pengepungan, seperti balok pemukul, dan ketapel untuk menyerang tembok kota.
Pada tahap ini, al-Mustasim melakukan upaya terakhir untuk bernegosiasi dengan Hulagu, namun tawaran ini kembali ditolak. Sebagaimana kebiasaannya, bangsa Mongol hanya memberlakukan sekali penawaran pada musuhnya, dan setelah itu, tidak ada lagi peluang untuk bernegosiasi.