Adakah Pahala Sholat Isyraq Bagi Kaum Wanita?

Senin, 22 November 2021 - 10:25 WIB
loading...
Adakah Pahala Sholat Isyraq Bagi Kaum Wanita?
seorang wanita muslimah yang melakukan sholat isyraq akan mendapatkan pahala haji dan umrah sempurna sebagaimana disebut dalam hadis. Foto ilustrasi/ist
A A A
Ada yang menyebutkan, bila wanita yang sholat subuh di rumah kemudian berdzikir, membaca Al-Qur’an sampai terbit matahari dan ditutup dengan sholat 2 rokaat (sholat Syuruq / awal waktu Dhuha) akan mendapat keutamaan pahala haji dan umroh sempurna. Benarkah demikian?



Menurut Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, dai yang juga pengasuh bimbingan islam, seorang wanita muslimah yang melakukan sholat isyraq akan mendapatkan pahala haji dan umrah sempurna sebagaimana disebut dalam hadis. Tidak ada beda antara lelaki dan wanita. Kaum lelaki tempat sholatnya di masjid sedang wanita tempat sholat yang paling utama baginya adalah di rumahnya.

Imam Abdul Aziz bin Baz berkata :

“Barangsiapa duduk di tempat shalatnya berdzikir kepada Allah ta’ala, bershalawat kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, bertasbih dan berdoa hingga matahari terbit kemudian ia shalat dua rakaat Sunnah Dhuha .

Dua rakaat ini disebut Sunnah Dhuha dan orang-orang biasa menyebutnya Shalat Isyraq, ia adalah shalat dhuha yang disegerakan, maka ia mendapatkan pahala. Disebutkan dalam hadis pahalanya itu seperti haji dan umrah yang sempurna.

Tidak ada bedanya antara lelaki dan wanita, wanita sama dengan lelaki dalam nash ini, nashnya haji saja? Tidak, tetapi haji yang sempurna baik bagi lelaki dan wanita sama dalam hal ini. Hadis ini umum untuk lelaki dan wanita.

Karena itu, menurut Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, seorang wanita di rumahnya dia duduk di tempat sholatnya, sedang lelaki duduk di tempat sholatnya di masjid hingga terbit matahari, kemudian shalat dua rakaat. Ini semuanya kebaikan yang agung, menyibukkan diri dengan dzikir kepada Allah, dengan doa, dengan membaca Al-Qur’an, alhamdulillah. Jika ia berbicara dengan saudaranya jika diperlukan maka tidak mengapa, atau wanita tadi berbicara dengan suaminya, dengan ibunya atau dengan yang lain selama dibutuhkan maka tidak mengapa.” (Fatawa Syaikh Bin Baz no. 2622).



Wallahu A’lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2701 seconds (0.1#10.140)