Ustaz Abdul Somad Cerita Topi Usang dan Doa untuk Anak Kecil
loading...
A
A
A
Pendakwah kondang Ustaz Abdul Somad (UAS) cerita tentang pengalamannya di masa kecil. Salah satu yang membekas di hatinya adalah topi usang yang dikenakannya di masa SD (sekolah dasar).
Cerita UAS ini mengandung hikmah dan pesan berharga agar menjaga perasaan orang lain termasuk perasaan anak kecil. Dalam postingannya, Dai asal Pekanbaru Riau itu membagikan doa untuk anak kecil yang dapat kita amalkan.
Berikut cerita UAS dilansir dari kanal IG-nya @ustadzabdulsomad_official, Kamis malam (11/11/2021):
"Berapa harga kopiah ini ustadz Hasbi?," tanyaku. "Sepuluh juta," jawab Ustadz Hasbi. Tiba-tiba ingatanku terbang jauh ke masa SD.
Dulu, kalau libur SD, Mak menyuruhku pulang ke Silau Laut kampung Mak, mengaji mengambil berkah ke orang-orang sholih. Sholat di masjid yang didirikan Syaikh Abdurrahman (Syaikh Silau Laut, wafat 1941).
"Kalau sholat ke masjid pakai lobai (topi putih) Pakai ini. Ini punya almarhum Atuk (kakek) kau dulu," kata Wak (kakak laki-laki Mak) Jabar. Topi putih, bentuknya lancip, kerucut, seperti topi orang Tarekat Naqsyabandiyah. Sudah agak usang dimakan usia.
Suatu malam, saat duduk-duduk di teras masjid menanti Isya', aku duduk di tepi lingkaran jamaah orang-orang tua. Aku senang mendengar cerita mereka. Tiba-tiba ada seseorang di antara mereka berkata, "Mungkin ini anak tukang las, karena menempel karat di topinya," sambil menunjuk topi yang kupakai. Mereka pun tertawa.
Tapi aku tidak. Aku terdiam. Kenangan itu masih membekas di hatiku. Begitu cara Allah membuat aku bisa merasakan perasaan orang lain, perasaan anak-anak kecil.
Hari ini, kalau aku melihat anak-anak kecil, aku tidak tertawakan mereka, karena aku sedang melihat diriku di masa lalu. Ku usap kepalanya, kubacakan doa Nabi untuk Abdullah ibn Abbas:
Allahumma faqqih-Hu fid-din wa 'allimhut-ta'wil.
"Ya Allah, dalamkan ilmu agamanya, ajarkan padanya pemahaman Al-Qur'an yang benar." (HR Ibnu Majah)
Ku bacakan juga doa Nabi untuk Anas ibn Malik:
Allahumma aktsir malahu wa waladahu wa barik lahu fima a'thaitahu.
"Ya Allah, banyakkan hartanya, banyakkan anaknya, berkahi semua yang Engkau berikan padanya." (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Ku bacakan doa Nabi untuk Sayyidina Al-Hasan dan al-Husain:
U'idzukuma bi kalimatillahit-tammati min kulli syaithanin wa hammatin wa min kulli 'ainin lammah
"Aku mohon perlindungan Allah untukmu dengan firman Allah yang sempurna dari gangguan setan, binatang berbisa dan penyakit 'ain". (HR. Al-Bukhari)
"Hanya berharap semoga mereka sholih-sholihah, melimpah doa mereka ke alam kuburku."
Demikian cerita Dai lulusan Al-Azhar Kairo itu berikut doa untuk anak kecil yang dibagikannya. Semoga kita dapat mengambil iktibar dan mengamalkan doa di atas.
Cerita UAS ini mengandung hikmah dan pesan berharga agar menjaga perasaan orang lain termasuk perasaan anak kecil. Dalam postingannya, Dai asal Pekanbaru Riau itu membagikan doa untuk anak kecil yang dapat kita amalkan.
Berikut cerita UAS dilansir dari kanal IG-nya @ustadzabdulsomad_official, Kamis malam (11/11/2021):
"Berapa harga kopiah ini ustadz Hasbi?," tanyaku. "Sepuluh juta," jawab Ustadz Hasbi. Tiba-tiba ingatanku terbang jauh ke masa SD.
Dulu, kalau libur SD, Mak menyuruhku pulang ke Silau Laut kampung Mak, mengaji mengambil berkah ke orang-orang sholih. Sholat di masjid yang didirikan Syaikh Abdurrahman (Syaikh Silau Laut, wafat 1941).
"Kalau sholat ke masjid pakai lobai (topi putih) Pakai ini. Ini punya almarhum Atuk (kakek) kau dulu," kata Wak (kakak laki-laki Mak) Jabar. Topi putih, bentuknya lancip, kerucut, seperti topi orang Tarekat Naqsyabandiyah. Sudah agak usang dimakan usia.
Suatu malam, saat duduk-duduk di teras masjid menanti Isya', aku duduk di tepi lingkaran jamaah orang-orang tua. Aku senang mendengar cerita mereka. Tiba-tiba ada seseorang di antara mereka berkata, "Mungkin ini anak tukang las, karena menempel karat di topinya," sambil menunjuk topi yang kupakai. Mereka pun tertawa.
Tapi aku tidak. Aku terdiam. Kenangan itu masih membekas di hatiku. Begitu cara Allah membuat aku bisa merasakan perasaan orang lain, perasaan anak-anak kecil.
Hari ini, kalau aku melihat anak-anak kecil, aku tidak tertawakan mereka, karena aku sedang melihat diriku di masa lalu. Ku usap kepalanya, kubacakan doa Nabi untuk Abdullah ibn Abbas:
اللهم فققه في الدين وعلمه التأويل
Allahumma faqqih-Hu fid-din wa 'allimhut-ta'wil.
"Ya Allah, dalamkan ilmu agamanya, ajarkan padanya pemahaman Al-Qur'an yang benar." (HR Ibnu Majah)
Ku bacakan juga doa Nabi untuk Anas ibn Malik:
اللهم اكثر ماله وولده وبارك له فيما اعطيته
Allahumma aktsir malahu wa waladahu wa barik lahu fima a'thaitahu.
"Ya Allah, banyakkan hartanya, banyakkan anaknya, berkahi semua yang Engkau berikan padanya." (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Ku bacakan doa Nabi untuk Sayyidina Al-Hasan dan al-Husain:
اعيذكما بكلمات الله التامة من كل شيطان وهامة ومن كل عين لامة
U'idzukuma bi kalimatillahit-tammati min kulli syaithanin wa hammatin wa min kulli 'ainin lammah
"Aku mohon perlindungan Allah untukmu dengan firman Allah yang sempurna dari gangguan setan, binatang berbisa dan penyakit 'ain". (HR. Al-Bukhari)
"Hanya berharap semoga mereka sholih-sholihah, melimpah doa mereka ke alam kuburku."
Demikian cerita Dai lulusan Al-Azhar Kairo itu berikut doa untuk anak kecil yang dibagikannya. Semoga kita dapat mengambil iktibar dan mengamalkan doa di atas.
(rhs)