Masjid Haisheng Bukan Sekadar Suar Penuntun Kapal di Sungai Zhujiang
loading...
A
A
A
Dari gerbang utama, pengunjung akan melalui sebuah halaman sempit yang ditutupi dinding yang terbuat dari batu bata merah yang menuju ke gerbang dalam.
Gerbang monumental ini disebut “Menara Bangke”. Dibangun dengan struktur kayu di dalamnya, kemudian dilapisi bata merah di bagian luarnya.
Menara gerbang ini memiliki plakat inskripsi dalam bahasa China yang berbunyi: “Agama yang sangat menghargai ajaran yang dibawa dari Wilayah Barat.”
Adapun koridor berbentuk “U” dimulai di kedua sisi pintu gerbang ini dan membungkus halaman dalam menghadap aula tempat sholat.
Aula sholat dibangun kembali pada tahun 1935. Sebuah serambi terbuka mengelilingi sisi utara, timur dan selatan dari ruang sholat.
Ketika bangunan itu direnovasi, pintu masuk utamanya dipindahkan dari timur ke selatan aula sehingga langsung menghadap ke halaman selatannya.
Mihrab ditempatkan di ceruk semi lingkaran yang dangkal yang menghadap ke arah tembok bagian barat.
Adapun Menara Cahaya yang merupakan identitas dari masjid ini berbentuk silinder dilengkapi dengan tangga dalam yang digunakan untuk naik.
Tipe arsitektur menara ini merupakan salah satu contoh awal arsitektur Islam di China, yang berusaha mengintegrasikan gaya arsitektur Arab dengan gaya arsitektur lokal, tingginya mencapai 36 meter dengan pondasi sedalam 10 meter.
Di bagian atas menara terdapat balkon yang kerap digunakan sebagai tempat adzan.
Sementara balkonnya sendiri beratapkan sebuah kubah berbentuk labu, yang menjadi identitas arsitektur Arabia.
Di dalam menara ini terdapat dua tangga yang berfungsi sebagai sarana pendakian menuju ke balkon.
Struktur tangga seperti ini tidak dikenali di China sebelum Dinasti Song. Sedang dari luar, menara ini dihiasi oleh jendela-jendela yang tersusun membentuk spiral ke atas menara.
Pada waktu rekonstruksi tahun 1350, di menara ini ditambahkan sebuah inkripsi yang menyatakan: “Di bawah awan putih dan di mana gunung berubah, terjadilah sebuah pagoda batu yang brilian dengan gaya Wilayah Barat. Diserahkan oleh Kaisar Gaozu dari dinasti Tang sampai sekarang, gayanya tidak dikenal di Wilayah Tengah,” menunjukkan tanggal penyelesaian antara tahun 650 sampai 700.
Sampai saat ini, Menara Cahaya adalah struktur tertinggi di Guangzhou dan berfungsi sebagai landmark utama di kota ini.
Selain itu, di areal kompleks masjid ini juga terdapat tempat tinggal bagi Imam, paviliun untuk menyimpan kitab-kitab, dan area wudhu. Semuanya disusun dalam gaya pagoda yang terbuka dengan atap yang dipahat dan ubin tradisional yang selaras dengan konstruksi atap aula masjid dan gaya konstruksi Gerbang Dalam.
Masjid Haisheng adalah salah satu dari empat masjid tertua di China. Masjid lainnya meliputi Masjid Shengyou di Quanzhou, Masjid Fenghuan di Hangzhou dan Masjid Xianhe di Yangzhou. Masjid tua ini terdaftar sebagai 'Monumen Sejarah Penting di bawah Pelestarian Khusus' oleh pemerintah China.
Gerbang monumental ini disebut “Menara Bangke”. Dibangun dengan struktur kayu di dalamnya, kemudian dilapisi bata merah di bagian luarnya.
Menara gerbang ini memiliki plakat inskripsi dalam bahasa China yang berbunyi: “Agama yang sangat menghargai ajaran yang dibawa dari Wilayah Barat.”
Adapun koridor berbentuk “U” dimulai di kedua sisi pintu gerbang ini dan membungkus halaman dalam menghadap aula tempat sholat.
Aula sholat dibangun kembali pada tahun 1935. Sebuah serambi terbuka mengelilingi sisi utara, timur dan selatan dari ruang sholat.
Ketika bangunan itu direnovasi, pintu masuk utamanya dipindahkan dari timur ke selatan aula sehingga langsung menghadap ke halaman selatannya.
Mihrab ditempatkan di ceruk semi lingkaran yang dangkal yang menghadap ke arah tembok bagian barat.
Adapun Menara Cahaya yang merupakan identitas dari masjid ini berbentuk silinder dilengkapi dengan tangga dalam yang digunakan untuk naik.
Tipe arsitektur menara ini merupakan salah satu contoh awal arsitektur Islam di China, yang berusaha mengintegrasikan gaya arsitektur Arab dengan gaya arsitektur lokal, tingginya mencapai 36 meter dengan pondasi sedalam 10 meter.
Di bagian atas menara terdapat balkon yang kerap digunakan sebagai tempat adzan.
Sementara balkonnya sendiri beratapkan sebuah kubah berbentuk labu, yang menjadi identitas arsitektur Arabia.
Di dalam menara ini terdapat dua tangga yang berfungsi sebagai sarana pendakian menuju ke balkon.
Struktur tangga seperti ini tidak dikenali di China sebelum Dinasti Song. Sedang dari luar, menara ini dihiasi oleh jendela-jendela yang tersusun membentuk spiral ke atas menara.
Pada waktu rekonstruksi tahun 1350, di menara ini ditambahkan sebuah inkripsi yang menyatakan: “Di bawah awan putih dan di mana gunung berubah, terjadilah sebuah pagoda batu yang brilian dengan gaya Wilayah Barat. Diserahkan oleh Kaisar Gaozu dari dinasti Tang sampai sekarang, gayanya tidak dikenal di Wilayah Tengah,” menunjukkan tanggal penyelesaian antara tahun 650 sampai 700.
Sampai saat ini, Menara Cahaya adalah struktur tertinggi di Guangzhou dan berfungsi sebagai landmark utama di kota ini.
Selain itu, di areal kompleks masjid ini juga terdapat tempat tinggal bagi Imam, paviliun untuk menyimpan kitab-kitab, dan area wudhu. Semuanya disusun dalam gaya pagoda yang terbuka dengan atap yang dipahat dan ubin tradisional yang selaras dengan konstruksi atap aula masjid dan gaya konstruksi Gerbang Dalam.
Masjid Haisheng adalah salah satu dari empat masjid tertua di China. Masjid lainnya meliputi Masjid Shengyou di Quanzhou, Masjid Fenghuan di Hangzhou dan Masjid Xianhe di Yangzhou. Masjid tua ini terdaftar sebagai 'Monumen Sejarah Penting di bawah Pelestarian Khusus' oleh pemerintah China.
(mhy)