Raja Mesir Memaksa Menikahi Siti Sarah Akhirnya Taubat
loading...
A
A
A
Nabi Ibrahim AS meninggalkan daerah kelahirannya bersama beberapa orang saja, termasuk Sarah dan anak saudaranya, yaitu Nabi Luth AS. Rombongan kecil ini menuju tanah Hauran. Lalu Allah mewahyukan kepada Nabi Ibrahim untuk menikahi Sarah. Atas perintah tersebut, Ibrahim pun menikah dengan Sarah.( Baca juga: Berserah Diri Pada Allah, Nabi Ibrahim Tolak Bantuan Mikail )
Nabi Ibrahim AS kemudian berniaga sehingga dia memiliki banyak harta. Dia membawa istrinya, Sarah, ke wilayah Mesir.
Menurut As-Sadi, Sarah adalah wanita jelita dengan postur tubuh ideal. Di zamannya tidak ditemukan orang yang secantik dia. Ketika Ibrahim membawa Sarah memasuki Mesir, sejumlah orang mengingatkan, “Hai Ibrahim, di Mesir ada seorang raja yang kejam. Ia sangat menyukai wanita. Salah satu kebiasaannya adalah apabila dia mendengar ada wanita cantik, maka dia akan menikahinya dengan paksa.”
Raja tersebut bernama Raja Tutis. Salah satu kebiasaan raja-raja terdahulunya adalah suka menetap di suatu kota yang bernama Manuf. Raja tersebut memiliki pengawal yang berjaga di jalan-jalan untuk mengambil perbekalan para musafir.
Pada waktu itu, Ibrahim menempatkan istrinya, Sarah, dalam sebuah peti, dengan maksud untuk menyembunyikannya dari sang raja. Ketika Ibrahim berada di hadapan para penjaga, mereka bermaksud membuka petinya untuk melihat isinya. Ibrahim tidak mampu mencegah peti itu pun dibuka.
Begitu menemukan Sarah di dalam peti maka mereka dibawa menghadap raja. Raja itu bertanya, “Siapakah wanita ini, hai Ibrahim?” Ibrahim menjawab, “Dia adalah saudara perempuanku.” Maksud Ibrahim adalah saudaranya seagama. Raja berkata, “Nikahkanlah dia denganku!” Ibrahim menjawab, “Dia telah berkeluarga.” Mendengar jawaban itu, Sarah diambil raja secara paksa.
Seorang perawi mengatakan, pada saat itu, Allah menghilangkan hijab dari mata Ibrahim sehingga Sarah tidak pernah luput dari penglihatannya agar hati Ibrahim akan tetap tenang ketika Sarah kembali kepadanya.
Setelah raja mendekati Sarah dan hendak meraba dengan tangannya, tangan itu jadi kaku. Raja pun bertaubat sehingga tangannya bisa digerakkan kembali. Kedua kalinya dia mengulangi tindakan serupa, dan pada saat itu yang kaku adalah tangan dan kakinya.
Kejadian tersebut terus berulang. Menurut sebuah riwayat, raja itu mengulangi kelakuan dan tobatnya hingga tujuh kali sampai dia bertobat yang sebenarnya. Semua itu terlihat oleh Ibrahim.
Allah telah menyingkap hijab dari matanya. Setelah bertobat, raja itu memanggil Ibrahim, menjamunya, memuliakannya, menyerahkan kembali istrinya serta memberinya hadiah berupa seorang hamba sahaya yang bernama Hajar yang di kemudian hari dinikahinya. ( Baca juga:Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Saat Meninggikan Baitullah )
Nabi Ibrahim AS kemudian berniaga sehingga dia memiliki banyak harta. Dia membawa istrinya, Sarah, ke wilayah Mesir.
Menurut As-Sadi, Sarah adalah wanita jelita dengan postur tubuh ideal. Di zamannya tidak ditemukan orang yang secantik dia. Ketika Ibrahim membawa Sarah memasuki Mesir, sejumlah orang mengingatkan, “Hai Ibrahim, di Mesir ada seorang raja yang kejam. Ia sangat menyukai wanita. Salah satu kebiasaannya adalah apabila dia mendengar ada wanita cantik, maka dia akan menikahinya dengan paksa.”
Raja tersebut bernama Raja Tutis. Salah satu kebiasaan raja-raja terdahulunya adalah suka menetap di suatu kota yang bernama Manuf. Raja tersebut memiliki pengawal yang berjaga di jalan-jalan untuk mengambil perbekalan para musafir.
Pada waktu itu, Ibrahim menempatkan istrinya, Sarah, dalam sebuah peti, dengan maksud untuk menyembunyikannya dari sang raja. Ketika Ibrahim berada di hadapan para penjaga, mereka bermaksud membuka petinya untuk melihat isinya. Ibrahim tidak mampu mencegah peti itu pun dibuka.
Begitu menemukan Sarah di dalam peti maka mereka dibawa menghadap raja. Raja itu bertanya, “Siapakah wanita ini, hai Ibrahim?” Ibrahim menjawab, “Dia adalah saudara perempuanku.” Maksud Ibrahim adalah saudaranya seagama. Raja berkata, “Nikahkanlah dia denganku!” Ibrahim menjawab, “Dia telah berkeluarga.” Mendengar jawaban itu, Sarah diambil raja secara paksa.
Seorang perawi mengatakan, pada saat itu, Allah menghilangkan hijab dari mata Ibrahim sehingga Sarah tidak pernah luput dari penglihatannya agar hati Ibrahim akan tetap tenang ketika Sarah kembali kepadanya.
Setelah raja mendekati Sarah dan hendak meraba dengan tangannya, tangan itu jadi kaku. Raja pun bertaubat sehingga tangannya bisa digerakkan kembali. Kedua kalinya dia mengulangi tindakan serupa, dan pada saat itu yang kaku adalah tangan dan kakinya.
Kejadian tersebut terus berulang. Menurut sebuah riwayat, raja itu mengulangi kelakuan dan tobatnya hingga tujuh kali sampai dia bertobat yang sebenarnya. Semua itu terlihat oleh Ibrahim.
Allah telah menyingkap hijab dari matanya. Setelah bertobat, raja itu memanggil Ibrahim, menjamunya, memuliakannya, menyerahkan kembali istrinya serta memberinya hadiah berupa seorang hamba sahaya yang bernama Hajar yang di kemudian hari dinikahinya. ( Baca juga:Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Saat Meninggikan Baitullah )
(mhy)