Masjid Haisheng Bukan Sekadar Suar Penuntun Kapal di Sungai Zhujiang
loading...
A
A
A
Masjid tertua di dunia yang ada di China, Masjid Huaisheng , sampai saat masih berdiri kokoh. Masjid yang dibangun Sahabat Nabi Muhammad, Sa’ad bin Abi Waqqas , pada tahun 630 M ini selalu ramai dengan aktivitas ibadah kaum muslim di wilayah sekitar. Hanya saja, nonmuslim dilarang masuk.
Pada tiap hari Jumat, di sekitar masjid dipenuhi kerumunan orang ras India, Arab, dan Uighur. Mereka sholat Jumat di sini. Suasananya masih mirip dengan kondisi pada 1.400 tahun yang lampau.
Berjuluk Masjid Menara Cahaya karena masjid ini memiliki menara yang juga digunakan sebagai suar untuk menuntun kapal yang berlayar di Sungai Zhujiang pada malam hari.
Pada masa lalu, suar yang terdapat di Menara Cahaya ini, dijadikan oleh para pelaut sebagai penanda bahwa mereka telah tiba di permulaan “jalan sutera maritim”.
Presiden Asosiasi Islam Guangdong, Ma Guangxing, sebagaimana dikutip laman thatsmags.com menjelaskan tiap muslim bisa masuk ke Masjid Huaisheng. Namun, nonmuslim tidak diperkenankan.
Ini adalah aturan yang tidak ada di negara-negara muslim lainnya, seperti Arab Saudi.
Sejarah Huaisheng Mosque
Huaisheng Mosque atau Masjid Raya Guangzhou atau Masjid Guangta berarti Masjid Menara Cahaya, berdiri pada tahun 630 M, pada masa kekaisaran Dinasti Tang di China, atau semasa Kekhalifahan Usman bin Affan di dunia Islam. Ini berdasar laporan dari Manuskrip tahun 1206.
Ini adalah salah satu masjid tertua di dunia yang hingga hari ini masih berdiri.
Sa’ad bin Abi Waqqas datang ke China bersama 3 sahabat lainnya, dengan memperkenalkan agama Islam kepada Kaisar, dan Kaisar menyambut baik kunjungan ini. Mereka berlayar ke China pada tahun 630 M dari Habasha (sekarang Ethiopia).
Kaisar pun memperkenankan delegasi Muslim tersebut untuk membangun masjid ini, di samping sebagai monumen penghormatan kepada Rasulullah SAW .
Masjid Huaisheng secara keseluruhan dibangun kembali pada tahun 1350 pada masa Dinasti Yuan oleh Kaisar Zhizheng (1341-1368).
Pada akhir abad ke 15, masjid ini sempat mengalami kebakaran yang cukup hebat, sehingga mengalami renovasi kembali pada tahun 1695 pada masa Dinasti Qing oleh Kaisar Kangzi.
Arsitektur Timur Tengah
Masjid Huaisheng sangat identik dan terkenal dengan menaranya yang khas. Berbeda dengan kebanyakan menara di China umumnya yang berbentuk pagoda, menara ini memiliki sentuhan arsitektur Timur Tengah dengan kubah di atasnya.
Masjid Huaisheng berdiri di areal komplek seluas 3000 meter persegi dan membentang di sepanjang sumbu utara-selatan, dengan model khas China.
Gerbang masuk masjid berada di Jalan Guangta di sebelah Utara, masuk menuju ke Selatan. Gerbang ini terbuat dari bata merah dengan atap berwarna hijau.
Komplek Masjid terdiri dari koridor yang berbentuk “U”, di tengah-tengahnya terdapat halaman dengan menara besar di Utara, yang dibagian ujung tengahnya merupakan aula Sholat.
Pada tiap hari Jumat, di sekitar masjid dipenuhi kerumunan orang ras India, Arab, dan Uighur. Mereka sholat Jumat di sini. Suasananya masih mirip dengan kondisi pada 1.400 tahun yang lampau.
Berjuluk Masjid Menara Cahaya karena masjid ini memiliki menara yang juga digunakan sebagai suar untuk menuntun kapal yang berlayar di Sungai Zhujiang pada malam hari.
Pada masa lalu, suar yang terdapat di Menara Cahaya ini, dijadikan oleh para pelaut sebagai penanda bahwa mereka telah tiba di permulaan “jalan sutera maritim”.
Presiden Asosiasi Islam Guangdong, Ma Guangxing, sebagaimana dikutip laman thatsmags.com menjelaskan tiap muslim bisa masuk ke Masjid Huaisheng. Namun, nonmuslim tidak diperkenankan.
Ini adalah aturan yang tidak ada di negara-negara muslim lainnya, seperti Arab Saudi.
Sejarah Huaisheng Mosque
Huaisheng Mosque atau Masjid Raya Guangzhou atau Masjid Guangta berarti Masjid Menara Cahaya, berdiri pada tahun 630 M, pada masa kekaisaran Dinasti Tang di China, atau semasa Kekhalifahan Usman bin Affan di dunia Islam. Ini berdasar laporan dari Manuskrip tahun 1206.
Ini adalah salah satu masjid tertua di dunia yang hingga hari ini masih berdiri.
Sa’ad bin Abi Waqqas datang ke China bersama 3 sahabat lainnya, dengan memperkenalkan agama Islam kepada Kaisar, dan Kaisar menyambut baik kunjungan ini. Mereka berlayar ke China pada tahun 630 M dari Habasha (sekarang Ethiopia).
Kaisar pun memperkenankan delegasi Muslim tersebut untuk membangun masjid ini, di samping sebagai monumen penghormatan kepada Rasulullah SAW .
Masjid Huaisheng secara keseluruhan dibangun kembali pada tahun 1350 pada masa Dinasti Yuan oleh Kaisar Zhizheng (1341-1368).
Pada akhir abad ke 15, masjid ini sempat mengalami kebakaran yang cukup hebat, sehingga mengalami renovasi kembali pada tahun 1695 pada masa Dinasti Qing oleh Kaisar Kangzi.
Arsitektur Timur Tengah
Masjid Huaisheng sangat identik dan terkenal dengan menaranya yang khas. Berbeda dengan kebanyakan menara di China umumnya yang berbentuk pagoda, menara ini memiliki sentuhan arsitektur Timur Tengah dengan kubah di atasnya.
Masjid Huaisheng berdiri di areal komplek seluas 3000 meter persegi dan membentang di sepanjang sumbu utara-selatan, dengan model khas China.
Gerbang masuk masjid berada di Jalan Guangta di sebelah Utara, masuk menuju ke Selatan. Gerbang ini terbuat dari bata merah dengan atap berwarna hijau.
Komplek Masjid terdiri dari koridor yang berbentuk “U”, di tengah-tengahnya terdapat halaman dengan menara besar di Utara, yang dibagian ujung tengahnya merupakan aula Sholat.