Kisah Arisa, Mualaf dari Jepang (2): Mulanya Pakaian Seksi, Berjilbab, Lalu Bercadar
loading...
A
A
A
Foto-foto terbaru Nur Arisa Maryam lebih banyak tampil tertutup, belakangan ini. Ia mengenakan jilbab plus cadar . Padahal pada tahun lalu ia masih tampil dengan hijab tanpa cadar dalam foto-foto di media sosial Instagram. Bahkan ia justru gemar memakai pakaian seksi tatkala belum menjadi muslimah.
Tak hanya itu. Belakangan ia juga lebih sering tampil memakai hijab sederhana dan polos. "Saya tidak tahu kenapa, tapi sekarang saya sering memakai warna putih, coklat atau kuning lembut," tuturnya dalam akun Instagram @Thejapanesemuslimah.
Selanjutnya tentang penampilan jilbabnya, Nur Arisa Maryam yang kini tinggal dan kuliah di London itu bertutur:
"Saya rasa selera saya sedikit demi sedikit berubah sejak saya pindah ke London.
Jangan salah paham. Saya masih suka jilbab warna-warni, cerah dan bunga-bunga dan saya suka melihat gadis-gadis muslimah mengenakan jilbab warna.
Kadang-kadang saya menatap rindu. Saya dulu suka hari istimewa saya memakai gaun pink dan bunga.
Saya sendiri sedikit terkejut, kini saya lebih suka warna-warna sederhana meskipun saya pikir saya akan menjadi gadis bunga merah muda cerah selamanya.
Mungkin saya terpengaruh oleh warna London seperti bangunan, cuaca, dan pakaian orang Inggris? Atau mungkin saya baru saja bertambah tua?
Jadi, saya mengurangi waktu belanja. Saya juga mencoba untuk menjaga hidup sederhana karena saya tahu selera saya bisa berubah di masa depan insyaAllah."
Tantangan Berjilbab di Jepang
Pada 1 Februari 2021 lalu, bertepatan World Hijab Day, Nur Arisa Maryam di akun Instagramnya membagi kisah dirinya mengenakan jilbab.
Arisa mengaku kala itu ia bekerja sebuah perusahaan di Jepang. Namun ia gagal masuk karena ada larangan berjilbab dan sholat tepat waktu.
"Itulah salah satu alasan mengapa saya berhenti dari pekerjaan saya sebelumnya. Jadi, saya memutuskan bahwa jika saya akan bekerja di Jepang, saya tidak ingin melalui itu lagi," ujarnya berkisah.
Nah, lantaran itu ia mencoba bekerja di perusahaan lain. Pada saat ia pergi wawancara untuk pekerjaan baru, manajer perusahaan yang mewawancarai dirinya berkata:
"Saya memeriksa CV Anda dan melakukan sedikit riset tentang agama Anda. Saya mendengar itu disebut hijab. Saya khawatir jilbab Anda akan memberi kesan kepada orang-orang bahwa ini adalah tempat religius.
Kami percaya orang bebas untuk percaya pada agama apa pun, tetapi kami tidak mendukung satu agama tertentu. Kami memiliki klien yang beragama Islam, tetapi mereka tidak mengenakan jilbab. Jadi, ini pertama kalinya saya melihat seseorang mengenakan itu."
Arisa kepada manager itu berkata: “Saya tidak bisa berhijab dan sholat tepat waktu di perusahaan saya sebelumnya, jadi saya berhenti dari pekerjaan. Ini adalah ajaran agama saya dan juga identitas saya sebagai seorang muslimah.
Oleh karena itu, saya tidak bisa lewati sholatku, buka jilbabku dan ubah gayaku. Jika ini masalah bagimu, aku tidak akan bekerja di sini dan aku akan mencari pekerjaan lain."
Setelah wawancana ini, Arisa melajutkan ceritanya, manager itu menghubungi dirinya untuk menawarkan pekerjaan.
Tak hanya itu. Belakangan ia juga lebih sering tampil memakai hijab sederhana dan polos. "Saya tidak tahu kenapa, tapi sekarang saya sering memakai warna putih, coklat atau kuning lembut," tuturnya dalam akun Instagram @Thejapanesemuslimah.
Selanjutnya tentang penampilan jilbabnya, Nur Arisa Maryam yang kini tinggal dan kuliah di London itu bertutur:
"Saya rasa selera saya sedikit demi sedikit berubah sejak saya pindah ke London.
Jangan salah paham. Saya masih suka jilbab warna-warni, cerah dan bunga-bunga dan saya suka melihat gadis-gadis muslimah mengenakan jilbab warna.
Kadang-kadang saya menatap rindu. Saya dulu suka hari istimewa saya memakai gaun pink dan bunga.
Saya sendiri sedikit terkejut, kini saya lebih suka warna-warna sederhana meskipun saya pikir saya akan menjadi gadis bunga merah muda cerah selamanya.
Mungkin saya terpengaruh oleh warna London seperti bangunan, cuaca, dan pakaian orang Inggris? Atau mungkin saya baru saja bertambah tua?
Jadi, saya mengurangi waktu belanja. Saya juga mencoba untuk menjaga hidup sederhana karena saya tahu selera saya bisa berubah di masa depan insyaAllah."
Tantangan Berjilbab di Jepang
Pada 1 Februari 2021 lalu, bertepatan World Hijab Day, Nur Arisa Maryam di akun Instagramnya membagi kisah dirinya mengenakan jilbab.
Arisa mengaku kala itu ia bekerja sebuah perusahaan di Jepang. Namun ia gagal masuk karena ada larangan berjilbab dan sholat tepat waktu.
"Itulah salah satu alasan mengapa saya berhenti dari pekerjaan saya sebelumnya. Jadi, saya memutuskan bahwa jika saya akan bekerja di Jepang, saya tidak ingin melalui itu lagi," ujarnya berkisah.
Nah, lantaran itu ia mencoba bekerja di perusahaan lain. Pada saat ia pergi wawancara untuk pekerjaan baru, manajer perusahaan yang mewawancarai dirinya berkata:
"Saya memeriksa CV Anda dan melakukan sedikit riset tentang agama Anda. Saya mendengar itu disebut hijab. Saya khawatir jilbab Anda akan memberi kesan kepada orang-orang bahwa ini adalah tempat religius.
Kami percaya orang bebas untuk percaya pada agama apa pun, tetapi kami tidak mendukung satu agama tertentu. Kami memiliki klien yang beragama Islam, tetapi mereka tidak mengenakan jilbab. Jadi, ini pertama kalinya saya melihat seseorang mengenakan itu."
Arisa kepada manager itu berkata: “Saya tidak bisa berhijab dan sholat tepat waktu di perusahaan saya sebelumnya, jadi saya berhenti dari pekerjaan. Ini adalah ajaran agama saya dan juga identitas saya sebagai seorang muslimah.
Oleh karena itu, saya tidak bisa lewati sholatku, buka jilbabku dan ubah gayaku. Jika ini masalah bagimu, aku tidak akan bekerja di sini dan aku akan mencari pekerjaan lain."
Setelah wawancana ini, Arisa melajutkan ceritanya, manager itu menghubungi dirinya untuk menawarkan pekerjaan.